Nice to meet you

622 57 21
                                    

~Flash back~

"P' apa yang kau gunakan itu??". Tanya mean menatap keleher plan.

" hmm? Apa maksud mu?". Plan terbingung.

"Kalung itu!". Tiba tiba saja mean meninggikan suaranya membuat plan terkaget.

"Mean......, apa lagi suh? Ini kan hanya kalung". Plan mulai memahami arah pembicaraan mereka.

"Kalung emas dari desaigner terkenal P'! Apa p' tau berapa harganya?".

"Apa aku tidak boleh menggunakan hadiah dari fans ku?". Tanya plan dengan ekspresi malas.

"P'!, Fans mana yang memberikan kalung seharga 1 mobil ke idolanya? Ini tidak masuk akal P' !".

"Mean..., jangan mulai lagi. Ku mohon, sebentar lagi kita akan bertemu fans kita, jangan merusak suasana hanya karena perkara hadiah dari fans". Plan memijat dahinya

"P! Apa kau lupa dua minggu lalu kau mendapat hadiah jam tangan mewah dari orang yang sampai sekarang kau tidak tau siapa? Dan Sekarang kau mendapat kalung ini?". Mean mengabaikan perkataan plan.

"Mean.......". Mohon plan lagi. Dia sungguh malas membahas topik ini.

"Apa p' ingat dulu selalu ada fans misterius yang membelikan hadiah mahal untuk mu p'? Bahkan untuk keluarga mu juga p'. Kau ingat? Jangan pura pura bodoh P', kau pasti paham dia orang yang sama! Bahkan dia selalu menggunakan kertas pembungkus yang sama!".

"Ok. Aku akui perkataan mu benar. Lalu apa? Dimana letak permasalahannya? Berikan aku alasan logis kenapa kau marah dan tidak suka aku menggunakan hadiah dari fansku".

" ........................".

Mean diam tidak bisa menjawab pertanyaan plan. Dia tidak ingin mengakui pada plan bahwa dia kembali cemburu seperti dulu.

Yah seperti yang dulu ketika mean merasa sangat cemburu pada fans misterius plan karena dia tidak bisa membelikan hadiah hadiah mahal untuk plan dan mungkin untuk keluarga plan.

Suasana hatinya semakin memburuk ketika dibeberapa acara mereka bersama plan terlihat selalu menggunakan hadiah hadiah itu dan terlihat menyukai barang barang mewah itu.

"Kau tidak bisa memberikan ku alasannya?. Mean..., apa kau cemburu pada fans ku?".

"Cemburu? Aku? Hah ..., P', apa kepala p' terbentur sesuatu tadi?. Yang ku maksud itu hanya......., hmm, hanya,... ah shit!". Mean menjambak rambutnya frustasi. Dia sunguh tidak ingin mengatakan apa yang disimpannya.

"Kau tidak bisa kan? Tentu saja kau tidak bisa, karena kau tidak rasional saat ini mean".

"Tidak rasional kata mu?!". Mean semakin memanas ketika mendengar perkataan plan yang sungguh tepat sasaran.

"Mean! Perhatikan bahasamu..,".

"Fuck! Aku tidak perduli lagi! Jangan berkata aku tidak rasional! Kau yang tidak rasional saat ini karena dibutakan barang barang mewah! Apa kau aktor hollywood? Apa kau seterkenal itu hingga pantas mendapatkan hadiah hadiah mahal itu? Jawab aku! Siapa yang tidak rasional disini?!". Ucapan mean sungguh keluar dari mulutnya begitu saja tanpa disaring terlebih dahulu.

".........................., Mean kau......, ah......, terserah kau saja lah". Ucap plan menyerah.

Plan kecewa dengan perkataan mean dan memilih mengalah pergi dari ruangan tertutup dimana dia dan mean berkelahi. Mean selalu begitu, selalu saja marah meledak ledak tanpa jelas alasannya. Plan sudah sangat paham jika dia meladeni perkataan mean saat itu maka ujung ujungnya hanya akan berakhir dengan perkelahian yang lebih besar lagi.

Wish you were here  (End)Where stories live. Discover now