Mimpi buruk

475 51 15
                                    

~Flash back~

Plan berlari sekuat tenaga seakan hari esok tidak akan tiba dan seakan malaikat pencabutnya nyawa sedang mengejarnya. Hidup dan nasibnya kini bergantung pada kekuatannya sendiri dan mungkin pada keberuntungannya malam ini.

Plan tidak tau apa yang akan menunggunya di keesokan hari jika saat ini dia menyerah dan berhenti berlari, namun dia yakin 100% dia tidak akan menyukai hal tersebut.

Sekitar 15 menit sudah plan berlari menyusuri hutan yang sangat gelap dan dingin mengandalkan dorongan dari hormon adrenalin dan kekuatan tekadnya, apapun akan dilakukannya agar bisa selamat dari cengkraman timothy.

Tidak bisa dipungkiri, saat ini plan terlalu lelah secara mental dan fisik. Bayangkan saja, plan bekerja hingga malam, berkendara jarak jauh sendirian menuju apartemen mean dan baby hanya untuk merasakan 2 kali kecewa dan patah hati, dan kini dia harus menyelamatkan nyawanya dari pria yang diyakininya jauh dari kata normal.

Berlari...
Berlari ...
Terus berlari dan merasakan beberapa kali terjatuh karena jarak pandang yang pendek dan gelap.

Luka plan terus bertambah akibat terus menerus terjatuh. Rasa sakit ditubuhnya seakan lenyap karena rasa khawatir dan takut yang berkali kali lipat lebih besar.

*BRUK*

"Ah sial!, hah.... hah....hah.....". Plan kembali terjatuh karena menginjak akar pohon yang menjulang kekar dipermukaan tanah. Kepalanya saat ini terasa sangat nyeri dan napasnya ter-engah engah karena terlalu lelah berlari. Dia akhirnya memutuskan mengistirahatkan tubuhnya sejenak dengan menyenderkan tubuh lelahnya dipohon besar.

Seluruh tubuhnya bergetar hebat dan otot otot kakinya aktif berkontraksi.

Plan melirik ke arah jam tangannya berniat memastikan waktu saat ini Karena dia merasa sudah berlari sangat  jauh, plan merasa mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk bersembunyi dan menunggu pagi datang karena dia tidak menemukan jalan keluar dari hutan ini.

"Tsk. Kenapa disaat seperti ini malah mati! Ahh...., tidak bisa melihat dengan jelas, terlalu lelah, kini tidak tau jam berapa! Lengkap sudah!". Plan mengeluh dalam bisikkan.

"Dia... tidak mungkin mengejarku kan?. Huftt ..., kenapa hari ini aku sangat sial? Nanti setelah kembali ke rumah hal yang pertama aku lakukan adalah tidur sampai puas dan makan sekenyang kenyangnya! Masalah mean dan baby........., yang pasti pada mean aku sudah memutuskan tidak ada apa apa di antara kami. Masalah pekerjaan bisa di atur, aku yakin aku bisa profesional. Dan untuk baby...., agh.....! Mungkin aku akan tetap bertanggung jawab sebagai ayah dari anak dikandungannya jika dia tidak mau mengaku siapa ayah dari anak itu. Setidaknya sampai nanti baby melahirkan dan bisa dilakukan test DNA. Jika itu memang anak ku aku akan bertanggung jawab atas masa depan dan kebahagiaannya, tapi... aku tidak akan menikahi baby. Mean atau baby, mereka sekarang sama saja dimataku. Mereka tidak menginginkan ku dan aku tidak akan membiarkan mereka kembali mempermainkan ku!".

Plan sejenak memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran kacaunya.

*sstt...., ssstt....*.

Samar samar plan mendengar suara seakan ada yang mendekat.

'Jangan jangan'.

*GULP*

Plan menelan ludahnya karena gugup. Dia tidak ingin apa yang dipikirannya terjadi. Dia mulai berdiri dari posisinya dan mulai menatap tajam ke sekelilingnya memastikan arah suara tersebut.

Plan mencoba memikirkan sesuatu dan tidak sengaja menginjak ranting kering yang cukup besar. Dia mengambil ranting itu mencoba menjadikannya senjata pelindung. Dan ah....! Plan teringat bahwa dia mengantongi korek di saku celananya!. Yah jujur saja semenjak permasalahan dengan mean plan sering diam diam merokok untuk meredahkan stress.

Wish you were here  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang