Sedikit lagi.

415 44 13
                                    

~Gun Pov~

Jantungku berdetak sangat kencang dan seluruh otot ditubuhku tidak bisa rileks. Seakan setiap sel ditubuhku setuju bahwa mereka sedang dalam posisi berbahaya dan harus bekerjasama untuk tetap fokus jika tidak ingin menghilang dari bumi ini.

Ada apa?.
Karena malaikat pencabut nyawa sedang ada didepanku.

"C.k dithailand. Katakan padanya aku memberinya waktu seminggu untuk bermain main, setelahnya aku ingin dia pulang. Jika dia tidak, aku sendiri yang akan menjemputnya".

Ini dia, seorang Vladimir yang paling ditakuti sedang memberiku perintah dengan intonasi dingin tanpa menatap wajahku sedikitpun.

"Ta...tapi, aku dan p'plan ti..... hmnn maaf. Maksudku, aku tidak tau C.K dimana". Kataku memperbaiki omongan. Aku tau dia sangat sensitif dengan nama plan.

"....................". Tanpa menjawab pria menyeramkan itu perlahan melirik ke arah ku dengan dingin.

*Gulp*

Aku menelan ludahku karena gugup dan karena terlalu takut.

"Siapa nama mu?". Dia bertanya.

'Shit! Dia bertanya namaku?!. Ei..... aku cukup terkenal dan dia tidak tau namaku siapa?'. Yah. Disaat saat mencekam aku masih bisa bergumam kesal.

"A...aku... gun". Aku menatapnya sedikit takut.

"Oh ya benar juga. Gun!".
"Well, gun kita sama sama tau kau sedang berbohong padaku saat ini". Katanya membuatku semakin gugup. Seakan akan dia bisa membaca pikiran ku.

"a....aku bersungguh sungguh. Aku tidak tau apapun". Aku tetap bersih keras.

"Aku tidak kesini untuk beradu argumen denganmu. Aku hanya ingin kau menyampaikan pesanku padanya agar kau tidak menyesal kedepannya".

Dia berdiri dan beranjak pergi dari ruangan ini.

Huft.............!, akhirnya aku bisa bernafas normal. Shit!, untung saja aku punya raph dan lily disisiku. Jika tidak aku yakin tim tidak akan segan segan melubangi kepalaku dengan pistolnya saat ini juga.

Oh ya, aku gun.
Yups benar!.
Aku adalah gun napat. Gun yang dulu dikenal oleh banyak orang sebagai seorang model. Juga gun yang kurang lebih 3 tahun lalu hengkang dari dunia hiburan dengan alasan pendidikan.

Sesungguhnya......., aku tidak pergi untuk melanjutkan pendidikanku, aku pergi..... karena aku harus.

Aku harus bergabung dengan suatu organisasi untuk menyelamatkan keluargaku dan semua pekerja diperusahaan kami. Aku tidak mungkin membiarkan mereka menyakiti keluargaku dan semua kariawan kami.

Semua bermula dari ketika aku masih sangat kecil, ayahku pernah melakukan kerjasama bisnis dengan salah satu temannya. Mereka melakukan pinjaman uang cukup besar pada organisasi ini. Sayangnya, kerja sama mereka pecah dan mereka mulai menjalani bisnisnya masing masing. Porsi pinjaman uang ayahku sudah lunas 2 tahun setelah bisnisnya berkembang. Tapi sayangnya, bisnis teman ayahku tidak berkembang dengan baik dan hingga akhirnya mereka tidak mampu membayar hutang.

Mereka kabur.

Sial untuk ayahku, sisa hutang pokok dan bunganya dibebankan kepada ayahku oleh organisasi gelap itu. Singkat cerita, jika ayahku membayar hutang itu maka perusahaan ayahku akan bangkrut dan semua kariawan ayah harus dipecat tanpa pesangon.

Awalnya ayahku berfikir ini yang terbaik karena ayahku tidak ingin bermasalah dengan organisasi itu. Yah, mereka sangat berbahaya. Hingga suatu ketika entah kenapa, mereka berubah pikiran dan meminta aku untuk bekerja dengan mereka sebagai ganti seluruh hutang yang dibebakan kepada ayahku. Meskipun ayahku menolak keras, tapi aku tidak punya pilihan lain dan secara sepihak tanpa diketahui ayah menerima tawaran mereka. Dan.... yah. Ketika aku bergabung dengan mereka, aku baru sadar mereka berniat menjualku kepada salah satu pengusaha kaya raya. Saat itu aku sangat depresi dan ketakutan. Aku sungguh bersediah bekerja jadi apapun tapi tidak jadi pelacur.

Wish you were here  (End)Where stories live. Discover now