Melihat Sifat

6.2K 252 60
                                    

Mengetahui sifat manusia, membuatku mampu mengimbangi setiap lawan bicara untuk menghindari perdebatan yang mungkin terjadi.

     Aku masih berkutat dengan ponsel ditanganku. Malam itu sekitar pukul sepuluh. Tak ada sedikitpun suara warga sekitar. Hanya sekelebat bayang-bayang yang terus berlalu lalang.

     Dua sosok datang menghampiriku. Mereka berdiri di samping kanan kiriku. Aku menengok, mereka adalah Mbok Ningrum dan Patih Yudha.

“Mbok, Patih..” sapaku pada mereka.

    Mereka tersenyum.

“Kalian datang ? Ada apa ?” aku sama sekali tak tau maksud kedatangan mereka.

“Ndoro, mulai sekarang kami akan menjadi penjagamu. Kami akan selalu ada disisimu” jelas mbok Ningrum.

“Penjaga ? Tapi Mayangsari sudah menjagaku”

“Nyai Mayangsari memang masih menjagamu, tapi dia tidak mudah dilihat. Dan sekarang kami juga akan menjagamu” ujar patih Yudha.

“Hem ya sudah, jika kalian meminta aku izinkan”

“Terima kasih, izinkan kami memberikan ini padamu Ndoro..” ucap mbok Ningrum seraya menempelkan sesuatu dikeningku.

     Aku tidak tau apa yang mbok Ningrum berikan padaku. Bentuknya seperti batu kecil namun tembus pandang. Mbok Ningrum menempelkan batu itu dikeningku dan setelah itu, aku tidak melihatnya lagi.

     Malam itu aku menghabiskan waktu untuk berbagi cerita bersama mereka. Hingga aku tertidur.

     Fajar telah tiba. Entah apa yang aku rasakan. Ada yang aneh dengan diriku. Tapi aku tidak bisa menjelaskannya. Aku berpapasan dengan mama. Aku melihat sesuatu yang keluar dari mama, apa itu ? Aku tidak bisa mendetailkannya. Aku mencoba keluar rumah dan bertemu dengan banyak orang. Aku benar-benar melihat semua orang berbeda. Mereka memancarkan pantulan yang membuat visionku aktif. Yah, entah mengapa setiap aku melihat dan bertemu dengan seseorang, aku tau wataknya. Sampai saat itu ada seseorang yang bertanya padaku. Seketika vision tentang orang tersebut dapat kutangkap. Aku melihat bahwa dia mudah marah dan tersinggung.

     Aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Ada apa ini ? Kenapa aku ?

“Ndoro, itulah sifat-sifat manusia. Kau bisa melihat sifat mereka. Sehingga kau bisa mengimbangi setiap perkataan mereka.. Gunakan kelebihan ini untuk kebaikan Ndoro..” jelas patih Yudha.

     Apa ? Aku melihat sifat manusia ? Sebanyak itukah ? Sanggupkah aku ?
Tuhan, kenapa harus aku yang menerima ini ?

     Sejak saat itu, aku menjadi sangat pendiam. Aku takut jika setiap ucapanku salah terhadap lawan bicaraku. Kalian taukan, begitu banyak sifat manusia yang harus dipahami. Jika salah kata sedikitpun, perdebatanlah yang akan terjadi.

Butuh waktu bagiku untuk beradaptasi dengan sifat-sifat itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INDIGOWhere stories live. Discover now