track 11 : little wolf

5.5K 710 42
                                    

Matahari mulai muncul diantara kabut yang menyelubungi bumi. Burung-burung mulai keluar dari sarangnya dan berkicau ramai. Udara sekitar menghangat diiringi dengan suasana yang menjadi lebih bersahabat.

Cuaca kemungkinan akan menjadi cerah hari ini. Begitu pikir Seokjin. Ya sekarang waktunya, Seokjin menyisir rapi rambutnya kemudian berlari keluar kamar dan langsung mengenakan sepatu berwarna coklat yang dibelikan ibunya tempo hari.

Dengan penuh semangat, Seokjin berlari menuju ke taman bermain dekat rumahnya. Biasanya Seokjin sibuk sekali dengan bermacam kegiatan kursus yang didaftarkan oleh orang tuanya. Mulai dari bernyanyi, menggambar, dan berenang hingga beladiri. Kegiatan itu cukup menyita waktu dan tenaganya. Seokjin tak pernah bermain dengan teman sekitar rumahnya.

Minggu lalu, Seokjin memenangkan perlombaan bernyanyi dan ayahnya bersedia mengabulkan apapun keinginan Seokjin. Tanpa perlu dipikir ulang, Seokjin langsung berucap dengan semangatnya.

“Ayah, liburkan aku dari semua kursus,selama 3 hari,  aku ingin bermain dengan anak-anak di dekat rumah” .

Mendengar keinginan polos Seokjin, ayah dan ibunya langsung tertawa terbahak. Seokjin kesal sekali, itu tidak lucu dan Seokjin tidak sedang melemparkan teka-teki lucu seperti biasanya.

Mata Seokjin berbinar melihat sekumpulan anak-anak yang kelihatan sebaya dengannya tengah berlari berdatangan ke taman sama sepertinya. Seokjin mempercepat langkah kakinya dan menghampiri anak-anak itu. Ia memamerkan senyum manisnya.

“Hai!” seru Seokjin.

Gerombolan anak itu menoleh dan menatapnya.

“Boleh aku bergabung?” tanya Seokjin.

Anak-anak itu mengangguk serempak. “Tentu saja”

Sesuai harapan Seokjin. Anak-anak di sekitar rumahnya mau menerimanya bergabung sekalipun Seokjin belum pernah datang ke taman itu.

“Namaku Seokjin!”

“Seokjin manis!” seru salah satu anak dengan kaus berwarna hijau.

Yang lain nampak antusias. “Pipi Seokjin seperti tomat”

“Ya, Seokjin mirip boneka!”

Sedangkan Seokjin kecil tertegun dengan ucapan anak-anak itu.



“Bagaimana bermainnya hari ini, sayang?” tanya ibu Seokjin sembari mengusap kepala anaknya yang tengah bergelung dalam selimut bulu kecilnya di sofa depan televisi. Wanita itu baru saja kembali ke rumah setelah pergi bersama dengan ayah Seokjin untuk urusan bisnis. Bahkan ia masih mengenakan pakaian formal.

Seokjin mendongak menatap mata ibunya.

“Mereka bilang aku manis” ucap Seokjin lirih. “Anak-anak itu mencubiti pipiku, Bu!”

Tangan kecil Seokjin bergerak melepaskan selimutnya dan menampakkan wajahnya pada sang ibu. “Sakit...”

Ibunya tersenyum kemudian mengangkat tubuh kecil Seokjin ke pangkuannya. Tangan wanita itu membelai lembut pipi anaknya yang masih bersungut kesal.

“Kamu diam saja saat mereka mencubit pipimu?”

“Mereka banyak sekali, Bu!” seru Seokjin. “Aku sudah bilang tapi mereka tidak peduli dan terus mencubit pipiku”

“Huh? Bukankah kamu bisa beladiri, sayang?”

Seokjin membulatkan matanya. “Tidak! Pelatih bilang aku hanya boleh menggunakannya saat ada orang jahat, Bu” jelas Seokjin. “Mereka bukan orang jahat, jadi aku tidak boleh memukul mereka!”

Burn The Soul [NamJin]Where stories live. Discover now