track 15 : with you

5.6K 690 104
                                    

Dibesarkan sebagai anak tunggal dari keluarga berada dengan segala aturan kedisiplinan yang mengikat, benar-benar membuat Namjoon tidak punya pengalaman membolos. Seperti saat ini, sudah beberapa hari Namjoon bekerja lebih banyak dari biasanya. Baginya lembur sudah biasa tetapi tidak pernah sebanyak ini.

Cukup lama ia tidak ke kantor. Begitu Namjoon memutuskan pergi dari rumah karena bertengkar dengan Seokjin, pikirannya sangat kacau sehingga tidak berniat untuk ke kantor. Kemudian ditambah menuntaskan rutnya. Benar-benar liburan panjang.

Kontrak kerjasamanya dengan Jimin terpaksa harus Namjoon urus sendiri saat ini. Mengingat temannya itu sudah mulai sibuk mempersiapkan pernikahannya dan mengurus bayi, mana Namjoon tega.

Yang membuat terasa berat adalah karena Namjoon beberapa hari belakangan tidak hadir sendiri dalam rapat sehingga membuatnya harus kerja ekstra bersama dengan tugasnya yang tertunda.

"Namjoon!" panggil sebuah suara yang membuat Namjoon terpaksa mendongak mengalihkan pandangannya dari layar komputernya.

Namjoon terdiam dan mengernyit. Semenjak sering mendekam di kantor, rasa rindunya pada Seokjin seolah terus bertambah. Mereka menjadi jarang berinteraksi karena Namjoon selalu mengerjakan tugasnya hingga malam dan berakhir tidur di ruang istirahat pribadinya di kantor. Itu membuat keduanya menjadi sedikit canggung.

Entah kenapa matanya mungkin terasa sangat lelah saat ini hingga Namjoon rasa ia bisa melihat Omeganya tengah berdiri tepat di depan meja kerjanya.

"Namjoon?" panggil Seokjin sedikit kebingungan melihat Alphanya yang malah menatapnya dengan pandangan kosong.

"Uh ya Tuan Choi, apa ada berkas lain?" tanya Namjoon sedikit gelapan.

Seokjin mendengus kesal dan memajukan tubuhnya sehingga wajahnya berada sangat dekat dengan wajah Namjoon. Sedangkan Namjoon justru menatapnya sembari mengerjap bingung.

"Seokjin?" tanyanya pelan. "Ini benar Seokjin?"

"Menurutmu?" jawab Seokjin kesal. Ia menatap tajam pada Namjoon kemudian berbalik hendak berlalu meninggalkan sang Alpha hingga lengannya tiba-tiba ditarik dengan kuat dan tubuhnya sudah dalam dekapan Namjoon.

Seokjin tersenyum kecil, membiarkan Namjoon memeluk tubuhnya. Berusaha memberikan ketenangan pada sang Alpha, Seokjin mengusap-usap punggung lebar itu dengan tangan kirinya.

"Aku merindukanmu" bisik Namjoon.

Seokjin mengangguk simpul. "Pulanglah. Aku selalu menunggumu"

Namjoon mengigit bibirnya. Merasa bersalah terlalu sibuk hingga melupakan Seokjin. Tangannya yang melingkar di pinggul Seokjin ia eratkan dan semakin menarik tubuh sang Omega merapat. Menikmati detak jantung dan hembusan napas pasangannya sembari menghirup dalam aroma manis yang benar-benar menjadi kesukaannya.

Adegan peluk-pelukan melepas rindu itu kemudian dihentikan Seokjin ketika sekelebat ingatan tentang tujuannya datang kemari melintas di benaknya.

"Aku membawakanmu makan siang" ujar Seokjin mengangkat kotak bekal yang ia bawa agak tinggi agar Namjoon dapat melihatnya.

Namjoon tersenyum mendapati perhatian Seokjin padanya. "Manis, kau tidak perlu serepot ini"

"Aku lebih memilih repot daripada kau terus-terusan melewatkan makan siang" gerutu Seokjin sembari menata kotak bekal itu di meja depan sofa.

Namjoon mengusap tengkuknya canggung. Darimana Seokjin tahu jika ia melewatkan makan siangnya belakangan ini. Namjoon hanya melakukan telepon untuk pamit tidak pulang.

"Aku punya nomor ponsel sekretarismu" jawab Seokjin seolah tahu apa yang sedang Namjoon pikirkan. "Tuan Choi bilang kau hanya minum kopi di pagi hari dan makan roti saat malam"

Burn The Soul [NamJin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora