Part 2

30.8K 4.5K 469
                                    

RASA pening yang mendera kepala berhasil membuat Taeyong meringis. Kedua kelopak matanya terbuka; menatap ke sekeliling, ia menghela nafas lega saat mengetahui bahwa kini ia berada di markas. Hidung Taeyong mengkerut ketika merasakan aroma alkohol yang menyengat. Oh damn, ingatkan Taeyong untuk tidak pernah menyentuh minuman sialan itu lagi.

"You're up," Ten keluar dari dalam kamar mandi dan membuka gorden kamar; menyebabkan cahaya matahari masuk ke dalam, berhasil membuat Taeyong menggeram. "Kau mabuk semalam, hampir memperkosa seseorang."

"Kau serius?!"

Ten menatap Taeyong tepat pada wajah dan mengangguk. "Kau hampir memperkosanya, atau dia yang hampir memperkosamu? Yang jelas kau sudah berlutut tepat di selangkangan lelaki itu."

Kedua bola mata Taeyong melebar, ia menenggelamkan wajah pada bantal dan berteriak. Demi Tuhan Taeyong tidak mengingat apa yang terjadi semalam, kepalanya terasa begitu pusing. Apa saja yang ia lakukan? Tugasnya adalah untuk menangkap Siwon; namun ia malah melakukan hal bodoh.

"Tapi itu bukan masalah besar, untung aku datang tepat waktu. Si kembar Choi sudah di tangani oleh Bos, jadi kita memiliki waktu hari ini untuk bersantai. Besok ada tugas baru." Ten membaringkan tubuh di atas kasur dan memejamkan mata.

Karena tugas tadi malam, Ten hanya mendapatkan waktu tidur selama dua jam. Ia bekerja dengan sangat keras, Adik dari Choi Siwon lumayan susah untuk di taklukan. Untung saja Ten memiliki jurus pamungkas yang bisa membuat semua lelaki berhidung belang mengikuti kemauannya.

Hari ini keduanya tidak memiliki tugas apapun. Tapi besok, ada sesuatu yang harus mereka kerjakan. Menyelinap ke dalam Organisasi bawah tanah untuk menangkap beberapa tikus yang bekerja di bawah pimpinan keluarga Kim. Belum ada polisi yang bisa menangkap, jadi mereka yang mengambil tugas ini.

Taeyong memejamkan kedua mata dan memeluk guling. Berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam. Keningnya mengkerut; ia mengingat seorang laki-laki yang datang untuk membantu dan mereka berciuman. Mata Taeyong terbuka, ia mengusap bibir dan memasang raut wajah jijik.

Berciuman? The fuck! Taeyong bahkan tidak mau melakukan hal itu. Semua ini pasti karena alkohol yang ia konsumsi.

"Kau tahu siapa yang semalam bersamaku?" tanya Taeyong pada Ten; mereka berdua bersitatap.

"Tidak, wajahnya terlihat asing. Tapi lelaki itu sungguh sangat tampan! Jika kau tidak keberatan di sentuh, maka aku akan membiarkan kalian menghabiskan malam panas bersamㅡAWW!" Ten mengaduh kesakitan ketika Taeyong melempar ponsel pada kepalanya.

"Fuck you!"

"Kau harus berterimakasih padaku! Bukan melemparku!" seru Ten kesal, ia mengusap kepala yang baru saja terkena lemparan.

Sungguh, bila Taeyong tidak keberatan menghabiskan malam dengan laki-laki lain, maka Ten tidak akan membantu. Tapi sayangnya Taeyong tidak menyukai hal tersebut, bahkan seumur hidupnyaㅡTaeyong belum pernah melakukan seks.

Semua yang Taeyong lakukan; menggoda dan berciuman adalah demi pekerjaan yang sudah ia tekuni selama lima tahun terakhir. Taeyong tidak akan sudi membiarkan laki-laki asing menyentuh tubuhnya bila bukan karena pekerjaan.

"Memang apa yang kau minum semalam?" tanya Ten penasaran. Ia tahu jelas jika Taeyong bukan seseorang yang senang meminum alkohol.

"Cocktail?"

"The fuck? Why you didn't order something else? Maybe beer?"

"Aku hanya memesan apa yang sering kau pesan."

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang