Part 20

27.3K 2.7K 816
                                    

TAEYONG mengikuti langkah kaki Jaehyun, masuk ke lorong ruangan bahwa tanah untuk mengambil senjata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TAEYONG mengikuti langkah kaki Jaehyun, masuk ke lorong ruangan bahwa tanah untuk mengambil senjata. Ia menghitung di setiap detik, Taeyong sadar bahwa mungkin bom yang di tanam di organisasi tersebut sudah dalam mode aktif, hanya perlu menunggu kapan bom tersebut akan meledak. Ia tidak membawa ponsel dan tidak bisa menghubungi Johnny.

"Bawa ini, dan ini." Jaehyun memberikan revolver serta shotgun pada Taeyong; untuk berjaga-jaga bila mereka harus melawan banyak musuh nantinya.

"Cepat Jaehyun!" seru Taeyong tidak sabaran, "bagaimana bila dalang di balik semua ini sudah pergi?!"

Jaehyun mengangguk paham lalu mengambil apa yang ia butuhkan di dalam sana dan mengajak Taeyong untuk kembali ke lantai atas. Mereka bertemu dengan orang-orang yang sedang mengurus jasad Chanyeol, sebagian dari mereka hanya terdiam, masih terlalu terkejut mengetahui fakta bahwa pemimpin organisasi Phoenix sudah tidak bernyawa.

Baekhyun tidak beranjak dari sisi Chanyeol, lelaki bermarga Byun itu terus berada di samping Chanyeol seraya menangis, masih tidak terima bahwa kekasihnya sudah pergi. Sudah Baekhyun katakan, meskipun Chanyeol sangat menyebalkan, ia masih sangat mencintai lelaki tinggi itu.

Taeyong berlari di belakang Jaehyun menelusuri lorong organisasi. Bila waktunya tepat, maka ia bisa menyelamatkan diri, Taeyong yakin tidak banyak waktu yang tersisa, Johnny pasti mengatur waktu yang sempit di bom tersebut. Setiap langkah di dalam organisasi adalah resiko, Taeyong merasa bahwa jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

Jaehyun berhenti melangkah, ia mengeluarkan ponsel dari dalam celana dan mengangkat panggilan dari Jeno. Sebelumnya Jaehyun sudah menyuruh Jeno mencari tahu tentang gedung kosong yang terletak tidak jauh dari gedung organisasi.

"Tidak ada cctv di dalam gedung terbengkalai Hyung, aku tidak berhasil menemukan siapa yang menembak Park Chanyeol. Hasilnya nihil."

"Bagaimana dengan cctv di sekitar tempat itu?"

"Tidak ada apapun," gumam Jeno frustrasi dari seberang sana. "Tidak ada seseorang yang tertangkap cctv."

Jaehyun menghela napas panjang. "Baiklah, terimakasih." setelah itu ia mematikan sambungan telepon dan menatap ke arah Taeyong yang terlihat gelisah, "ada apa?"

Taeyong menggeleng pelan. "Ayo." kali ini ia yang memimpin, berjalan cepat di depan Jaehyun.

Sebagai Bos yang memimpin Black Dragon, tentu saja Taeyong tidak mau kehilangan nyawa. Ia masih memiliki kewajiban untuk di lakukan, salah satunya memperluas koneksi serta mengungkapkan fakta bahwa organisasi yang selama ini di jalankan oleh Chanyeol ternyata memiliki banyak kebusukan. Itu sangat ingin Taeyong lakukan, ia harus membersihkan nama Ayah dan Ibunya yang mendapatkan fitnah.

Dahulu, meskipun Black Dragon adalah kelompok mafia Ayahnya tidak pernah melukai seseorang yang tidak bersalah, bahkan Ayah Taeyong berteman dengan banyak polisi dan tak jarang membantu polisi menemukan pelaku kejahatan.

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang