Part 3

27.7K 4.3K 407
                                    

TAEYONG membenarkan letak topi berwarna hitam yang terpasang di kepala. Iris hitamnya melirik ke arah Ten yang berada di hadapannya; lelaki mungil itu mengenggam satu buah Riffeㅡhandgun. Keduanya sudah sampai di tempat tujuan, dimana mereka akan menangkap anak buah keluarga Kim yang sudah melakukan kejahatan yang sangat fatal.

Tubuh Taeyong dan Ten di balut seragam ketat berwarna hitam yang memudahkan mereka bergerak lebih gesit. Tas kecil berisi peluru terpasang di pinggang kiri keduanya. Taeyong serta Ten membawa dua handgun; untuk berjaga-jaga bila banyak penjaga di dalam.

"Come on," gumam Taeyong seraya menggerakan jari; menyuruh Ten untuk masuk ke dalam tempat yang terlihat cukup sepi.

Letaknya di bawah tanah. Mereka berdua memiliki akses untuk ke sana karena identitas palsu yang sudah di siapkan oleh Johnny sebelumnya. Tempat tersebut berada di bawah club yang cukup terkenal di Seoul; tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Kebanyakan adalah orang yang ingin membeli barang illegal. Termasuk budak atau organ dalam manusia.

Ten mengangguk dan mulai bergerak, ia melangkah dengan gesit tapi tidak menimbulkan suara apapun. Tempat tersebut jauh lebih luas dari yang mereka pikir, ada beberapa lorong yang mengarah ke ruangan lain. Cukup membuat keduanya kebingungan.

"Kau sudah memasang silencer di senjatamu?" tanya Ten seraya menoleh ke belakang; menatap Taeyong yang mengangguk dan menunjukkan silencer yang terpasang di ujung handgun.

Silencer tentu di perlukan untuk meredam suara peluru. Mereka berdua tidak bisa bertindak gegabah. Ada banyak penjaga yang kemungkinan berjaga di sana.

Suara teriakan yang teredam berhasil membuat Taeyong dan Ten memasang posisi siaga. Mereka melemparkan tatapan satu sama lain sebelum berpencar. Ten masuk ke lorong kiri, dan Taeyong mengambil bagian kanan. Tugas mereka harus cepat selesai, waktu yang tersisa tidak banyak.

Taeyong mengarahkan senjata nya pada seorang lelaki yang sedang membelakanginya; menembak lelaki bertubuh besar itu tepat di kepala. Ia muncul tanpa suara apapun. Lelaki bertubuh besar tersebut jatuh di lantai dengan lubang di kepala yang kini mengeluarkan banyak darah.

Kening Taeyong berkerut saat melihat seorang lelaki tinggi yang sedang menghabisi beberapa penjaga di sebuah ruangan. Ia tersentak ketika lelaki tinggi itu mengarahkan senjata ke arahnya.

"Oh, kutebak, Johnny's Angel?" ujar lelaki tinggi itu dengan senyum lebar di wajah; ia menembak satu penjaga yang belum mati tepat di kepala tanpa menoleh, iris hitamnya fokus ke arah Taeyong.

"Ya."

"Tidak perlu takut. I'm Chanyeol's Phoenix, Lucas dan kita bersaing di dalam misi ini. So, good luck!" setelah mengatakan itu Lucas berlari keluar dari ruangan dengan langkah yang begitu gesit, berhasil membuat Taeyong mengumpat.

Ternyata benar apa yang di katakan oleh Johnny. Chanyeol; sepupu tiri Johnny juga mengirim beberapa orang untuk menyusup ke markas bawah tanah ini. Tentunya Taeyong tidak bisa kalah begitu saja, ia harus menangkap orang yang di maksudㅡatau membunuhnya.

Dengan cepat Taeyong berlari; mengikuti lelaki tinggi bernama Lucas yang sudah tidak terlihat. Beberapa penjaga berpakaian hitam terlihat di lorong yang Taeyong lewati; mereka semua mati dan Taeyong bisa menebak bahwa itu ulah Lucas.

"Fuck!"

Tidak bisa. Taeyong tidak bisa mengambil jalur yang sama dengan Lucas. Ia berhenti di antara dua lorong di hadapannya; Taeyong mengambil kiri dan menyeringai ketika melihat beberapa penjaga yang menyadari keberadaannya.

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang