2. Human Error Issue - Anak Baru Terlalu Berani

29.1K 433 16
                                    

Setelah semalaman gue habiskan dengan stalking semua hal yang menyangkut nama Alvin Adinata, pagi ini gue setengah 8 pas sudah nongky dengan santainya di pantry kantor. Luar biasa sekali, gue yang harusnya setengah 8 ini baru saja selesai mandi, sekarang malah udah minum coklat panas sambil scrolling Twitter, membaca issue KKN Di Desa Penari. Lagian ngapain having sex di hutan sih, emang lo lagi casting Tarzan Porn, atau Koala Porn, Jerapah Porn, eh btw jerapan kalau lagi nganu gimana, ya secara tinggi banget gitu mereka. Nanti gue harus lihat di Youtube. Super sekali ya anak baru ini. Bukannya research tentang kerjaan malah mau nonton jerapah lagi anu di Youtube. Ini gue nggak menemukan padanan kata "nganu" yang lebih baik. Jadi yaudah skip aja adegan jerapahnya.

Aduh kenapa lagi sih otak gue ini pagi pagi udah kotor aja....

Dan jeng..jeng..jeng. Begitu jam 8 lebih gue balik keruangan IT lewat pintu samping yang disebelah mejanya BTI, Alvin sudah ada disana, di depan laptopnya. Dengan earphone yang dipasang sebelah dan salah satu tanganya menopang dagu, bersandar di kursi sambil mainin ponsel. Pemandangan indah.

Hari ini dia casual sekali dengan setelan kemeja merah yang kancing atasnya terbuka satu, rambut yang basah mungkin habis keramas atau pomade dan sial, bibirnya hari ini merekah merona. Sesekali ia meletakkan jari telunjuk diantara bibirnya yang basah. Dan gue susah payah menahan diri untuk tidak langsung menuju mejanya dan menyapukan lidah gue ke seluruh rongga mulutnya.

Holy shit, baru jam 8 pagi dan otak gue udah kotor banget. bentar lagi gue mau minta diruqyah sama Dimas.

Gue harus bisa mengalihkan pandangan dari meja sebelah kalau gue mau fokus kerja. Oke jadi mendingan gue jelasin aja kali ya kerjaan gue ini sebenernya ngapain. Ngapain cewek masuk ke divisi IT kalo nggak mau nyari cowok. Oke salah skip aja. 

Gue adalah programmer yang lagi di assign untuk project ERM kantor. Dalam team gue isinya manusia yang sejauh ini menyenangkan dan sedikit gila. Dan sepertinya gue merasa cocok-cocok ajasih.

"April ?"

"Wwuuttt ? "

Radit lagi noel-noel lengan gue supaya nengok ke doi. 

"Lo tau nggak, kalau devextreme itu nggak bisa di custom."

"tau sih..." tandas gue

"mau gak mau plugin ini harus bisa tetep bisa. Kalau nggak bisa di custom terus gimana bisa tau ID textfield nya." sambung gue.

Radit bergumam sebentar, gue yakin percakapan kayak gini cuma gue sama Radit aja yang paham. Cikal bakal ERM adalah dari kita berdua. Pokonya ya Dit, nanti kita bakalan remuk redam bareng-bareng.

"Itu masalahnya, kayaknya kita perlu ganti plugin ini biar nggak stuck disini terus." tandasnya.

"Nanti gue coba ngobrol sama Pak Farhan ya" gue berusaha yakinin si Radit kalau ini masalah bisa diselesaikan nggak perlu sampe kena gejala panic attack. Everybody deserve to be calm down,

Setelah saling curhat masalah masing-masing yang lumayan lama sekitar setengah jam lebih, akhirnya Radit kembali dengan dunianya. Mendengarkan radio dibalik earphone. Jangan kaget kalian semua, iya. Sepanjang bekerja dia akan ngoding sambil mendengarkan radio. Dan jangan salahin gue, karena gue sudah susah payah menjelaskan padanya ada platform bernama Youtube music dan Spotify dengan fungsi yang jelas dan rinci.

Sebagai satu-satunya perempuan dalam team. Gue harus memastikan partner kerja gue ini hidupnya nggak polos-polos amat. Gue bahkan rela install sekaligus daftarkan akun Spotify buat dia di laptopnya.  Gue pernah seharian menjelma jadi sales girl Spotify untuk memberikan tutorial menggunakan platform music tersebut. Seharusnya Spotify bangga sama gue dan kasih gue premium 1 tahun.

Love IssueWhere stories live. Discover now