Chapter Satu | Sepasang Orang Asing

5.8K 433 32
                                    

-Special Song by K.Will - Love Is Punishment (Ost Brilliant Legacy)-

🖤🖤🖤

Kim Myungsoo mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras. Berusaha untuk menahan emosinya ketika melihat dua wanita beda ras dan generasi itu saling melempar senyum dan berpelukan.

Netra indah dari wanita yang lebih muda itu terlihat menatap Myungsoo dengan penuh permohonan maaf meski senyumnya tidak luntur dan masih memeluk wanita berumur yang menjadi ibu dari Kim Myungsoo.

"Saya ke belakang dulu, abeoji," ucap Myungsoo sembari menunduk hormat pada sang ayah yang duduk di salah satu sofa kemudian melongos pergi.

"Eh, Kim Myungsoo.. Kau harus mengajak calon istrimu.." ujar Kim Seokbin namun Myungsoo tampak menghiraukannya dan terus berjalan keluar. "Aihss, anak itu.." decak Seokbin.

"Abeoji, tidak apa-apa. Aku akan menyusul Myungsoo oppa lebih dulu," sahut Suzy sembari memasang senyum tipisnya setelah tadi melepaskan pelukannya dari Sung Ryung.

Sung Ryung menatap bersalah pada Suzy seraya mengelus lengan wanita yang akan menjadi menantunya. "Suzy.." panggilnya pelan.

Suzy menoleh pada Sung Ryung dengan tatapan meneduhkannya. "Ye, eomeoni."

Sung Ryung menarik napas lalu menghembuskannya pelan. "Eomeoni tahu, wasiat dari orang tuamu ini membuatmu keberatan dan akhirnya memiliki hubungan yang tidak baik dengan Myungsoo, tapi eomeoni berharap kau bertahan untuk dia."

Suzy mengatupkan bibirnya rapat, hanya menganggukkan kepalanya pelan, dan berusaha tetap menyampirkan senyumannya.

Apa yang bisa ia lakukan untuk melawan kehendak dari orang yang telah meninggal dan dua orang yang bersedia menampungnya? Tidak ada.

Suzy tidak akan pernah bisa lari dari takdir mengenaskan ini sekalipun ia kabur dan mengatakan ia tidak ingin. Karena ini seperti kutukan untuknya dengan label yang telah melekat dalam dirinya setelah dipersuntingkan oleh Kim Myungsoo.

Wanita perusak kebahagiaan orang lain.

🖤🖤🖤

Seorang pria berumur dengan tongkat yang dipegangnya sebagai bantuan untuk berdiri dihadapan dua makam, menatap dua bunga tulip penuh kekosongan.

Keheningan yang ia ciptakan selama puluhan menit masih bertahan, membiarkan angin ribut bercengkerama ria dan berhembus sesuka hati.

Satu tarikan nafas dari pria itu akhirnya terdengar. Kepalanya tertoleh ke samping, melirik pengawalnya yang sejak tadi menemani dirinya. "Salju pertama sebentar lagi datang tapi suasana rumah sudah berubah. Cucuku mungkin tidak akan menikmati natal tahun ini," kata Bae Il Sook.

Pengawal pria itu tidak membalas atau menyahuti perkataan Il Sook selain tatapannya yang lurus menatap dua makam dihadapan Il Sook.

Il Sook kembali memandang dua makam dihadapannya. "Lihat. Putra dan menantuku lebih dulu bertemu istriku di sana. Meninggalkan aku yang sebatang kara karena Suzy sudah menjadi milik orang lain."

"Presdir tidak sendiri, saya tetap bersama anda. Suzy ahgassi sudah memerintahkan saya untuk menjaga anda selama ahgassi tidak berada di rumah."

Il Sook tergelak lalu menggelengkan kepalanya pelan. Tidak tahu harus mengatakan apa. Ia terlalu mengasihani nasib cucunya sekarang. Tidak pernah menyangka bahwa orang tua Suzy memintanya untuk menikahkan Suzy dengan anak dari sahabat mereka. "Uri Suzy yang malang," lirihnya.

🖤🖤🖤

"Myungsoo oppa! Jebal!"

Langkah Myungsoo langsung terhenti ketika Suzy menahan tangannya untuk tidak beranjak lagi. Ia menampik tangan Suzy kasar dan menatap dingin wanita itu.

Tidak perlu menyembunyikan rasa bencinya kepada Suzy karena wanita itu sudah tahu sekalipun ia tidak memperlihatkannya.

"Aku minta maaf jika kehadiranku merusak kebahagiaanmu dengan Go Ha Ra, pernikahan ini bukan kehendakku."

Myungsoo mendengus senyum sinisnya. "Kau tahu itu, tapi kenapa kau tidak menolak padahal kau punya kesempatan untuk itu. Bae Suzy-ssi, kita adalah sepasang orang asing, kita memiliki mimpi masing-masing, tidakkah seharusnya kau pikirkan itu daripada mengatakan 'iya' dan menganggukkan kepala dihadapan orang tuaku."

"Aku.." Suzy menelan kembali kalimatnya, mengepalkan kedua tangannya dan berusaha menahan tangis dan rasa sesak dihatinya.

Kim Myungsoo menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar. Ia memejamkan kedua matanya untuk tidak meluapkan emosinya. Meskipun ia kesal dan begitu marah, tidak mungkin ia harus meledak dihadapan wanita asing yang dijodohkan dengannya. Myungsoo tahu bahwa wanita itu tidak punya pilihan tapi tidak seharusnya juga mengiyakan perjodohan konyol seperti ini.

"Mianhe.."

Satu kata itu membuat atensi Myungsoo terarah pada Suzy. Mengetatkan rahangnya dan berlalu pergi begitu saja tanpa mau mengeluarkan suara. Myungsoo tidak menginginkan perjodohan ini dan ia juga tidak ingin melukai wanita itu.

Bukan karena ia lemah, tapi tidak ada gunanya juga terus melakukan hal bodoh seperti melukai wanita itu. Jika perjodohan itu tidak menemui akhirnya, Myungsoo tidak akan pernah mau menoleh setitikpun inci pada tubuh wanita itu. Ia tidak akan sudi.

Suzy akhirnya terduduk lemas setelah Myungsoo meninggalkannya. Pandangannya terarah pada jejak pijakan Myungsoo lalu tersenyum lirih. "Sepasang orang asing? Mungkin aku yang terlalu bodoh karena mengharapkan kepedulian dari orang asing sepertimu."

Kakeknya menolak dirinya, bahkan untuk menjumpai atau sekadar menjenguk pria tua itu, tidak ada lagi keberanian. Setelah orang tuanya meninggal karena kecelakaan tragis, hubungan antara sang kakek dengan dirinya sudah merenggang. Apalagi mengetahui fakta bahwa dirinya akan dipersuntingkan dengan anak dari sahabat orang tuanya membuat kakeknya semakin geram dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Suzy berpikir, tidak ada yang menyayanginya seperti orang-orang yang ada di masa lalunya.

"Kau puas?"

Kepala Suzy langsung mendongak, menatap seorang wanita yang berdiri dihadapannya dengan wajah dinginnya.

Suzy langsung bangkit dari simpuhnya dan mundur selangkah dari wanita itu. Ia mengenalnya meskipun hanya tanpa sengaja.

Go Ha Ra menyunggingkan senyum sinisnya, menilai penampilan Suzy dari atas sampai kebawah lalu kembali menatap wajah lusuh Suzy. "Aku penasaran siapa wanita yang dengan beraninya merusak hubunganku dengan Myungsoo bahkan calon mertuaku pun tidak berkutik dan menolakku menjadi menantu mereka."

Go Ha Ra mendekati Suzy dan langsung mencengkeram dagu wanita itu dengan kasar hingga membuat Suzy memekik pelan. "Kau pikir kau siapa, hah? Berani merebut Myungsoo oppa dariku. Dasar wanita tidak tahu malu!" hardik Ha Ra.

Suzy meringis ketika cengkeraman tangan Ha Ra di dagunya semakin erat dan begitu menyakitkan, bahkan ia hampir mengeluarkan air mata saat tangan wanita itu menampik begitu kasar wajahnya. Sedang ia hanya bisa menahan tangisnya dan berusaha untuk tetap tegar.

"Masih berani menatapku, hah?! Wanita sialan! Tidak tahu malu! Dasar wanita pembawa sial!" Ha Ra memberikan pukulan dan tamparan pada Suzy hingga membabi buta.

Suzy berusaha memberontak dan menghindar, namun serangan yang dilakukan wanita itu benar-benar tidak bisa dihindarinya. "Kumohon, hentikan... Sakit.." isaknya seraya melindungi kepala dan wajahnya dari tamparan dan pukulan dari Ha Ra yang begitu menyakitkan.

"Mati saja kau, wanita sialan!"

To be continued...

Warning !!

Cerita ini memiliki alur cepat dan part yang sedikit, jadi harus berani siapkan hati yang lapang. Karena selain itu, ini akan menguras emosi. Mari menangis bersama untuk setiap part kedepannya🤧🤧

December [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang