Chapter Tigabelas | Tentang Perasaan

2.6K 338 33
                                    

-Special Song by Hae Ri Lee - Maybe (Ost My Private Life)-

🖤🖤🖤

Bae Il Sook memandang sepasang suami-istri yang berdiri di hadapannya dengan kerutan yang terlihat jelas di keningnya. Ia beralih pada pria berjas di sampingnya seolah memberikan isyarat agar pria itu meninggalkannya dengan sepasang suami-istri itu.

Setelah pria bersetelan jas hitam itu pergi, Il Sook mempersilakan mereka untuk duduk di sofa dan langsung mempertanyakan alasan mengapa mereka datang mengunjunginya tanpa ada kabar.

"Aku tahu, anda pasti memikirkan kabar Suzy sampai sekarang. Disaat-saat seperti ini, kami pikir ini bisa membuat hubungan anda dengan Suzy membaik, tapi kami tidak menduga bahwa ... " Sung Ryung menjeda kalimatnya lalu menunduk dengan wajah bersalah.

Seokbin yang duduk di samping istrinya hanya mengelus lengan wanita sebagai penambah ketenangan, kemudian menatap Il Sook. "Maafkan kami karena belum bisa membuat Suzy mengerti bahwa sikap anda padanya memang demi kebaikan dia."

Il Sook tersenyum seraya menganggukkan kepala pelan. "Sudahlah. Untuk apa kalian mengucapkan maaf jika memang sudah terjadi, hum? Berhentilah bersedih. Aku percaya bagaimana cucuku. Mungkin untuk saat ini dia akan salah paham tentang sikapku yang terlihat tidak peduli padanya, tapi di masa depan Suzy akan mengerti."

"Kami pun tahu hal itu, hanya saja kami tidak tega jika sampai Suzy semakin terpuruk jika anda juga pergi meninggalkannya. Presdir Bae, tolong jangan memaksakan diri untuk mengurus perusahaan yang akan jadi warisan utama untuk Suzy. Kami siap membantu anda kapanpun itu."

"Seokbin-ah, kau adalah sahabat terbaik anakku. Terima kasih karena sudah banyak membantunya."

"Presdir Bae ... "

"Tidak apa-apa. Lagipula aku sudah sangat renta, beberapa hari lagi perusahaan akan jatuh ke tangan Suzy, untuk itu jika aku tidak bisa menemuinya, tolong jadikan itu sebagai kado natal untunya. Dia pasti sangat bahagia ... "

"Presdir Bae, anda pasti masih bisa bersama Suzy, bahkan beberapa tahun ke depannya. Tolong bertahanlah. Saya tahu, anda punya semangat yang besar sekalipun anda sudah berumur."

"Yaah, kau memang benar. Tapi siapa yang bisa tahu kapan manusia menemui ajalnya ... "

🖤🖤🖤

Suzy berusaha bangun dari tidurnya ketika mendengar suara ribut yang begitu samar dari luar kamar. Ia berusaha untuk keluar kamar meski tubuhnya masih lemah.

Saat hendak menuju ke ruang tamu, tanpa sengaja ia melihat Myungsoo sibuk dengan peralatan dapur. Suzy lantas bersembunyi di balik dinding dan memperhatikan pria itu yang tampak serius dengan bahan masakan.

Ini pertama kalinya ia melihat Myungsoo di rumah dengan waktu yang lama dan pada sore hari seperti ini. Biasanya, ia hanya bisa memandang pria itu di pagi hari, layaknya mentari yang tidak akan pernah bertahan lama.

Semenjak ia sakit, Myungsoo selalu merawatnya dengan baik meskipun perlakuan pria itu masih sama. Suzy tidak ingin berharap banyak tentang perlakuan Myungsoo namun jika bisa ia ingin Myungsoo terus seperti ini. Membuat sarapan untuknya, memasakkan makanan, dan membelikan apapun yang Suzy inginkan, kalau bisa ia ingin Myungsoo menggengam tangannya. Itu sudah lebih dari cukup untuk Suzy.

Ia akan menyimpan kenangan ini dengan baik di pikiran dan hatinya agar suatu saat jika ia merindukan pria itu, ia bisa mengenang kenangan ini meskipun sakit. "Oppa, mengapa hatiku terus mengingkin hatimu?"

🖤🖤🖤

Pernah merasa begitu gelisah dan merasa aneh dengan diri sendiri karena tiba-tiba badmood tanpa alasan? Pernah merasa khawatir sendiri padahal tidak ada sesuatu hal yang berat terjadi padamu?

December [COMPLETED]Where stories live. Discover now