Chapter Tujuhbelas | Wanita Itu dan Wanita Itu

2.4K 298 24
                                    

-Special Song by Yoo Seung Ho -Just Look At You (Ost I Miss You)-

🖤🖤🖤

"Apa yang eomeoni suka? Aku akan memilih yang bagus untuknya," ucap Suzy dengan wajah semangatnya setelah sampai di salah satu mall.

Myungsoo mengulum bibirnya dengam wajah berpikir. "Eomma sangat suka apapun. Entahlah. Setiap aku memberikan sesuatu padanya, dia selalu suka."

Suzy menggumam pelan. Mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang bisa menarik perhatiannya. "Eomeoni sepertinya wanita yang apa adanya. Baiklah, ayo ke lantai atas. Kita harus mencari sesuatu yang membuat dia lebih dari sekadar suka."

"Huh? Jadi, sekarang kau sudah punya rasa percaya diri, Nyonya Kim?"

Suzy terkekeh pelan. "Geureom, karena Kim Myungsoo sudah menyimpan Bae Suzy dalam hatinya," ucapnya dengan bangga.

Myungsoo tergelak. "Myungsoo akan selalu menyimpan nama Bae Suzy di dalam hatinya."

"Jeongmal?"

Myungsoo menganggukkan kepalanya dengan pasti. "Saranghae."

Suzy mengembangkan senyumnya. "Nado saranghae, oppa."

Myungsoo mengecup pipi kanan Suzy saat wanita itu mengapit lengannya erat. "Kajja."

🖤🖤🖤

Sehun baru saja keluar dari mobilnya setelah memakirkannya di basement. Ia berjalan keluar dari tempat itu namun terhenti saat melihat beberapa pria tampak mengepung seseorang.

Sejujurnya, Sehun tidak ingin ikut campur dengan urusan orang lain, tapi teriakan dari seorang wanita dari sana mengganggu pendengaran dan suasana hatinya yang beberapa hari ini sudah rusak dan semakin rusak karena tidak bertemu dengan Suzy.

Ia belum tahu kabar wanita itu setelah insiden wanita itu sedang pucatnya dan dibawa kabur oleh Myungsoo. Benarkah kata 'kabur' itu cocok untuk disematkan pada Myungsoo sedang pria itu adalah suami sah dari Bae Suzy?

Ah, rasanya Sehun tidak ingin menyerah di awal seperti ini. Jika ada penggantinya, Sehun tida akan datang dan berharap bisa merebut Suzy dari tangan Myungsoo.

Pikirannya yang sejak tadi berputar dan membicarakan tentang Suzy langsung terbuyar saat mendengar suara pukulan yang samar dari sana. Sehun berdecak kesal entah karena apa.

"Hei!" seru Sehun setelah berhadapan dengan tiga pria yang sejak tadi sibuk mengepung seseorang dan akhirnya berbalik ke arah Sehun setelah mendengar seruan itu.

"Mwo? Tuan, anda tidak perlu ikut campur dengan urusan kami. Lebih baik kau pergi saja dari sini," ujar pria berjanggot tipis seraya berkacak pinggang.

"Pergilah! Anda tidak perlu menjadi pahlawan kesiangan untuk orang yang tidak anda kenal."

Sehun mendengus mendengar pengusiran yang terdengar santai itu. "Yaa! Lintah darat, kalian mau mati, hah?!" sentak Sehun seketika saat melihat bagaimana kejamnya tiga pria itu menendang dan memukuli tubuh seorang wanita yang sepertinya masih muda.

Sial! Tiba-tiba saja hati Sehun terketuk dan terasa panas.

"Yaa! Apakah anda tidak mendengar? Lebih baik anda tidak perlu ikut campur dengan urusan kami!"

Sehun hanya berdecih kesal. Netranya sedikit melihat wanita dengan rambut panjang yang acakan dan tergerai itu dari celah-celah kaki tiga pria itu.

Ia bisa melihat memar yang ada di tangan wanita itu yang jelas, begitu kontras dengan kulit outih wanita itu. Bahkan pakaian yang dipakai wanita itu sudah tampak lusuh dan ada sobekan di beberapa bagian.

December [COMPLETED]Where stories live. Discover now