Chapter Enam | Bukan Rasa Peduli

2.3K 358 22
                                    

-Special Song by GIFT - Here For You (Ost VAGABOND)

🖤🖤🖤

Suzy memundurkan tubuhnya ketika sadar bahwa jarak di antara ia dengan pria itu begitu dekat.

"Jweongseohamnida. Aku hanya ..."

"Tidak apa-apa," potong Suzy cepat. Ia merasa canggung dengan suasana seperti ini dan itu membuatnya tidak nyaman.

Salju dan udara dingin semakin menyiksa Suzy, apalagi kendaraan umum yang diinginkannya belum terlihat berlalu lalang, padahal Suzy benar-benar ingin pergi dari hadapan pria itu.

Suzy tidak tahu apakah ini hanyalah suatu kebetulan atau memang ada cerita lain dibalik pertemuannya dengan pria asing itu, tapi sekalioun dua-duanya alasan yang benar, Suzy tetap tidak akan merasa nyaman. Entah mengapa perasaannya gelisah dan berharap bisa pulang secepatnya.

Sedang pria asing yang menunduk terlihat mengutuk dirinya dalam hati karena membuat wanita itu merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.

Ia berdeham pelan dan mengangkat pandangannya kearah Suzy yang perlahan melangkah kepimggir jalan untuk melihat kendaraan yang mungkin bisa wanita itu tumpangi. "Chogi, aku ..."

Suzy hampir kehilangan keseimbangan ketika ia membalikkan tubuhnya ke arah pria yang berada di belakangnya. Beruntung pria itu menahan pundaknya dan mendekapnya sedikit dilengan pria itu.

Mereka sama-sama membulatkan kedua mata dengan wajah terkejut, saling menatap satu sama lain dan menyelami mata yang saling pandang itu.

Sadar akan skinsip kecil yang terjadi diantara mereka, Suzy langsung berdiri dengan tegak setelah pria itu membantunya untuk lepas dari dekapan pria itu.

Suzy mengutuk tanpa sadar pria itu serta merutuki dirinya karena begitu ceroboh untuk menahan keseimbangannya. Ia mundur selangkah untuk menjauh dari pinggiran jalan agar ia tidak terjatuh lagi, lalu tersenyum canggung pada pria yang berdiri di sampingnya yang sedang mengusap pelan tengkuknya sendiri.

"Ah, sepertinya hari ini kita mengalami banyak hal aneh," kekeh pria itu dengan nada suara yang begitu kaku dan terkesan terpaksa. "Maaf jika aku melakukan hal-hal yang membuatmu tidak nyaman. Aku melakukannya karena refleks saja, bukan karena ingin mengambil kesempatan. Sungguh."

Suzy juga tahu hal itu dan seharusnya pria itu tidak perlu menjelaskannya sedetail itu. Tapi, Suzy menerimanya. "I ... Iya, aku juga meminta maaf jika aku melakukan hal yang ceroboh dan membuatmu kerepotan."

Pria itu mengangguk dengan menyembunyikan senyum malu dan wajah tersipunya. Ia berdeham.agar suasana hatinya yang begitu bahagia malam ini tidak terbaca dengan jelas oleh wanita itu. "Bagaimana jika aku membantumu memanggil taksi? Aku bisa menelpon sekretarisku untuk datang mengantarmu,"

Suzy mengerjap lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, kurasa itu tidak perlu. Aku hanya butuh taksi atau bus saja."

"Memang kau akan menunggu berapa lama di sini? Bus akan beroperasi tiga jam lagi mulai dari sekarang. Dan pastinya taksi sudah tidak beroperasi karena sudah melewati jamnya. Kenapa tidak ikut denganku saja? Kau tidak perlu takut padaku. Aku tidak akan melakukan hal jahat padamu."

Suzy menggelengkan kepalanya dengan wajah tidak enak. "Gamsahamnida, tapi aku benar-benar tidak membutuhkannya. Aku bisa pulang sendiri."

"Yakin? Tapi ..."

"Sepertinya dia sudah mengatakan akan pulang tanpa bantuan anda, Tuan Oh," sahut seorang pria dari belakang mereka.

Pria itu dan Suzy langsung menoleh kearah asal sumber suara. Suzy terkejut melihat Myungsoo yang datang entah dari mana dan mendekatinya, sedang pria yang dipanggil dengan marga Oh itu menatap bingung pada Myungsoo.

December [COMPLETED]Where stories live. Discover now