4. Inilah Gunanya Sahabat.

806 13 0
                                    

Kedatangan kim hyun shik ke rumah sakit berjalan cepat menghampiri devit yang berada diluar ruangan sedang tak berdaya. "Vit, gimana keadaan dita. Dia baik-baik sajakan, dan kenapa kau tak masuk. Kau tahu dita mungkin sekarang membutuhkanmu, ouh yah vit dita dia---." Belum selesai kim menjelaskannya, tiba-tiba handphone devit bergetar. Tertera nama My brother.

("Hallo bagas ... Aku masih diluar!... Aku masih belum sanggup untuk melihatnya... Tolong carikan alasan padanya.") lalu tiba-tiba suara bagas tergantikan dengan suara parau dari dita.

Di posisi ruangan dita yang memperhatikan bagas yang bicara dengan devit. (" Kau dimana?... kau bisa datang kemari... dita sudah siuman..." )
Melihat expresi bagas yang seperti kebinggungan. "Ka bagas, berikan phonselnya padaku. biar dita yang bicara dengan mas devit, dita ingin mendengar suara mas devit." Ujar dita yang parau.

Bagas memberikan phonselnya pada dita. ("Mas devit, mas dimana?. Dita sangat merindukan mas, mas bisa datangkan.")Ujar dita dengar suara.

("Baiklah aku datang, jangan menangisnya. Mas akan datang, aku akan datang.")
Telfon pun mati, devit masih terpaku dengan kesedihannya. Kim yang melihat hal itu, langsung masuk kedalam, melihat dita dan bagas didalam ruangan.

"Ka kim---." Dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Melambaikan tangan pada dita yang setengah duduk di ranjang. "Hai! Dita, bagaimana dengan kondisimu." Ujar kim yang berjalan mendekat ke ranjang dita.

"Yah seperti kaka liat. Kaka tidak datang bersama mas dev." Tanya dita penuh dengan harapan jika devit datang.
"Ahhh--- tidak, aku datang sendiri. Aku terlalu khawatir denganmu, jadi kesini buru-buru deh." Ujar kim Dengan selebar senyuman kim sambung dengan mencium kening dita.

"Kau harus segerah sembuh okey, nanti kita akan belanja sekalian liat zoo lagi." ujar kim yang selalu membuat dita tersenyum karena kelucuan wajahnya.
"Okey... hehe, ka kim mau cubit." Ujar dita yang menatap dengan senyumannya.

Kim mencondongkan wajahnya, dengan senang hati kim dicubit pipinya dan hidungnya oleh dita. "Hei kamu ini yah, jangan sembarangan nyubit dong. Kau harus membayarnya"

"Hehehe--- baiklah bagimana cara membayarnya."
"Kiss di sini." Menujuk ke pipi cabinya.
"Tidak mau---." Sambil mengelengkan kepala tanda dita menolak permintaan kim.

"Kalo disini?!" menujuk kearah dahinya.
"Tidak mau." Lagi-lagi dita menolaknya, dengan mengekengkan kepala.

"Yasudah kalo tidak mau semua, aku akan marah padamu." Sambil melipat tangannya dengan wajah sok juteknya kim.

"Hehehe--- Ka kim tidak kasihan apa padaku, aku mendapat kecelakaan seperti ini dan harus tidur di ranjang rumah sakit. Apa kau tahu, ranjang rumah sakit tidak enak. Tidak empuk." Ujar dita dengan nada paraunya.

"Hahaha--- baiklah-baiklah, kali ini akan ku lolosankan, dan ku maafkan kamu tapi kalo lain kali jangan harap ya. Yasudah untuk hari ini Hmm gratis deh buat kamu, cubitannya tidak kaya biasanya, cubitanmu kurang keras."

"Nanti setelah aku keluar dari tempat ini aku akan mencubit hingga mencabik kak kim sampe dita puas. Karena gara-gara kak, aku berada disini. Kaka sih ngga jagain dita dengan benar malah bermain-main sama cewe lain aja." Ujar dita.

"Wah-wah-wah, kau ini yah dendaman, tapi kalo kamu udah keluar dari sini mah harus bayar dong. Karena cubitnya udah beda sih, jadi wajib bayar." Ujar kim yang mengusap kepala dita.
"Kim jagain dita sebentar, aku keluar untuk beli makanan." Ujar bagas.
"Kak bagas..." ujar dita yang tertahan.

"Kau mau apa? Nanti kaka belikan, sekalian kaka mau keluar." Tawaran bagas yang menunggu permintaan dita yang keluar dari mulutnya.

Tiba-tiba kim yang langsung meminta. "Aku mau nasgor aja deh, jangan pedes." Ujar kim yang tersenyum bodoh pada bagas.
"Aku ngga nanya sama kamu lagian nyari dimana nasgor disini, nggak ada yang jual, emangnya ada nasgor di tempat ini, jangan bercanda lah kim." Ujar bagas yang menatap tajam pada kim, yang masih dengan senyuman bodohnya.

"Aihs--- Seharusnya kau carikan jangan langsung nyerah gitu dong, kamu ini belum juga di cari sudah mengambil keputusan begitu, kalo dita yang minta apa kamu akan carikan makanan yah." ujar kim.
"Aku menawarkan itu pada dita yang belum makan, bukan kau." Kata devit jengkel.

"Hei shibi seharusnya kau juga memberikan aku kompensasi dong karena menjagain dita selagi devit tidak ada." Tawar menawar ala kim.
"Baiklah, apa Mau mu." ujar bagas yang sedikit agak galak.

Bersambung...

Minggu, 19 Juli 2020.

Adikku Adalah Istriku: Kaulah Wanitaku(TAMAT) (DALAM MASA REVISIAN)Where stories live. Discover now