63. Kak Kim.

96 6 2
                                    

Sesampainya di bandara, melihat pria yang duduk di bangku tunggu, sambil memainkan hpnya.
"Mas itu, kak kim." Ujar dita memberitahukan devit.
"Kaka Kim~~~." Berselang langsung Teriak dita memanggil kim hyun shik dengan lantang.

Mendengar suara yang sangat nyaring memanggil namanya langsung, Bangkit dari bangku, melihat dita dan devit berjalan mendekat kearahnya.
"Kalian, akhirnya datang juga, dita kamu-, kok nambah gendut si." Melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Masa si ka, hahaha kaya yah kaka deh yang nambah BB iyakan." Ujar dita.

Tiba-tiba bunyi suara hp devit bunyi sangat nyaring.
"Kim, hon. Mas ngakat telfon dulu ya." Ujar devit yang langsung berbalik badan.
"Hemm suami mu juga namba endut tuh yah dit." Ujar kim yang memperhatikan devit yang membelakangi mereka.

"Iya, biarinlah, itu artinya mas dev lagi bahagia. Ouh ya ka, kaka udah menunggu lama, maaf ya ka. Dita beli cemilan dulu, suka laper jika perjalan jauh." Ujar dita dengan sumringah.

"Hahaha- udah biasa kamu mah, kebiasaan itu belum juga hilang." Tawa kim yang khas
"Iya nih, yuk ka kita pulang." Ujar dita sambil menarik tangan kim.
"Pulang kemana?."
"Kerumah kita."

"Dita mendingan aku nyewa aja ke hotel atau rumah aja yah, nggak usah nginep di rumah kalian, ngga enakkan ini bukan di sana, ini kan di indonesia jadi banyak peraturannya." Ujar kim.
"Peraturan apa?." Ujar dita binggung.

"UUDT."
"Apa itu ka."
"Undang-undang per Tetanggaan, kamu tahu kan omongan dari gosip emak-emak lebih kejam dari pada pembunuhan, aku ngga mau kamu dalam masalah honey ya devit." Penjelasan kim.

"Ouh gitu! Tapi kaka mau nginep dimana?" Tanya dita memikirkan.
Melihat devit yang sibuk menelfon. "Suamimu sibuk banget si, lagi nelfon istri muda yah." Asal tebak kim.
"Nggak tahu, mas emang sok-sokkan sibuk."

"Ouh ya dit, dari tadi aku nggak liat si muka tembok, mana dia. Nggak ikut kalian?"
"Ka bagas pulang ke jepang."
"Kenapa?. Tumben banget dia pulang kejepang tanpa di suruh."

"Ka bagas sakit, jadi ka bagas di antar pulang sama kaka lena." Penjelasan dita.
"Sakit apa?."
"Matanya terluka, dia terkena serbuk beracun."
"Hah? Dia kan orang yang berhati-hati banget kok bisa, bisa kalah juga si muka tembok." Dumal kim.

Dita memperhatika suaminya, sadar kalo dirinya sedang di perhatikan dita dengan aurah yang berbeda. Melihat dita dengan sorot mata tajam dan penuh bidikan, mendekat ke arah dita dan kim. "Kim-dita ayo kita pulang." Ujar devit.

Akhirnya mereka kembali ke devit yang memarkirkan mobilnya tidak jauh dari pintu masuk, saat ada di dalam mobil kim yang duduk di jok belakang.
"Vit bagas kemana?" Langsung mendekat ke jok depan.
"Entahlah." Jawab singkat devit.

"Jelasin dong." Ujar kim tapi Devit tak mau berkomtar banyak.
"Nanti saja."
"Oke." Ujar kim kecewa, tapi kim faham ada beberapa rahasia yang tidak boleh dita ketahui.

Tiba-tiba melihat pangkalan bakmi dan tongrongan lestoran-lestoran di pinggir pantai. "Mas, makan dulu yuk dita laper nih." Ujar dita.
"Baru aja tadi kamu makan, nggak berhenti-henti saat perjalanan. Sekarang Mau makan lagi, perut kamu terbuat dari apa?." Ujar devit.
"Itu namanya nyemil mas, kalo makan tuh, makan nasi." dita ngelesnya.

"Yaudah. Iya-iya-iya deh terserah kamu aja nyebutnya gimana! Terus kamu mau makan apa?" Tanya devit melirik.
"Seafood aja mas di pinggir pantai itu." Sambil menujuk kearah orang jualannya.
"Setujuh vit, aku juga lapar karena pernerbangan yang lama buat perut berdingdang nih." Ujar kim yang ikutan.
"Ikutan aja luh." Ujar devit.

Bersambung...

Jangan lupakan vote dukungan dan saran masukan komennya...

Terimakasih yang sudah mampir dan baca cerita saya.

Rabu, 16 sep 2020

Adikku Adalah Istriku: Kaulah Wanitaku(TAMAT) (DALAM MASA REVISIAN)Where stories live. Discover now