Bagian 10

33.4K 1.5K 95
                                    

Kelas telah berakhir namun Anna masih termangu dalam diam. Entahlah apa yang dia rasakan kini. Kenyataan bahwa lelaki itu kembali lagi setelah bertahun-tahun saja sudah cukup mengejutkannya. Ditambah lagi kebenaran yang beberapa saat lalu diungkapkannya.

"Istri saya sudah meninggal sejak empat tahun yang lalu."

Kilasan bayangan masa lalu mereka berkelebat kembali dalam benaknya.

Laras Nindyapadmi yang dikenal Anna adalah sosok perempuan yang, tentu saja cantik dengan keanggunan yang sempat membuatnya iri. Di balik sosok lembutnya, dia adalah pejuang tangguh yang tak mudah menyerah begitu saja pada penyakit yang menggerogotinya.

Dari beberapa kali pertemuan singkat mereka, awalnya Anna sama sekali tak menyangka perempuan cantik itu mengidap penyakit yang bisa merenggut nyawanya kapan saja.
Dia sedemikian enerjik dan selalu bersemangat. Menularkan energi positif pada orang orang disekitarnya.

Pantas saja Prof. Sindu sedemikian mencintainya.

Saat itu, delapan tahun lalu, dia pun telah tahu bahwa penyakit istri Prof. Sindu memang telah memasuki stadium tiga.
Dia tahu, karena lelaki itu tak jarang membicarakannya dengannya di sela-sela kegiatan perkuliahan mereka.

Saat itu, Anna tau benar betapa sakit yang dirasakan lelaki itu menghadapi kenyataan ini. Dan melihat lelaki itu sakit, membuatnya merasakan nelangsa yang sangat.

Apa yang lebih menyakitkan dari pada melihat orang yang kita cintai dirundung kesedihan, namun tak ada yang bisa dilakukan untuk membantunya.

Anna bukanlah orang yang suka berbahagia diatas tangisan orang lain, terlebih orang yang dia sayangi. Begitu pun saat itu. Bahkan di saat kondisi Laras semakin memburuk, tak ada doa lain yang dilafalkannya kecuali memohon keajaiban dan mukjizat agar Tuhan sudi menyembuhkan wanita itu.

Dia memang mencintai Prof. Sindu, tapi dia tau betapa berharga perempuan itu dihati lelaki pujaannya. Maka walaupun merasakan cemburu dan benci, karena harus berpisah dan ditinggalkan, apa yang disebutnya dalam doa tidaklah berubah.

Dia ingin perempuan itu sembuh, selamat dan kembali sehat agar Prof. Sindu bisa kembali lagi di dekatnya dengan bahagia.

Dan melanjutkan lagi perasaan konyol dan hubungan semu yang dia jalani sebelumnya?
Sinis kata hatinya yang lain.

Dan kini setelah mendapati fakta bahwa bukannya sembuh tapi perempuan itu, Laras Nindyapadmi istri Prof. Sindu wanita yang telah menjauhkannya dari lelaki yang sangat dicintainya dulu ternyata telah tiada, segala macam perasaan berkecamuk dalam dadanya.

Tak bisa dibohonginya dirinya sendiri, betapa getar rindu itu masih terasa saat tatapan mata mereka beradu.
Harus jujur pula diakuinya, selain rasa terkejut ada ledakan perasaan bahagia yang lebih besar melanda hatinya melihat lelaki itu kembali.

Tapi untuk pertanyaan masih adakah cinta di sana, tak dirabanya lagi hatinya lebih dalam. Karena dia takut dengan jawaban yang hatinya akan berikan.

Empat tahun yang lalu.
Ahh kenapa dia tidak kembali saat itu juga.

Namun seketika dikutukinya hatinya sendiri atas pemikiran konyol yang melintas begitu saja di benaknya.

Walaupun pemikiran itu muncul dengan sendirinya tak mampu dicegahnya. Masih berharapkah dia?
Lalu bagaimana perasaannya kepadaku sekarang?
Setelah istrinya pergi?

Anna sungguh tak berani menebak-nebak.
Tapi dia bilang kemarin ada sesuatu yang harus diselesaikan disini?
Apa yang harus disekesaikan?
Sedetik kemudian Anna merasakan tubuhnya menggigil memikirkan kemungkinan kemungkinan yang muncul di benaknya.
Mungkinkah?
Mungkinkah?
Mungkinkah dia....

UNFORGETTABLE CHEMISTRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang