Bagian 12

32.8K 1.3K 106
                                    

Frans memandang Anna yang masih serius menatap laptop sambil bertopang kaki di depan meja kerjanya. Ruang kerja yang tidak terlalu luas itu, kini harus mereka bagi. Mau bagaimana lagi, tak ada kamar lain yang lebih memadai di rumah itu untuk disulap jadi ruangan kerja Frans. Bukannya menyesali memiliki rumah yang tidak terlalu besar. Sedari awal menikah dulu, mereka sepakat memilih rumah yang efisien saja. Daripada menuruti gengsi memilih rumah besar, namun akan terasa kosong dan merepotkan.

Jadi, sejak kepindahan Frans, lebih banyak waktu yang mereka habiskan di sini. Sedangkan bagi Frans yang ritme hidupnya sebelumnya selalu didominasi kerja, tugas, dan dinas, terasa berbeda memang setelah dia menikah. Terutama semenjak memutuskan pindah ke kota ini. Lelaki itu mulai menyadari kebenaran sebuah ungkapan, bahwa keluarga adalah obat terbaik dari segala penat setelah aktivitasmu di luar. Rumah adalah tempat kau mengisi ulang semangat dan daya hidup untuk menjalani hari-hari selanjutnya.

Tapi mengingat sesuatu, lelaki itu lantas mendengus sedikit kesal.

"Ann?" panggil Frans setelah melepas kacamata dan meletakkan jurnal ke atas meja.

"Hmmmmm." Gumam Anna masih memfokuskan pandangan pada sebundel dokumen di tangannya.

"Aku mau ada perjalanan dinas lagi."

"Ke mana?"

"Singapura."

"Berapa lama?"

"Seminggu."

Anna menoleh, lalu menatap Frans cemberut.

Frans tersenyum. "Pertemuan regional onkolog, ini penting, Ann."
Anna masih diam. Dia mulai terbiasa dengan kehadiran Frans tiap hari di rumah mereka. Aura yang terasa memang jadi berbeda.

"Harus, ya, selama itu kamu perginya?"

Frans tertawa. "Kalau bisa sih yaaa, maunya nggak usah berangkat. Sama kamu saja di rumah."

Anna mencibir. "Ya sudah, berangkat saja sana."

"Mau ikut?"

"Mau ngapain di sana?"

"Jalan-jalan lah, nggak bosen apa di sini terus, di kampus terus. Anggap saja ini..., our unplanned second honeymoon."

Tapi Anna menggeleng. "Kerjaan aku lagi banyak-banyaknya hari-hari ini."

Frans hanya mengangkat bahu, "Ya sudah, aku berangkat besok sore."

"Cepet banget?"

"Sudah dijadwalkan seperti itu,"

Anna menghela napas setengah tak rela. "Tapi nanti selesai event itu, langsung pulang, kan?"

Frans tersenyum, mengangguk mantap. "Pasti."

Tbc.

Pendek banget ya? 😊😊😊
Yang dulu udah pernah baca, masih inget nggak ini part isinya apa?

Ahahhahaah, iyaaa ini bab sebenarnya isinya adegan 21+ 😅😅😅
Saya edit ya, karena... ehmmm, nyaris tanpa sensor 😅😅😅😅. Sekarang rasanya, iyyuuhhhh malu2in banget.
#tutup muka 🙈🙈🙈🙈🙈.
Apalagi saya tau, yang pada mampir di lapak saya bukan cuman mbak2 usia dewasa atau mahmud2 cantik, tapi banyak juga kan dedek2 gemes yang belum cukup umur. Hayooo ngaku aja. Makanya, demi kenyamanan semua pihak, scene ini saya ganti. Harap malum dan saya jangan ditimpukinnnn ya wkwkkwwkwkk

@mala
Reposting, 22September2016

UNFORGETTABLE CHEMISTRY Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora