Bagian 13

29.7K 1.4K 289
                                    

Di salah satu review goodreads buku saya, Rayya, ada reviewer yg memberi rating jelek dengan alasan: "Karakter2nya sama sekali nggak loveable."

Lalu di lapak ini juga, nemu satu komentar yg kurang lebih isinya begini: "Entah gue yg salah atau gimana, kok rasanya karakter2 lo nggak gampang disukai."

Well, gimana ya...

Saya tahu, mestinya seorang penulis harus bisa mencipta beragam karakter. Dari yg bajingan, sampai biarawan. Dari karakter sejahat iblis sampe sosok sesuci malaikat.

Kadang saya juga pengin lho, bikin karakter heroine baik2, cantik mempesona, sholeha, lemah lembut, nyaris sempurna mengundang simpati, ideal dijadiin pacar atau istri, dan lain sebagainya..
Atau karakter hero yang, sudahlah ganteng, sopan, tajir melintir tujuh turunan sembilan tanjakan, setia nggak suka main wanita, romantis dan bikin pembaca meleleh-leleh sampe minta dinikahin atau sukarela buka celana di depannya #ehhhhh 😆😆😆😆😆😆
Intinya, karakter2 nyaris sempurna yg gampang sekali menimbulkan rasa suka.

Cuman, kalau pada dasarnya saya memang sukanya sama karakter2 yang nggak flawless semacam... hero yg bastard, atau heroine yg kelewat annoying... ya gimana dong hehee.
Lebih real aja kalau menurut saya.

Masalah gampang disukai atau enggak, selalu simpel aja kalau menurut saya: itu cuman masalah selera. Berarti yg baca tulisan saya memang terdiri dari beragam selera. Ada yg suka, ada yg enggak. Manusiawi, dan kalau sudah bicara selera, itu sama sekali bukan hal yang perlu diperdebatkan.

Mau karakter itu dicaci di awal, lalu jadi dicintai di akhir. Atau konsisten dibenci dari awal sampai akhir, itu sudah bukan ranah penulis. Itu sudah sepenuhnya hak pembaca.

Saya nggak tersinggung kalau ada yg berkomentar semacam itu. Sudah sering kan saya bilang, jangankan sekadar nggak suka, mau maki2 karakter ciptaan saya pun, silakan. Saya sih ketawa2 aja bacanya 😆😆😆😆

Saya pernah baca, seorang editor senior dari sebuah penerbit besar, membuat sebuah postingan di medsos, yang kurang lebih isinya begini:
"Kalau karakter ciptaanmu tidak menimbulkan kesan apapun, tidak memancing emosi apapun dari pembacamu, ganti! Atau, hilangkan!"

Jadi, gimana menurut kalian?
====================================================








Seminggu kemudian...

Frans berjalan cepat menuju gedung A tempat kantor istrinya berada. Sudah jam lima sore, dan kampus itu sudah mulai terlihat sepi.

Baru saja dia menjejakkan kaki di Surabaya setelah seminggu berada di Singapura. Taksi bandara disuruhnya mengantarnya ke universitas saja. Karena dia ingin memberikan kejutan pada istrinya.

Tadi sebelum boarding, dia menelpon Anna. Dan taulah kalau istrinya itu tidak akan pulang cepat hari ini. Dia bilang ada rapat pembahasan silabus semester depan berkaitan dengan perubahan kurikulum profesi yang awalnya hanya dua semester kini harus ditempuh selama empat semester.

Jadi kemungkinan Anna akan berada di kantor sampai malam.

Tidak masalah.
Batin Frans tersenyum mesum, mengingat apa yang terjadi di sofa ruang kerja Anna dirumah mereka seminggu sebelumnya, sebelum dia berangkat ke Singapura.

Ahhh... betapa dia merindukan istrinya itu.
Anna dalam balutan sweater dan hotpants memang terlihat mengagumkan. Seperti terakhir kali mereka bercumbu. Dan Anna dalam balutan setelan kerjanya yang akan dibuatnya berantakan segera... sepertinya akan terlihat sama menggodanya.

UNFORGETTABLE CHEMISTRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang