d

3.4K 391 34
                                    

Seungwan mendorong trolinya sambil sedikit bersenandung mengikuti lagu yang diputar di supermarket. Pagi ini, rasanya ia ingin melupakan sedikit kejadian tadi malam. Juga malam malam sebelumnya, yang terasa lebih dingin dan kejam menyiksanya. Ia tersenyum kepada putrinya, Hani saat tiba tiba gadis kecil itu mengangkat tomat merah tinggi tinggi dan berlagak seolah akan memakannya. Seungwan menoel pipi gembil itu.

"Dimakan juga tidak apa apa, sayang", Hani tertawa lalu memeluk kaki putih ibunya yang kini hanya dibalut dress hijau tua selutut. seungwan terkekeh pelan lalu mendadak matanya seolah terpaku pada kehadiran seorang laki laki dihadapannya. Yang tak pernah disangka sangka kehadirannya, kini mereka malah bertemu tanpa disengaja di salah satu supermarket besar di Seoul.

Cha Eun Woo. Dengan setelan kotak kotak khasnya dan senyum manisnya yang tak pernah berubah. Eunwoo masih tetap sama, sama seperti dulu saat laki laki itu meninggalkannya sendiri di tengah hujan dan pergi bersama wanita lain.

"E-eunwoo?" Seungwan mendongak menatap laki laki yang lebih tinggi itu. Eunwoo tersenyum lalu mendekat. Ia mengalihkan pandangannya dari Seungwan dan beralih menatap Hani yang juga menatapnya sambil tetap memegang tomat merahnya, "Halo sayang. Kenalkan namaku Eunwoo. Kau bisa memanggil Eunwoo Ahjussi. Kalau kamu?"

Eunwoo berjongkok dan menyetarakan tingginya dengan Hani. Hani mengeratkan pelukannya pada kaki Seungwan dan menyembunyikan kepalanya.
Seungwan merasa tak enak, Eunwoo menyapanya dengan baik. Maka ia harus menyapanya dengan baik juga, lepas dari masa lalu mereka, "Hani. Dijawab dong", Seungwan menatap Hani lalu tersenyum kecil.

Pelan pelan, Hani menyembulkan kepalanya dan menatap Eunwoo takut takut, "Namaku Park Hani."
Eunwoo tersenyum lalu membelai lembut rambut panjang gadis manis itu.

Ia kemudian berdiri dan menatap Seungwan, "Halo Seungwan. Lama tak berjumpa", Seungwan mengangguk kaku. Kedua tangannya masih menggenggam erat pegangannya pada troli belanjaannya. Ini semua terlalu mendadak, ia masih belum bisa menyesuaikan diri.

"Mirip sekali dengan ayahnya", Eunwoo kembali menatap Hani yang kini sudah menjauh berjalan mendekati rak susu didekatnya. Seungwan mengangguk lamban, masih tak mengerti apa maksud Eunwoo yang malah membahas anaknya.

"Ah, kau tak membalas pesanku", ucap Eunwoo yang dibalas tatapan oleh Seungwan. Wanita itu terdiam, tak tahu mau menjawab apa karena yah memang ia tak mau berurusan lagi dengan masa lalunya.

"Maaf, aku tak punya pulsa", hanya kalimat itu yang terlintas di otaknya. Eunwoo meyambutnya dengan tawa yang keras lalu mendesah kasar.

Ia menatap Seungwan lalu menggeleng kecil, "Mustahil. Kau istri dari pengusaha sukses yang layanan jasanya sering aku pakai. Mana mungkin hanya urusan pulsa saja tidak punya."

Seungwan menoleh, mengalihkan pandangannya dan mengabaikan perkataan Eunwoo baru saja.

Apa apaan laki laki ini, sekalinya datang langsung menganggap Seungwan seperti teman sendiri. Ia tak ingat kepada siapa ia berbicara, mantan mengenaskan yang dulu pernah ditinggalkannya!

Mana mungkin Seungwan akan memperlakukannya dengan baik walau hanya membalas pesannya. Ia hanya ingin permintaan maaf saja yang terucap dari mulut laki laki itu. Maka ia yakin situasinya bisa ia rubah menjadi lebih baik.

"Maaf, aku berlebihan", ucap Eunwoo setelah beberapa saat. Seungwan menundukkan kepalanya. Mencoba untuk tetap mengabaikan Eunwoo tapi nyatanya tetap tidak bisa. Seungwan mengangguk pelan.

Cha Eun Woo menatap Seungwan yang ia kira semakin dewasa semakin ayu parasnya. Walau tubuhnya sudah tak selangsing dulu, rambutnya juga ia potong sebahu dan diwarna cokelat tua sekali. Eunwoo tak bisa menampik bahwa kenyataannya ia menyesal telah meninggalkan Seungwan.

40 Years Old Chanyeol | wenyeolWhere stories live. Discover now