o

3.3K 351 25
                                    

Chanyeol perlahan merebahkan tubuhnya. Setelah ia mengunci rapat rapat rumahnya dan tak membiarkan angin sedikitpun masuk. Ia juga menyembunyikan kuncinya agar Seungwan tak bisa pergi.

Di lantai bawah ini, ia serasa tinggal sendiri. Namun lantai diatasnya seakan mengejeknya karena ia tak dapat berbuat apa apa. Ia kesepian. Selain menatap kosong objek dihadapannya dengan air mata yang pelan pelan mengalir. Ia benci untuk mengakui ini. Namun sebagai laki laki ia merasa ia tak memiliki harga dirinya karena permasalahan cinta.

Namun sayangnya bukan asmara monyet yang ia hadapi. Ia bukan lagi berusia 17 tahun. Ia 40 tahun. Chanyeol tak pernah merasa dirinya sesedih ini selama hidupnya. Karena ini bersangkutan dengan dirinya kedepannya dan masa masa tuanya. Ia tak mau perbuatan bodohnya membuat Seungwan pergi meninggalkannya. Ia butuh kesempatan kedua. Dan momen saat ini, saat Seungwan menangis karena kecewa, ia tahu karma atas perbuatannya sedang berlaku.

Mungkin memang hanya ini kekhawatirannya. Ia hanya takut Seungwan pergi tanpa sepengetahuannya. Maka ia membuat seluruh rumahnya terkunci rapat seperti saat ini. Walau pengap rasanya.

Chanyeol mengalihkan pandangannya. Menatap jarum jam yang tak terasa kini menunjuk pada pukul 10 malam. Chanyeol tak mengerti apa saja yang ia lakukan semenjak Seungwan mengangkat tubuhnya dari tangisnya tadi pagi dan pergi meninggalkannya. Tak ada yang ia ingat kecuali menerima tas kerjanya dari Jennie, menyambut kedua anaknya pulang, dan mengunci rapat rapat rumahnya.

Sisanya mungkin hanya dihabiskan dengan melamun.

Seungwan masih betah diatas. Ia pikir wanita itu benar benar berusaha menghindari dirinya. Saat otaknya berputar kembali, bagaimana bisa seorang istri yang mendapati suaminya berselingkuh dapat bersikap biasa saja? Tak ada. Mungkin itu berlaku untuk sepasang suami istri yang tidak saling mencinta.

Jadi saat Seungwan berperilaku sedemikian berlebihannya (mungkin menurut orang lain) Chanyeol tak akan bertanya. Ia juga tak akan berusaha mencegahnya. Walau ia harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki retakan kepercayaan Seungwan.

Ia mencintai perempuan itu. Dan ia berjanji untuk menjadikannya satu satunya. Namun ia melanggarnya saat ini. Seungwan pasti kecewa karena ia tak dapat menjaga komitmennya. Chanyeol mengerti ia salah, ia mengakuinya. Namun ia juga butuh untuk menjelaskan semuanya. Bahwa ia menyesal dan ia tak akan melakukan itu semua lagi.

Chanyeol tak mengerti bagaimana caranya ia harus memperbaiki kembali hubungannya dengan Seungwan. Mungkin ia akan menemukan nanti, ini masih terjadi beberapa jam yang lalu. Yang terpenting, ia akan mencegah semaksimal mungkin untuk Seungwan pergi.

*

Sementara di lantai atas, sudah beberapa waktu Seungwan menjauhkan dirinya dari anak anaknya. Kesedihannya terpampang nyata dan ekspresi tanya Jack dan Renjun sudah tergambar jelas. Mereka berusaha bertanya namun mati matian Seungwan menampilkan senyum lebarnya.

Demi menutupinya dari kedua anaknya, ia tak mau anak anaknya tahu bahwa kedua orang tuanya sedang bermasalah. Sesuatu hal yang tak pernah Seungwan inginkan.

Ia membiarkan Hani bermain dengan kakak kakaknya karena untuk saat ini ia bahkan tak sanggup untuk berlama lama menatap mereka. Salah satu alasannya adalah karena anak pertama dan anak terakhir yang kelewat mirip dengan ayahnya. Mereka berdua selalu mengingatkannya pada Chanyeol. Ia tak mau air matanya lolos dari matanya saat ia menemani mereka.

Maka lebih baik ia menjauh.

Seungwan berbalik. Menahan air matanya yang hendak kembali turun, mencoba untuk membuat kesibukan dengan membersihkan kamar. Walau jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ia tahu bahkan jika ia membaringkan tubuhnya di kasur ia tak dapat memejamkan matanya dengan cepat.

40 Years Old Chanyeol | wenyeolWhere stories live. Discover now