t

2.9K 275 34
                                    

👆
Yang bentukan kaya begini guys yang dikata katain Mia



Jennie mengusap wajah basahnya. Kemudian menarik ponselnya keluar. Walau air matanya masih mengalir, dan ia masih harus terus menghapusnya, Ia harus memberitahu Doyoung kalau akhirnya semua sudah berakhir seperti yang ia inginkan.

Jennie juga baru sadar, kalau orang orang disekitarnya mengerubung dan menyaksikan pertunjukkan peluk memeluk itu dengan air mata yang rata rata sudah hampir memaksa untuk keluar. Memang terlalu sayang untuk dilewatkan. Siapa yang sadar kalau mereka sudah lama menjalin pernikahan? Sepertinya hanya dirinya. Lihatlah wajah cantik Seungwan dan wajah tampan Chanyeol itu. Terlihat tampak tidak menua sedikitpun. Kebalikannya, mereka tampak semakin mirip dari hari ke hari.

Ia tersenyum kecil. Menyaksikan atasannya menggiring istrinya untuk masuk dan menutup pelan pintu kamar inapnya. Ia tak masalah jika ia dilupakan kehadirannya. Ia tak akan pernah masalah, jika keduanya berakhir dengan bahagia.

Getaran ponselnya terasa. Sejenak ia memandang pintu berwarna cokelat muda yang kini tertutup sempurna itu dengan hati yang sangat lega, sebelum akhirnya membuka balasan pesan dari Doyoung.

Syukurlah kalo gitu. Kalo kamu, kapan digituin sama Taeyong?

Jennie mengerutkan keningnya marah. Bisa bisanya dalam keadaan seperti ini si ikan Doyoung itu malah mengejeknya?!

Sebuah pesan muncul lagi. Balasan terusan yang satu ini semakin membuatnya marah.

Taeyong apa Taehyung ya? Hampir sama. Lupa deh aku. Oh, atau si Kai Kai itu?

Ah tau ah Jen, serah kamu mau sama siapa aja juga terserah. Aku mah support aja

Ekspresinya berubah. Tiba tiba pipi basahnya lenyap seketika. Tergantikan emosi yang memuncak ringan dan air wajah yang berkedut sebal. Bayang bayang mesra antara Pak Chanyeol dan Bu Seungwan dalam sekejap hilang. Gigi kelinci Doyoung jadi penggantinya. Aneh, spesial sekali?

Ya! Kai itu mantanku! Aku kan sudah pernah memberitahumu. Jangan ingatkan aku padanya.

Jennie meringis sebal. Ia menekuk wajahnya. Membuatnya semakin bulat dan bundar. Bibirnya juga mengerucut bulat, cocok dengan wajahnya. Ponselnya bergetar lagi, kali ini ia memilih mengabaikan balasan dari Doyoung.

Oh kalau begitu Taeyong? Tunggu, tapi kemarin kan Taehyung menjemputmu pulang?

Tidak penting, males. Pikir saja sendiri

*

"Appaaaa!", Jackson berlari begitu bayangan Chanyeol terlihat lebih jelas. Chanyeol melebarkan tawanya, ia memeluk anak pertamanya hingga hampir mau jatuh rasanya.

"Appa kangen sekali", Chanyeol memeluk lebih erat anaknya. Dua kali ia merasakan rindu yang lebih lebih terhadap anak anaknya. Entah ini karena efek penyesalannya atau yang lainnya. Ia kembali merentangkan tangannya, menyambut Renjun dan Hani yang datang dan ingin ikut melesak kedalam pelukannya.

"Kalian baik baik saja? Apa ada yang terluka?" Chanyeol membiarkan ketiga anaknya memenuhi ranjang pasiennya hingga dilihat sesak sekali rasanya. Tapi Chanyeol tak keberatan, sama sekali tak keberatan. Walau beberapa lecet ditubuhnya masih terasa perih. Apalagi saat kaki dan tangan tangan kecil itu tak sengaja menyentuh lukanya. Ia hanya perlu menahannya untuk beberapa saat.

Renjun menggeleng. Namun kemudian ia mengerucutkan bibirnya. Ia melayangkan tangannya menuding kakak laki lakinya yang nakal.

"Appa! tapi Jackson hyung mengambil oreoku tadi pagi. Aku jadi tidak kebagian", Chanyeol tertawa. Ia mengecup kening anak perempuan satu satunya sejenak dan membiarkan Hani duduk dipangkuannya dengan kedua tangannya yang melingkari tubuh kecilnya. Sementara kedua anak laki lakinya menduduki kedua kakinya yang berselonjor. Jackson mendongak dan tertawa lebar. Ia merasa tidak bersalah sama sekali.

40 Years Old Chanyeol | wenyeolWhere stories live. Discover now