j

3.2K 329 23
                                    

Guys, ngerasa nggak sih di foto ini aura keibuan Wendy tuh kuat banget :( huhu, angkat aku jadi anakmu mba

*

Chanyeol membukakan pintu untuk Seungwan yang kini menenteng paper bag dan menggandeng Hani. Anak perempuan itu tersenyum lebar dan melambaikan tangannya pada ayahnya.

"Dadahh!" Seungwan memangku Hani, menggerakan tangan kecil itu dan membuka kaca jendela setelah duduk dengan sempurna di jok penumpang. Kim Doyoung akan mengantarnya pulang. Mereka baru saja menghabiskan waktu istirahatnya bertiga di kantor Chanyeol.

Chanyeol balas melambaikan tangannya dan tersenyum. Ia menggerakkan tangannya, membentuk bentuk telepon di kupingnya. Mengkode Seungwan untuk menghubunginya jika sudah sampai rumah. Seungwan mengangguk dan tersenyum.

Jennie ikut berdiri dibelakang Chanyeol, mengantar pasutri itu kedepan lobby kantor. Senyumnya manis dan lebar sekali, ia ikut mendadahi Seungwan dan Hani. Kedua tangannya ia lambaikan. Istri dari bossnya itu cantik sekali. Kalau saja ia tidak lupa kalau Seungwan adalah istri dari bossnya, ia pasti sudah mengandeng tangannya dan menculiknya seharian.

Setelah mobil menghilang dari pandangannya, Chanyeol berbalik dan berjalan terlebih dulu. Jennie mengejarnya dari belakang. Berusaha menyamakan langkahnya dengan pimpinannya.

"Pak", panggil Jennie. Chanyeol hanya menggumam.

"Tadi saya dapat telepon", Chanyeol mengerutkan keningnya dan menatap Jennie. Setelah memencet tombol lift untuk kembali ke ruangannya.

"Namanya Mia. Dari DG Ent. Nyari bapak. Katanya bapak dihubungi tapi nggak pernah mbales."

Chanyeol menghela nafasnya pelan. Ia tidak tahu kalau Mia akan mencarinya sampai menghubungi sekretarisnya. Ia memang meneleponnya, beberapa kali. Namun ia mengabaikannya. Tentu saja. Tapi ia belum menghapus nomornya dan isi chatingnya.

"Biarkan saja. Tidak usah diladeni."

Jennie menatap Chanyeol. Chanyeol tahu, Jennie pasti mempunyai banyak pertanyaan di otaknya. Ia tak tahu apa saja yang sudah Mia bicarakan lewat teleponnya dengan Jennie. Namun ia sungguh berharap wanita itu tak akan meneleponnya lagi.
Jennie mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya.

"Jennie", Jennie menoleh. Menatap Chanyeol yang tidak jadi memasuki ruangannya.

"Perkataan saya tadi, tolong sungguh sungguh", Jennie mengangguk. Kalau ia benar, keduanya pasti ada hubungan lebih dari teman. Namun Chanyeol menolaknya.

"Saya nggak akan memberi tahu siapa siapa pak", Ia mengangguk dan mengangkat tangannya. Jari kelingkingnya ia tunjukkan kepada Chanyeol.

Chanyeol menatap kelingking itu dan mengangguk.

"Maaf pak. Tapi, Mia itu---" Chanyeol mengangguk mantap. Tanpa ragu. Ia malu. Sebenarnya ia sungguh malu. Namun bagaimana lagi, daripada Jennie menyimpannya sendiri dan berkesimpulan yang tidak tidak. Kejadian tidak menyenangkan itu sudah terjadi 1 bulan yang lalu. Ajaib sekali wanita itu baru menghubunginya dengan serius baru baru ini.

Jennie menatap Chanyeol tak percaya. Ia menutup mulutnya sendiri yang terbuka lebar. Padahal maksudnya ia ingin menanyakan apakah Mia itu temannya atau bukan. Atau apakah Mia Mia itu ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan yang Chanyeol jalani. Walau ia tahu sebenarnya itu sedikit tidak sopan.

Mungkin Jennie tak akan menyimpan pertanyaan di otaknya, kalau Mia tidak menghubungi Jennie sampai beberapa kali. Hingga Jennie resah sendiri.

Menanyakan apakah Chanyeol masih berada di Seoul atau apakah ia sedang berada diluar. Dan beberapa hal hal bersifat pribadi lainnya.

40 Years Old Chanyeol | wenyeolHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin