Chapter 1 : Comfortable

14.2K 1.7K 273
                                    

[Song : Julia Michaels - Heaven]

***

Telepon berdering tanpa henti. Sesibuk itulah kehidupan Shin Jihwan. Di sela-sela dering telepon, suara lain yang berasal dari mesin jahit juga menemaninya, membuat ia merasa agak pusing karena sedari pagi senantiasa menahan amarah yang nyaris membuat ia meledak. Sejenak ia menghentikan kesibukannya dan melirik telepon, kemudian mendengus seraya merotasikan bola mata, melupakan sejenak lembaran potongan kain di permukaan meja mesin jahit. Ia mendekat pada telepon, menunggu benda itu berhenti berdering setelahnya meraih gagang telepon dan menggeletakkannya ke atas meja supaya benda tersebut tidak bisa berdering lagi dalam waktu lama.

"Sialan. Kenapa bajingan itu tidak menghubungiku sama sekali?" omel Jihwan, menyilangkan lengan di depan dada sambil memijit pangkal hidung. Batinnya terus menjeritkan rasa marah tiap kali melihat sebuah amplop besar berwarna cokelat (bundel berisi beberapa lembar data mengenai pengawal baru) yang kini tergeletak rapi di atas sebuah meja khusus; tempat menyusun buku-buku sketsa tahun lalu. Di samping kanannya, sebuah rak kecil yang terbuat dari kayu mahoni berwarna cokelat menetap kukuh guna menyimpan ratusan koleksi majalah fashion, termasuk majalah-majalah yang memuat informasi mengenai S-Queen brand; butik milik Jihwan.

Jihwan menyemburkan napas panjang selagi netranya menyorot pemandangan di luar jendela. Sejujurnya, Jihwan bosan melihat suasana di sekitar ruang kerjanya yang sunyi. Setiap kali dirinya melihat ke luar jendela, ia hanya bisa menemukan gedung-gedung tinggi pencakar langit yang diyakininya berhasil memupuk kehancuran secara perlahan dengan menghadirkan problematik global warming.

Selang beberapa menit berikutnya, terdengar suara serentet ketukan pada pintu, membuat Jihwan lekas menoleh dan setelahnya seseorang mendorong daun kayu itu agar dapat masuk. Seorang wanita cantik muncul sambil menampilkan senyum kemudian mulai bicara dengan nada lembut.

"Seseorang datang untuk menemuimu," ujar Seol Jiae, asisten pribadi Jihwan sekaligus salah satu sahabat yang dapat ia percaya selama empat tahun belakangan. Sejenak Jihwan mengangkat dagunya tinggi, meredam rasa penasaran yang menjamur dalam pikirannya.

"Biarkan dia masuk, Ji," titah Jihwan selagi kakinya bergerak cepat menuju ke mesin jahit dan membiarkan Jiae keluar dari ruangan sesaat untuk mempersilakan seseorang di luar sana masuk dan menemui Jihwan secara langsung.

Sekilas Jihwan melirik dan melihat Jiae tersenyum begitu ramah pada seseorang yang bahkan belum dapat Jihwan lihat rupa wajahnya, membuat wanita itu mengendikkan sebelah alis karena semakin penasaran. Jihwan mengetuk-ngetuk ujung sandal santainya ke lantai sambil menanti dan dalam beberapa detik setelahnya mendapati presensi seorang pria memasuki ruangannya dengan langkah gagah dalam balutan seragam formal yang rapi.

Jihwan mematung seketika saat maniknya menyorot langsung pada sepasang manik jelaga seorang pria yang telah berdiri di hadapannya sambil tersenyum tipis. Sepasang mata pria itu terlihat bulat sekaligus indah, berhasil menebarkan aura hangat. Bibir tipisnya pun tampak menggiurkan. Parasnya benar-benar pantas untuk diagungkan. Perawakannya, oh, Tuhan. Wanita mana pun tidak mampu menolak untuk digagahi oleh seseorang bertubuh kekar seperti pria di hadapannya ini.

Saat pria itu membungkukkan punggung sambil tangan kirinya menggenggam pergelangan tangan kanan, Jihwan dapat melihat tato pada setiap jari-jari tangan kanannya, menampilkan beberapa huruf, mahkota, juga emotikon yang belum Jihwan pahami maknanya.

"Selamat siang, Nona. Saya Jeon Jungkook, bodyguard yang akan menggantikan Tuan Kang mulai hari ini. Saya yakin Tuan Kang sudah memberitahukan dan menyerahkan berkas berisi informasi mengenai data diri saya pada Anda. Saya telah lulus seleksi dari beberapa tes yang diajukan oleh Tuan Kang. Tapi apabila Anda ingin melakukan interviu ulang, maka saya akan sangat bersedia," ujar pria itu setelah meluruskan punggungnya.

Boss LadyWhere stories live. Discover now