Chapter 9 : Janus

11.4K 1.2K 240
                                    

Menghela napas dalam-dalam sebelum memutuskan untuk memasuki kamar, Jihwan sempat merenung cukup lama dan hanya berdiri mematung di depan pintu seakan ingin menahan dirinya sendiri supaya menetap di atas pijakan. Jihwan dapat membayangkan bahwa kini pintu di depannya bagai sebuah dinding es yang tebal dan dingin, yang berupaya memberi batas antara ia dan suaminya.

Jihwan mengulum bibirnya sesaat ketika tangannya telah terulur hendak meraih tuas pintu. Akhir-akhir ini, ia tidak pernah lagi merasa nyaman tiap kali menginjakkan kaki ke mansion. Kegelisahan senantiasa mengekorinya dan prasangka buruk semakin sering menggantung di atas kepalanya. Sekian detik berikutnya, Jihwan memilih untuk berbalik dan berniat menyandarkan punggung pada pintu kamar. Namun belum sempat merealisasikan niat tersebut, mendadak ia mendapati eksistensi Jungkook yang rupanya telah mengamati tindak-tanduknya cukup lama.

Kehadiran Jungkook sejak semenit lalu sama sekali tak disadari oleh Jihwan dan tatkala sepasang manik keduanya bersirobok, yang dapat Jihwan lakukan hanyalah menatap sendu, nyaris ingin memalingkan wajah demi menyembunyikan raut wajah menyedihkan itu.

"Maaf, Lady. Saya kemari karena ingin mengembalikan buku sketsa Anda yang tertinggal di mobil." Jungkook memutuskan untuk mendekat usai berucap sopan, lantas mengulurkan tangan dan menyerahkan buku sketsa milik Jihwan yang disambut segera oleh sang empu.

"Thank's," lirih Jihwan sambil tersenyum kecil⸺serupa dengan senyuman palsu demi menutupi kegelisahannya dan langsung dibalas dengan senyuman yang lebih lebar oleh lawan bicaranya.

"Selamat malam, Lady." Jihwan merasakan jantungnya berdetak tenang selagi menyorot wajah Jungkook, kemudian menatap di kedalaman manik jelaga pria itu. Senyum hangat Jungkook membuatnya merasa nyaman dan sekian detik berikutnya Jihwan menyungging salah satu sudut bibir, berpikir bahwa pria di hadapannya terlampau manis. Kendati dirinya merasa sedikit aneh saat menghadapi perasaan 'membingungkan' yang menyambangi benaknya, Jihwan tetap berusaha untuk bersikap biasa seakan tidak merasa terganggu sama sekali oleh sikap manis Jungkook. "Esok pagi Anda akan terlihat sangat cantik jika Anda bisa beristirahat lebih cepat malam ini. Selamat beristirahat." Setelah bicara manis untuk kedua kalinya, Jungkook membungkuk rendah sambil tersenyum dan menatap Jihwan sekali lagi sebelum pergi.

"Selamat beristirahat, Jungkook," lirih Jihwan dan dibalas senyuman lebar oleh empu di hadapannya. Manik bundarnya yang besar memancarkan keceriaan sehingga Jungkook merasa lega kemudian memutuskan untuk segera menyingkir dari hadapan sang Lady. Jihwan mengangkat matanya tatkala mendapati sosok Jungkook mulai menjauh dan kini mata bundarnya dapat menatap punggung kukuh pria itu membelakanginya.

Senyum terpatri tipis di bibir Jihwan, lalu sedetik berikutnya Jungkook menoleh sambil menginjak tangga pertama yang akan mengantarkannya ke lantai dasar. Pada waktu yang bersamaan pula, Jihwan mengedipkan mata beberapa kali seraya cepat-cepat mengulum senyumnya (merasa tertangkap basah), menghela napas dalam, lantas berbalik dan lekas membuka pintu untuk memasuki kamar. Di sisi lain, Jungkook hanya mampu ikut mengulum senyum.

"Ternyata Anda bisa bersikap menggemaskan juga, Lady. Manis dan liar. Indah namun berduri. Mahakarya Tuhan, sungguh wanita yang luar biasa," lirihnya.

....

Pipinya masih terasa panas sampai saat ini. Jihwan tetap mengulum senyuman di balik pintu kamar yang tertutup rapat sementara punggungnya bersandar pada daun kayu kemudian menyadari bahwa sosok Namjoon muncul dari arah ruang baca di sudut lain kamar mereka. Jihwan mengerjapkan matanya ketika bertemu pandang dengan sang suami, lalu segera membenarkan posisi berdirinya dan berusaha untuk bersikap tenang.

Sejemang, Namjoon sempat mengerutkan kening sambil tersenyum heran. Tangannya senantiasa menelusup ke dalam saku celana, sementara matanya tampak menyorotkan tatapan menyelidik dari balik kacamata baca. "Welcome home, Wifey," sambutnya kemudian, sambil mengikis jarak lalu meraih lekuk pinggang Jihwan dengan kedua tangannya agar wanita itu mendekat hingga jatuh ke dalam pelukannya.

Boss LadyWhere stories live. Discover now