Chapter 6 : Gorgeous

8.8K 1.3K 224
                                    

[Song : Lennon Stella - Bad]

***

Hari ini Jihwan memutuskan untuk tidak datang ke butik dahulu setelah menyadari kondisi tubuhnya sedang tidak fit. Segala urusan mengenai rencana pemotretan yang akan berlangsung hari ini ia serahkan pada Seol Jiae agar dapat dikoordinasi dengan baik. Meski begitu Jihwan tetap memantau semua perkembangan kegiatan melalui laporan-laporan yang Jiae berikan dari percakapan via ponsel.

Hingga pukul delapan pagi, Namjoon masih betah berdiam diri di dalam mansion berkat mengkhawatirkan kondisi sang istri. Ia bahkan sudah berulang kali membujuk Jihwan untuk diperiksa oleh dokter pribadi keluarga Kim, namun Jihwan bersikeras menolak dan mengatakan bahwa dirinya hanya membutuhkan istirahat. Jihwan menolak untuk sarapan serta meminum obat pereda demam, pun sempat beberapa kali memberitahu Namjoon bahwa pria itu sudah terlambat dan harus segera bergegas ke kantor.

"Sayang, kenapa kau keras kepala sekali? Aku sangat mengkhawatirkanmu sekarang. Aku takut terjadi apa-apa denganmu," ujar Namjoon sambil beberapa kali mengecek suhu tubuh Jihwan dengan tangannya⸺memandang gelisah saat tahu wanita itu tak kunjung menyahut dan hanya menatapnya lemah. "Aku tahu, kau jarang sekali sakit dan sekalinya sakit akan berlangsung hingga lama. Aku panggilkan Dokter Kim kemari, oke?" tawarnya sekali lagi sebelum benar-benar memutuskan untuk menyerah, tapi lagi-lagi hanya mendapat penolakan berupa gelengan pelan dari Jihwan.

"Baiklah," kata pria itu pasrah pada akhirnya. "Kau ingin makan sesuatu? Paling tidak untuk mengisi perutmu. Setelah itu minum obat pereda demam," bujuk Namjoon sambil menyingkirkan sebagian surai yang menghalangi wajah Jihwan.

"Pergilah ke kantor, Joonie. Tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan baik-baik saja."

"Bagaimana mungkin aku tidak mengkhawatirkanmu. Aku tidak bisa melihatmu sakit begini, Hwanie." Namjoon mulai frustrasi sekarang, lantas mendengus dan sekian detik berikutnya malah mendapati Jihwan tersenyum manis seraya mengerjap lemah. "Kenapa kau masih bisa tersenyum disaat-saat seperti ini," kata pria itu heran, sedikit jengkel, setengah gemas lalu sisanya ingin sekali menciumi Jihwan.

"Aku akan makan nanti. Setelah kau pergi ke kantor," ujar Jihwan sambil mengeratkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga ke leher. Namjoon memandang ragu detik itu. "Janji, Kak," katanya lagi sembari mengulurkan tangan dan menyodorkan jari kelingking ke arah sang suami. Namjoon tak lekas menyambut kelingking tersebut dan malah menggigitnya kecil sehingga Jihwan mengernyit sebal sambil mencebik. Tak lama kemudian keduanya saling memandang lekat dan hangat sehingga Namjoon membuat keputusan terakhir untuk menyetujui permintaan wanita itu.

Namjoon lebih dulu mendaratkan kecupan pada kening, pucuk hidung dan terakhir bibir Jihwan sebelum meninggalkan kamar. "Makan lalu minum obat pereda demam, oke? Aku akan mengeceknya setengah jam lagi. Jika nanti aku mendapat laporan bahwa kau belum melakukan tugasmu, aku akan kembali kemari dan memarahimu habis-habisan. Deal? Berjanjilah." Jihwan tersenyum usai mendengar hal itu, meraih tangan kanan Namjoon yang masih duduk di tepi ranjang lalu menggigit kelingking prianya⸺sama seperti yang Namjoon lakukan beberapa saat lalu padanya.

"Janji, Hubby."

....

Jungkook melirik jam dinding di kamarnya hingga berkali-kali. Pria itu sudah terlihat rapi dalam balutan seragam; kemeja putih dan jas hitam serta atribut pendukung yang wajib dimiliki seorang bodyguard seperti pistol dan secret earphone berukuran mini di telinganya. Setelah menunggu cukup lama, Jungkook akhirnya memutuskan untuk meninggalkan paviliun dan menuju rumah utama.

Biasanya ia akan mendapat kabar dari Nyonya Lee ketika Jihwan sudah selesai bersiap-siap dan hendak pergi ke butik. Namun pagi ini Jungkook belum menerima informasi apa pun mengenai majikannya tersebut.

Boss LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang