Chapter 5 : Undercover

10.1K 1.3K 339
                                    

[Song : Bazzi - 3 : 15]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Song : Bazzi - 3 : 15]

***

Jangan pernah berpikir Jihwan adalah tipikal yang gampang menerima begitu saja saat ada seseorang yang memberi titah padanya. Sebab usai tangannya berhasil menggenggam sepotong kecil cokelat berbungkus keemasan itu, senyum manisnya justru berubah menjadi senyum melecehkan yang teramat khas. Salah satu alis wanita itu menukik tinggi sehingga membuat Jungkook menatap bingung, lalu setelahnya merasakan satu tarikan kuat pada simpul dasi⸺mendadak membuatnya hilang keseimbangan, syok, menjadi penurut lugu, setengah gemetar tatkala menyadari wajahnya terasa sangat dekat dengan sang nyonya. Mata bulat Jungkook langsung melebar dalam sekejap, merasakan embusan napas hangat Jihwan membelai separuh wajahnya.

"Pikirmu, kau ini siapa? Beraninya memerintahku," bisik Jihwan, begitu dekat dengan bibir pria muda itu. Maniknya membidik tajam bagai seekor ular pengamat mangsa, sementara di sisi lain Jungkook dapat merasakan bahwa saat ini jantungnya tengah berdebar tak keruan. Saat Jihwan memiringkan wajahnya bersama tatapan menyala, Jungkook nyaris tidak dapat berkutik bahkan menghela napas dalam. Dadanya dihimpit sesak yang menyakitkan dan baru bisa meraup napas serakus mungkin ketika Jihwan melepaskan tarikan sambil mendorong kasar dirinya agar menjauh. Bunyi klakson yang berasal dari puluhan kendaraan di belakang sana membuat Jungkook buru-buru meraih kesadaran dan segera menginjak pedal gas usai berhasil menenangkan diri.

Leher pria itu terasa tegang sehingga tanpa sadar meluruskan punggung, bersikap agar terlihat tegap sebelum akhirnya melirik Jihwan yang sedang melahap sepotong cokelat pemberiannya. Sialan. Sialan. Rupanya Shin Jihwan sangat berbahaya untuk kesehatan jantungnya. Tindak-tanduknya lumayan mengejutkan Jungkook sampai pria itu bingung harus melakukan apa selain menetap; mati kutu.

"Jangan ulangi lagi. Beruntung kesalahanmu tidak fatal. Yang harus kau ingat adalah⸺aku bisa memerintahmu, tapi kau, tidak bisa memerintahku Jeon Jungkook. Aku tidak peduli sekalipun mengingat usia kita nyaris seimbang. Kau harus tetap menghormatiku sebagai Lady-mu. Itu yang kusebut seorang profesional," tegas Jihwan. "Aku tidak akan pernah menginjak-injak harga dirimu selama kau bisa bersikap baik dan sepantasnya." Jungkook menyorot lurus ke arah jalanan; fokus menyetir dan berusaha untuk tetap tenang. Meski terasa sulit baginya untuk menelan saliva, pria itu masih saja bersikeras mencoba demi melenyapkan rasa kering kerontang pada kerongkongan. Paling tidak, ia harus bisa membalas ucapan Jihwan.

"Ya, Lady. Saya mengerti. Tolong maafkan tindakan kurang ajar saya barusan," ungkapnya penuh penyesalan, sesaat memejam mata kemudian memutuskan untuk mempercepat laju mobil usai berhasil memantapkan hati. Lain kali ia mesti berhati-hati dalam bertutur kata pada majikannya itu. Jihwan jelas tidak bisa diajak bermain-main; sesuai dugaannya sejak pertama kali mereka bertemu pandang.

....

Jungkook memutar setir mobil dengan piawai ketika lamborghini putih yang mereka tumpangi meluncur mulus, melintasi bundaran air mancur; pusat keindahan dari tanah seluas 8.000 meter persegi, tempat tinggal baru yang sejujurnya masih terasa asing baginya. Jungkook sempat menoleh untuk memastikan kondisi Jihwan setelah berhasil memarkirkan mobil tanpa kendala. Jihwan terlihat sibuk menggulir layar ponselnya seraya menampilkan raut bosan, berakhir menilik pria di sampingnya begitu sadar tengah diperhatikan.

Boss LadyWhere stories live. Discover now