Chapter 10 : Selfish

8.9K 1.3K 296
                                    

[Song : Madison Beer - Selfish]

***

Jihwan tahu ranjang di sebelah kanannya telah kosong saat tangannya berusaha meraba untuk menangkap sosok yang biasanya menempati sisi tersebut. Ia lekas mengambil posisi bangun dan mendapati cahaya matahari merangsek masuk melalui jendela kamar yang terbuka. Ini bukan akhir pekan dan Namjoon tidak biasanya menghilang begitu cepat saat pagi menjelang. Jihwan merenung dan berpikir sambil mengumpulkan kesadarannya, lalu setelah merasa cukup mampu, kakinya menapak pada lantai kayu dan mulai mengambil langkah panjang.

Tak ada suara berisik selain kesibukan para pelayan di ruang makan dan juga suara burung-burung berkeliaran di pagi hari. Jihwan bergerak setengah berlari menuruni tangga. Telapak kakinya telanjang dan terlihat makin indah saat bergerak lincah. Sesampainya di ruang makan, wajahnya terlihat bingung karena tak menemukan suaminya.

"Nyonya Lee⸺," Jihwan menatap skeptis selama beberapa detik ke arah kepala pelayan di hadapannya. Ia melihat wanita itu tersenyum tipis dan mulai menarik kursi, bermaksud mempersilakan Jihwan menempatinya dan segera sarapan, namun Jihwan malah menggeleng cepat. "Di mana Namjoon?"

"Saya pikir tuan sudah berpamitan dengan Lady," ujar Nyonya Lee kelihatan heran ditambah lagi raut wajah Jihwan nampak mulai penasaran. "Tuan Kim sudah pergi sejak sejam lalu dengan mengenakan seragam kerjanya. Beliau bilang ada sesuatu yang mendesak dan harus segera diselesaikan." Nyonya Lee menatap khawatir saat menangkap kekosongan di mata nyonya mudanya dan Jihwan tiba-tiba saja bergegas meninggalkan ruang makan kemudian menaiki tangga terburu-buru.

Ia tidak peduli pada langkah lebar yang mungkin saja akan membuat gaun tidurnya robek. Sambil agak terengah, Jihwan mendorong pintu kamar dan segera menuju nakas, merampas ponsel lantas dalam waktu singkat membaca beberapa notifikasi yang muncul pada layar ponsel.

Jungkook : Lady, jika Anda sudah bangun, bersiap-siaplah. Kita harus menyusul Tuan Kim.

Jungkook : Saya tidak bisa menemui Anda saat ini juga. Jika Nyonya Lee dan yang lain tahu, mereka pasti akan curiga.

Jungkook : Tapi setelah saya pikir-pikir, mungkin Lady juga tidak seharusnya pergi. Itu akan memancing banyak perhatian. Saya akan mengawasi Tuan Kim untuk Anda.

Jungkook : Untuk sementara waktu, bisakah Lady menggunakan driver lain dan pergi ke butik seperti biasanya?

Jihwan mengatupkan bibirnya setelah selesai membaca seluruh pesan yang dikirimkan oleh Jungkook, lalu mencoba mengecek pesan lain, akan tetapi tidak ada satu pesan pun dari suaminya. Terhitung dua menit berikutnya, sebuah pesan baru kembali diterima dan membuat Jihwan membuka secara cepat. Jihwan bahkan sempat membalas pesan dari Jungkook.

Lady Hwanie : Maaf. Aku baru terjaga.

Jungkook : Apakah Lady masih di mansion?

Jungkook : Lady?

Jungkook : Ada hal penting yang harus saya sampaikan pada Anda. Jika Lady masih berada di mansion saat ini, saya akan kembali dalam waktu 15 menit.

Lady Hwanie : Ya. Kembalilah ke mansion.

Tanpa sadar, kini Jihwan mencengkeram ponsel dan menempatkan benda pipih tersebut ke dadanya. Sejemang wanita itu mengulum bibir bersama perasaan gelisah. Jantungnya memompa cepat, kepalanya dibanjiri kepanikan serta tanda tanya besar mengenai 'informasi' yang harus Jungkook sampaikan sehingga pesan pria itu terkesan serius.

Setelah melamun cukup lama di atas pijakannya, Jihwan berusaha meraih kembali kesadarannya sambil mengusap wajah dengan tangan. Ia melirik ponsel sekali lagi untuk memastikan waktu kemudian beranjak gontai menuju kamar mandi. Tanda tanya besar di atas kepalanya kian membebani sampai pikirannya jadi bercabang, membuatnya memutuskan untuk berdiri di bawah air shower yang mengguyur tenang sambil memejamkan mata.

Boss LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang