Chapter 2 : Slippery

12.4K 1.6K 195
                                    

[Song : $OFY - Dance Monkey]

***

Jihwan tidak benar-benar tidur meski tubuhnya telah berbaring di atas ranjang dalam keadaan tanpa busana. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas tanpa ia sangka. Rasanya Jihwan sudah menunggu terlalu lama sejak Namjoon mengatakan akan segera pulang⸺dan pernyataan itu terlontar tiga jam lalu ketika Jihwan menelepon karena tak sabaran.

Apa yang sebenarnya sedang Namjoon kerjakan sampai selarut ini? Tidak bisakah kembali dan melanjutkan pekerjaannya di mansion? Jihwan terus bertanya-tanya dalam hatinya. Tidak mungkin kan, Namjoon tengah bersama 'wanita itu'?

Dalam sekejap Jihwan telah meletakkan kedua tangannya agar menutupi telinga. Pikiran-pikiran buruk mulai menyerang isi kepala dan menghalangi jalan pendengaran adalah ide paling buruk jika ia memang berniat menyingkirkannya. Sejenak wanita itu menggigit bibir bawah sambil mengamati langit-langit kamar yang gelap. Sejak lampu kamar dimatikan, kamar ini terasa begitu mati dan sunyi.

Biasanya Jihwan akan mendengar Namjoon menceritakan banyak hal sebelum mereka terlelap⸺atau bercinta sebentar disertai dirty talk. Tapi hal-hal seperti itu mulai jarang terjadi. Jihwan tidak tahu, sebesar apa 'wanita itu' telah mencuri perhatian Namjoon. Sampai sekarang ia masih menyelidiki, terus mencari tahu latar belakang wanita yang telah merebut Namjoon darinya. Jihwan menikmati permainannya sendiri bersama rasa sakit. Tapi peduli setan. Ia tidak ingin membongkar terburu-buru dan bersumpah akan membuat Namjoon menyesali segala pengkhianatan yang telah pria itu lakukan padanya.

Selang beberapa menit kemudian, Jihwan mendengar suara pintu kamar dibuka dengan perlahan sampai menciptakan suara derit panjang. Dia buru-buru memejamkan mata dan kemudian menyadari bahwa lampu di ruangan itu kembali menyala. Detik berikutnya, tubuhnya berguncang pelan lalu merasakan sentuhan lembut berupa usapan pada puncak kepala.

Jihwan dapat merasakan kehangatan dari sentuhan jemari panjang itu, juga aroma lembut amat familier yang biasa ia hirup dengan nyaman. Jantungnya berdebar tenang ketika merasakan tangan tersebut menyentuh lengan telanjangnya kemudian menarik selimut hingga menutupi bahu, selanjutnya mendengar bisikan tepat di telinga.

"Sleep well, My Queen." Satu kecupan lembut dan hangat dari bibir basah Namjoon berhasil mengenai pelipisnya dan membuat Jihwan tidak tahan jika harus terus mengatupkan kelopak matanya. Tak lama kemudian, Jihwan merasakan bahwa presensi Namjoon tak lagi berada di dekatnya. Suara gemerincing dari ikat pinggang merasuki pendengaran, disusul suara berisik lain dari ritsleting yang dibuka perlahan.

Jihwan menyingkap matanya hati-hati, hanya menciptakan sedikit celah sehingga ia dapat melihat tubuh polos Namjoon yang kini tengah dalam posisi membelakangi. Pria itu sedang sibuk melepaskan jam tangannya lalu melangkah menuju lemari untuk mencari selembar bathrobe dan langsung mengenakannya. Tepatnya ketika tubuh besar serta jangkung itu berbalik, Jihwan segera menutup rapat matanya lagi. Rungunya mendengar suara tawa tipis yang tak terselesaikan ketika ranjang berguncang sekali lagi.

"Cantik sekali, Hwanie-ku. Maaf telah membuatmu menunggu, Sayang." Kecupan lembut lagi-lagi mendarat, bukan di pelipis, melainkan pada pucuk bibir mungil Jihwan.

Usai merasa lega dan puas mengamati wajah sang istri, Namjoon bergegas menyingkir dari sana dan menuju ke kamar mandi. Ia terbiasa berendam menggunakan air hangat sebelum naik ke atas ranjang untuk tidur. Jika saja Jihwan belum terlelap, Namjoon mungkin bisa bermain panas sebentar di bawah guyuran air atau bahkan di dalam bathtub. Akan tetapi malam ini, ia terpaksa harus menyingkirkan gagasan untuk menggagahi Jihwan.

Setelah selesai menyiapkan air hangat tanpa meminta bantuan siapa pun, Namjoon masuk ke dalam bathtub dan membenamkan sebagian tubuhnya. Belum sempat pria itu memejamkan mata dan menyamankan diri, tiba-tiba pintu kamar mandi tersingkap secara perlahan, menampilkan sosok Jihwan yang sukses membuat Namjoon membelalakkan mata.

Boss LadyWhere stories live. Discover now