Chapter 4 : Electricity

10.9K 1.4K 135
                                    

[Song : Cigarettes After Sex - Sweet]

***

Butik baru saja ditutup tepat ketika waktu telah menujukkan pukul setengah tujuh malam. Saat pintu kaca butik hendak dikunci, Jihwan merasakan kehadiran seseorang di dekatnya sehingga ia buru-buru berbalik lantas menemukan seorang pria (familier) tengah memperhatikannya sambil tersenyum, kemudian menawarkan bantuan sehingga Jihwan mundur dan membiarkan pria tersebut mengunci pintu butik.

Selama beberapa saat, Jihwan hanya bisa mengamati sisi wajah Jungkook sambil menopang tangan kanannya di atas lengan kiri yang menyandar pada perut, sekejap menggigit ujung jari telunjuknya saat tanpa sengaja terhanyut⸺mengamati betapa tajam garis rahang pria itu lalu turun ke kakinya yang indah, berbalut celana bahan agak ketat. Kedua pahanya, oh Tuhan. Massive and sexy. Pastinya akan sangat menyenangkan rasanya jika dipangku di atas kedua paha itu sambil berciuman mesra, di tempat yang sempit, mungkin di dalam mobil akan terasa lebih menantang.

"Berapa lama dia harus membentuk semua otot itu?" lirih Jihwan masih terus mengamati tubuh Jungkook sampai sang empu akhirnya menyadari bahwa ia tengah diperhatikan secara intens. Jungkook diam saja, lekas menyelesaikan kesibukannya mengunci pintu lalu meluruskan punggung dan langsung menghadap pada Jihwan setelah selesai.

"Sudah selesai, Lady," lapor pria itu sambil mengulurkan tangan, berniat menyerahkan kunci, hanya saja Jihwan masih mengamati tanpa sadar lalu membuat Jungkook bergegas melambaikan tangan di depan wajah sang majikan. "Apa Anda baik-baik saja, Lady?" tanyanya dengan suara dipelankan.

"Lady! Anda melamun," ujar Jungkook berusaha mengejutkan supaya wanita itu bisa menarik kembali kesadarannya. Kontan Jihwan pun terkejut dan langsung menyorot lurus ke arah Jungkook, menorehkan tatapan tak senang sebelum akhirnya menyambar kunci pintu butik dari tangan Jungkook.

"Jangan sekali-sekali berani mengejutkanku, Jeon Jungkook. Itu bukan tindakan yang menyenangkanku."

"Maaf, Lady. Saya hanya ingin menyadarkan Anda dari lamunan," balas Jungkook seraya membungkuk rendah kemudian melipat bibirnya rapat. Nampaknya ia baru saja membuat Jihwan marah, sebab raut wajah Jihwan mendadak berubah masam.

Ketika wanita itu hendak mendekat ke mobil dengan ekspresi acuh tak acuh, Jungkook langsung berlari mendahului lalu membukakan pintu. "Ke kantor suamiku. Tapi jangan sampai keberadaan kita diketahui siapapun."

"Baik, Lady."

....

Jungkook tidak tahan jika hanya harus menyorot lurus ke arah jalanan. Jantungnya berdebar kencang saat merasakan Jihwan begitu dekat dengannya. Rupanya, duduk di sisi Jihwan bukanlah perkara gampang. Lagi pula, kenapa wanita itu tidak memilih duduk di jok kedua saja sebagai seorang majikan. Jungkook merasa sesak mendapati kenyataan bahwa hasratnya kini membumbung naik secara mendadak. Celana bahannya terasa sesak, terlebih saat mendapati Jihwan membungkuk rendah untuk membenarkan stocking hitamnya sehingga rok span ketat berwarna hitam yang dikenakan sang empu sedikit terangkat naik, nyaris menampakkan seluruh paha.

Sesaat setelah selesai membenarkan stocking, Jihwan langsung mengangkat wajah untuk menyorot ke arah gedung yang memiliki 25 lantai di depannya lantas mengembuskan napas bosan sambil menyandarkan punggung pada jok mobil. Di sisinya, Jungkook hanya bisa melirik sesekali untuk mengamati reaksi sang nyonya, sedang kedua tangannya bertengger diantara selangkangan untuk menyembunyikan kegelisahan yang tampak nyata di sana.

Jihwan memejamkan mata sejenak sambil menyilangkan lengan di depan dada. Sepersekian detik kemudian, kepalanya bergerak miring, tepat mengarah pada Jungkook dan kontan membuat pria tersebut menoleh untuk memandang wajahnya secara lekat.

Boss LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang