Ch. 01

10.4K 488 44
                                    

Kehidupan ku, atau yang disebut kehidupan kedua kali ini memang sesuai dengan kehendak ku. Tak ada yang dapat melarang apa yang ingin ku lakukan. Kini aku berdiri di puncak kejayaan ku yang berperan sebagai Pahlawan yang sesungguhnya tanpa ada yang memberi perintah semena-mena, disertai Penjahat urutan teratas dari seluruh penjahat yang pernah ada, hingga hanya menyebutkan julukan ku saja membuat orang yang mendengarnya mati ketakutan.

Mula-mula dari mana aku harus menjelaskannya kisah heroik ini? Sepertinya aku akan mulai dari awal saja, awal kehancuran atau bisa disebut sebab atas kematian ku. Kuharap kalian terhibur dengan kisah ku ini..

****

Ch. 01_____"Awal setelah Akhir"______

Sungguh, ini bukan seperti yang ku harapkan, gelar yang akhirnya kucapai dengan susah payah kini tidak berarti apa-apa. Aku hanya berlutut menghadapnya(Raja), menunggu perintah mutlak darinya(Raja). Tapi dia hanya diam dengan santainya, seakan tak terjadi apa-apa.

Diluar sana seluruh prajurit sedang bertempur mati-matian demi melindungi negeri ini dari segerombolan monster yang tak terhitung jumlahnya. Dan lihatlah sang pemimpin negeri ini, ia hanya bersantai di singgasana yang ditemani dua wanita cantik mainannya.

Suara gaduh serta guncangan kerap terjadi, teriakan penderitaan dan kepedihan terus terdengar di telingaku. Mereka semua sedang menunggu kedatanganku, sang pahlawan yang akan menghentikan penderitaan ini.

Tetapi apa gunanya, aku tak diperbolehkan keluar dari kerajaan ini, dan alasannya sungguh konyol bahwa aku harus melindungi dirinya(Raja). Apa dia pikir nyawa prajurit yang bertempur kini hanya mainan saja?

Kekuasaan yang paling tinggi ini disalahgunakan hanya untuk kepentingan pribadinya saja.

Tubuhku mulai gemetar, jantungku berdetak tak beraturan, tanganku mengepal dengan keras, serta gigiku geram akan ketidakmampuanku, ini yang membuatku mulai muak.

Tubuh yang tadi hanya berlutut saja di hadapannya kini berdiri dengan tegak. Beberapa teman seperjuangan ku heran akan tindakanku yang kini melirik tepat ke hadapanku seraya mencoba memberi kode untuk tidak bertindak.

Sang Raja berteriak dengan tegasnya, "Apa yang kau lakukan! Siapa yang menyuruhmu untuk berdiri ha!! "

Aku hanya diam tak dapat membuka mulutku untuk berbicara dan mulai berjalan ke arah pintu luar.

Beberapa prajurit langsung menghadang ku dengan memblokir arah jalanku. Wajah dari para prajurit ini sangat putus asa, mereka semua sebenarnya tak ingin melakukan ini, itu jelas tampak dari raut wajah pucat mereka semua, "Ma-maaf, tapi kami tak bisa membiarkan Anda keluar dari istana ini " ungkap salah satu prajurit dari mereka dengan kaku.

Apa dengan ini akan membuatku mundur? Aku menghela nafas panjang dan kembali menghadap kepada sang Raja.

Tekat ku sudah bulat, apapun yang terjadi aku harus keluar dari situasi ini. Berpikir tenang dan tak mengambil tindakan gegabah merupakan pilihan terbaik untuk situasi ini.

Dengan suara tajam aku berbicara tanpa basa-basi, "Maaf yang mulia, tapi orang-orang diluar sana sudah menunggu kedatanganku, jadi.. "

Perkataan ku terhenti ketika melihat wajah sang Raja yang sudah memerah emosi dengan geramnya. Dengan tegas disertai amarah, "Apa yang kau katakan!! Apa kau tak terima dengan perintahku!! "

Dengan hanya melihatnya saja, membuatku sudah tau akan apa yang keluar dari mulutnya. Yang dia pikirkan sekarang ini hanyalah keselamatannya saja. Bodohnya aku, kenapa aku harus mengabdi pada dirinya? Babi gendut ini tak akan pernah berpikir bahwa orang-orang yang berjuang di luar sana itu kini sedang mati-matian mempertahankan negeri yang mereka cintai, tanpa tau akan sifat asli pemimpinnya ini.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ