Ch. 18

2.2K 210 31
                                    

Chp. 18_____Keegoisan & Kehangatan dalam sebuah pelukan_____

Ayahnya Lisa kini membimbingku ke kesebuah pintu yang berada di lantai dua. Dia menjelaskan situasi yang dialami Lisa kini. Entah mengapa kini Lisa mengalami trauma berat, dan tak tau dari mana asal trauma itu.

Tampang Ayahnya Lisa sangat sedih, hanya dengan sedikit kemungkinan dia mengantungkan seluruh harapannya padaku, yang mungkin saja bisa membantu putrinya ini kembali seperti dulu lagi.

Walaupun aku tak ingin membantunya karna perlakuan tadi, tetapi aku juga tak ingin meninggalkan kesan buruk disini.

Aku mulai masuk kedalam ruangan ini. Gelap, tak ada pencahayaan sama sekali. Hanya ada sinar bulan yang menyinari malam yang dingin ini dari balik jendela yang terbuka lebar.

Di depan sana tampak seseorang yang tak lain adalah Lisa, yang kini duduk diatas ranjang(kasur) seraya menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang tebal.

Aku melihat ke sekeliling. Ruangan ini sedikit berantakan. Buku-buku berhamburan dimana-mana, disertai  beberapa baju yang bergeletakan di lantai.

Diatas meja terdapat banyak makanan yang tak tersentuh sedikitpun. Bahkan ada juga sebagian makanan tersebut yang tak layak lagi untuk dimakan.

'Apa jangan-jangan dia masih belum makan semenjak terakhir kali bertemu itu? '

Aku mencoba mendekatinya secara perlahan.

"Kumohon. Tinggalkan aku sendiri! " Bentaknya ketika mendengar suara langkah kakiku.

Aku berhenti dan mulai membuka pembicaraan, "He~ apakah kini kau ingin mengusir ku? "

Mendengar ucapanku itu dia kembali bertanya, "Siapa kau.. Kumohon, jika kau merupakan orang yang disuruh Papa, maka pergilah. Aku hanya ingin ketenangan. Biarkan aku sendiri. "

Melihat nya yang begini membuatku teringat akan salah satu peristiwa di kehidupanku dulu, yang seharusnya sudah lupakan. Seorang yang baru saja menjadi teman ku, bunuh diri akibat tak dapat menahan trauma yang dialaminya. Itu semua karna ketidakmampuan ku untuk melindunginya dari orang-orang jahat. Sungguh disesali karna dia adalah orang yang sangat berharga bagiku.

Entah mengapa diriku tak ingin kejadian serupa terulang kembali. Bagaimanapun dia(Lisa) adalah teman pertama yang kumiliki dikehidupan ini.

Aku tak tau bagaimana menghadapi situasi ini, disaat itu tubuhku bergerak dengan sendirinya, mengikuti kata hatiku.

Perlahan kembali aku mencoba mendekatinya hingga jarak antara kami hanya berjarak satu langkah.

Aku mengulurkan tanganku dan menepuk kecil kepalanya, “Jangan bilang kau sudah lupa denganku? ”

Sontak setelah mendengar perkataan ku itu, dia langsung mengalihkan pandangannya ke hadapanku. Aku sedikit terkejut melihat wajahnya kini, yang terlihat kacau sekali.

Sebuah kantung mata besar terukir di sisi matanya, bola mata yang merah, serta rambut yang kini berantakan. Apa dia memang Lisa yang kukenal?

Untuk beberapa saat dia menatapku, dan entah kenapa air matanya jatuh dengan cepatnya.

Seketika aku panik, "Ap- apa?! Kenapa kau menangis sih ha?? "

Dia mencoba mengusap air matanya yang tak dapat dihentikan itu.

“Apa yang kau ditangisi sih? Aku benar-benar tak mengerti. ”

Beberapa saat dia terus menangis hingga pada akhirnya tenang walaupun menghabiskan waktu lumayan lama.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang