Ch. 24

2.1K 198 9
                                    

Chp. 24_____“Sebuah Kontrak dan awal kebencian”_____

Dengan senyuman hangat penuh dengan keyakinan, “Akan ku ulangi lagi. Apa kau ingin membuat kontrak denganku? Membuat kontrak dengan Pedang Roh ini? ”

Untuk beberapa saat aku diam, seraya memikirkan matang-matang dengan keputusan yang akan kuambil ini.

Walaupun sebenarnya aku tak membutuhkan hal yang seperti itu, tetapi itu seharusnya tak ada salahnya juga.

Dengan mengulurkan tanganku padanya, “Baiklah, aku setuju. ”

Dia sangat senang dengan apa yang baru saja dia dengar dan membalas uluran tanganku dengan jabatan tangannya. Tetapi ketika kami ingin berjabat tangan, tangan sosok wanita itu langsung menembus tanganku. Seperti yang dia katakan sebelumnya, dia tak bisa menyentuh seseorang tanpa adanya perantara.

Aku langsung mengalihkan pembicaraan, “Sekarang apa yang harus kulakukan? ” Tanyaku.

“Karna anda sudah setuju, maka cabut pedang yang tertancap di batu itu. ”

Aku langsung melakukan apa yang dia perintahkan.

Dengan menggenggam kuat gagang pegang, aku langsung menarik paksa pedang yang tertancap tersebut. Sangat keras, bahkan seluruh staminaku harus habis karna mencoba menarik pedang ini.

Nafasku terengah-engah, “Hah~ Hah.. akhirnya selesai juga.. ”

Sosok wanita itu mulai lebur bagaikan debu dan mulai menyatu dengan pedang karatan ini.

Sebuah suara dari sosok wanita itu kini bergema di dalam kepalaku.

[[ Apa kau bisa mendengar ku? ]]

Aku langsung merespon dengan bertanya kembali, “Apa ini telepati? ”

[[ Fufufu~ tentu saja. ]]

“Jadi sekarang, apakah ada hal yang diperlukan untuk membuat kontrak? ”

Dengan santai, dia menjelaskan,

[[ Tuliskan nama di punggung pedang tersebut mengunakan darah anda ]]

”Nama? Apa yang kau maksudkan namaku? ”

[[ Tidak-tidak. Nama yang kumaksudkan adalah nama yang ingin kau berikan padaku. Kami para Roh tak memiliki raga utuh untuk berkeliaran, karna itulah kami tak terlalu memikirkan masalah(nama) tersebut. ]]

Aku diam beberapa saat seraya memikirkan apa nama yang tepat untuk kuberikan.

Ini meninggalkanku pada seseorang yang selalu menjadi tombak dan perisai ku di kehidupan sebelumnya. Memiliki paras cantik dan elegan, dengan warna mata yang tajam. Karna ketidakmampuan ku, dia harus mengorbankan dirinya demi melindungi beban seperti ku.

‘... Maaf kalau ini sedikit lancang, aku akan meminjam namamu itu.. ’

Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung mengigit ujung jariku dan mulai mengukir sebuah nama di punggung pedang karatan ini.

Liza, itulah nama yang ku ukir. Aku sangat yakin bahwa nama ini sangat cocok dengan sosok Roh ini.

Setelah selesai mengukir nama tersebut, suatu getaran terasa di dalam pedang karatan ini. Tak lama setelah itupun seluruh karat dan noda yang menempel di pedang mulai lepas(lenyap) dengan sendirinya, yang diikuti dengan cahaya terang bagaikan kilat yang langsung menyambar membutakan mataku.

Dengan cepat aku mengedipkan mata yang terkena cahaya kilat ini, untuk mengoptimalkan kembali seluruh penglihatan ku.

Setelah pandanganku kembali normal, aku mencoba melihat kembali apa yang terjadi dengan pedang karat yang masih ku genggam  tersebut.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang