Ch. 03

4K 360 38
                                    

Chp. 03_____Berburu mangsa empuk_____

Umurku kini sudah beranjak 7 tahun. Dengan ingatan serta pengalaman lamaku di kehidupan sebelumnya, aku dengan mudah menguasai berbagai seni bertarung, mau itu menggunakan senjata ataupun tidak sama sekali.

Ada dua kegiatan yang kulakukan kini, yakni di pagi hari menjadi seorang anak manis yang disukai semua orang, dan dimalam hari menjadi seorang pemburu yang memburu mangsanya, biasanya para bandit.

Malam hari, dimana Ayah-Ibu sudah tidur dengan nyenyak nya. Ini merupakan waktu ku untuk berburu seperti biasanya.

Dengan memakai jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhku, aku mulai menjalankan rencana ini. Aku berlari di tengah hutan dengan bantuan 'Quick Step'(langkah cepat) yang merupakan salah satu skill di kehidupan lamaku, yang memiliki efek mempercepat pergerakan kaki hingga 4x lebih cepat pada umumnya.

Tujuanku kini adalah ke arah Barat  yang sering disebut-sebut sebagai persembunyian para bandit kelas atas. Tentu saja ini merupakan kesempatan emas bagiku, yang yang bertujuan untuk mendapatkan seluruh hasil rampasan yang dikumpulkan para bandit tersebut.

Perjalananku terhenti ketika mendapatkan sebuah gua di balik rimbunan pohon. Dan diwaktu yang bersamaan seseorang keluar dari dalam sana, yang beberapa saat menoleh kekiri-kekanan dan akhirnya balik kembali didalam.

Dengan senyuman lebar ku aku bergumam, “Hehehe... Sepertinya tak sia-sia aku datang kemari. ”

Aku mulai berjalan ke arah gua tanpa adanya perlengkapan apapun, kecuali jubah yang menutupi seluruh tubuhku ini.

Gua ini begitu gelap, tak ada penerangan sedikitpun. Walaupun begitu aku mendengar seseorang berbincang-bincang didalam dengan riangnya.

“Hei-Hei, apa kalian ingat kemarin ketika kita merampok para merchant itu? Aku sangat tertawa ketika melihat pemimpin mereka terduduk diam sangat ketakutan, hingga botol airnya meledak karna sangat takutnya pada kita, Hahaha... ”

“Hahaha... ” Suara tawa beberapa orang yang ikut terdengar juga.

Aku telah sampai dimana mereka sangat meriah sekali menceritakan hasil perkejaan mereka.

Dengan menyandarkan bahuku ke samping dinding, aku ikut serta dalam pembicaraan mereka, “Apakah orang itu sangat ketakutannya, hingga dia sampai menjilat kakimu bukan? ” Ungkapku dengan santainya.

Seluruh orang yang mendengar itupun reflek menoleh melihat diriku, dan ketika itu pula aku berkata, “Kenapa? Apa kalian tak ingin bercerita lagi? ” Sindir ku pada mereka semua.

Salah satu dari mereka berdiri di hadapanku, “Hei bocah! Dari mana asalmu ha! Bagaimana kau bisa datang kemari?! ” Ungkapnya dengan nada arogannya.

“Hei, Kenapa kita tak bernegosiasi saja? Berikan seluruh hasil rampasan kalian, maka aku akan mengampuni nyawa kalian. ” Ungkapku dengan penuh keyakinan disertai senyuman lebar.

*Ha?!*  Mereka semua terkejut untuk beberapa saat yang kemudian tertawa terbahak-bahak, “Bhwahahaha... apa yang kau pikirkan bocah? Apa kau tak tau siapa kami? ”

“Ya, aku tau kalian siapa. Kalian semua hanyalah sekumpulan sampah masyarakat yang terasingkan dari pemungkiman sosial. ” Ucapku dengan menambahkan kesan cacian didalamnya.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Where stories live. Discover now