Ch. 15

2.4K 236 20
                                    

Chp. 15_____Surga yang menyenangkan_____

Suara tak asing terdengar dari dalam gerbong(kabin) yang kini memblokir jalanku. Dan tak lama setelah itupun seseorang keluar dari dalam gerbong, senyumanku memudar setelah melihat siapa yang menyapa ku tadi.

Orang yang keluar dari dalam gerbong itu merupakan Ayahnya Lisa, Rethan Margareth.

Saking terkejutnya, aku terdiam tak bergerak sedikitpun, dan tak merespon senyuman yang diarahkannya padaku.

Aku bertanya-tanya, ‘apakah dia mencari ku untuk menanyakan tentang tragedi yang menimpa anaknya beberapa hari yang lalu? ’ Batinku.

Seluruh orang yang melihat keberadaannya itupun langsung berkumpul memadati Ayahnya Lisa. Tentu saja dengan adanya alihan pandangan ini, aku dapat peluang untuk kabur dari situasi ini.

Seketika seseorang memegang Krah baju belakangku ke atas, "Hei, kenapa kau pergi? "

Aku menoleh melihat siapa yang berani menghalangi diriku.

Baru saja menoleh ke atas, Ayahnya Lisa itupun mendatangiku, "Lepaskan dia Foke, kenapa kau lakukan itu padanya? " Ucapnya ke seorang yang menghalangiku tadi.

Rupanya orang yang menghalangiku itu adalah seorang ksatria berziarah silver terang mengkilap.

Kesatria itupun menundukkan tubuhnya, "Maaf atas perilaku saya ini tuan Rethan. Tetapi orang yang sudah lama anda cari-cari ini tadinya mau melarikan diri. "

"Cih! Sial. " Decak mulutku disertai gumam kecil saking kesalnya.

*****

Dan sinilah aku kini, di dalam gerbong yang hanya berisikan Ayahnya Lisa dan diriku.

Suasana dalam gerbong inipun sangat canggung, dan entah mengapa membuatku gelisah dengan sendirinya. Aku mencoba berpikir untuk memulai sebuah percakapan.

Dengan sedikit gugup, "Eto.. ini kita akan kemana tuan? " Kataku.

Dia kemudian menjawab dengan simplenya, "Kau akan mengetahuinya nanti. "

'Ugh~ aku memiliki firasat buruk tentang ini. ' Batinku yang kini gelisah.

Beberapa waktu sudah terbuang dengan lambatnya karna saking canggungnya dalam gerbong(kabin) ini.

"Nah! Kita sudah sampai. " Kata Ayahnya Lisa padaku seketika.

Aku melihat keluar arah jendela gerbong. Rumah megah yang merupakan Mension itupun membungkam mataku saking fantastis(luar biasa) nya.

Rimbunan bunga berbagai warna dan bentuk berjejer di sepanjang jalan taman Mension ini.

Sungguh luar biasa, bahkan aku tak menyangka bahwa tempat termegah di Kota Vanderweak ini merupakan miliknya.

Kereta berhenti tepat di depan pintu masuk.

Seseorang berseragam pelayan lengkap membuka pintu gerbong, "Selamat datang tuanku. " Sambutan meriahnya.

Aku melangkah keluar dari gerbong dan disambut oleh seorang yang membuka pintu gerbong tadi dengan memegang tanganku, membimbingku untuk keluar layaknya seorang tuan muda dari Mension ini.

Aku sangat beruntung karena sudah terlepas dari siksaan akan canggungnya situasi di dalam gerbong tadi, walaupun siksaan sesungguhnya akan datang nanti.

Ayahnya Lisa itupun memegang tanganku dan membawaku ke dalam Mension ini.

Lagi-lagi mataku terpukau akan pemandangan mewah ini. Seluruh sisi ruangan sangat menawan layaknya sebuah ruangan khusus di dalam kerajaan untuk menyambut tamu istimewa.

Bahkan lampu gantung di tengah lobi Mension ini terbuat dari kristal biru yang biasanya sangat langka didapatkan, kalau tidak salah ku baca dari Buku.

Ayahnya Lisa itupun membawaku ke sebuah ruangan yang dipenuh dengan uap panas yang terpancar dari kolam pemandian. Beberapa patung menghiasi kolam air panas ini yang terlihat menawan dan berciri khas.

Aku malahan makin bingung dan tak tau akan maksud Ayahnya Lisa membawaku ke pemandian ini.

Ayahnya Lisa menepuk kecil punggungku, "Mandilah terlebih dahulu. Aku tak ingin kau makan dengan kami dengan bentuk lusuhmu sekarang ini. Dan juga, beberapa pelayan ku akan membawakan baju yang cocok untukmu nak. ”

Setelah selesai mengatakan itu, dia langsung pergi meninggalkanku sendiri di pemandian ini.

Walaupun aku masih berpikir untuk kabur, tetapi itu terlihat mustahil karna dari pengamanan Mension ini sangat ketat.

Sebelum itu aku berkeliling untuk memastikan ruangan ini. Tak ada sesuatu yang mencurigakan disini, mau itu batu penyaring suara ataupun kristal perekam gambar.

Aku melepaskan satu persatu pakaianku dan meletakkannya ke sebuah wadah kecil di sisi ruangan. Membilas beberapa kali tubuhku dengan air dingin hingga akhirnya memasukkan perlahan tubuhku ke kolam pemandian ini.

“Uah~ sungguh nikmat. ” Ungkap ku saking nyamannya.

Sungguh menyegarkan. Jika kupikir-pikir memang sudah lama aku tak mandi begini semenjak pergi ke kota ini.

Kulitku yang awalnya penuh dengan debu hitam kini lenyap, begitu juga kulit kusamku yang kini menjadi halus putih bagaikan kulit wanita. Apa ini efek spesial dari pemandian ini?

“Tuan muda. Apa ada yang bisa kami bantu untuk anda? ” Suara ramah seorang wanita terdengar di sudut ruangan tempat pintu keluar.

Aku melihat ke arah suara tersebut. Puluhan wanita dengan usia rata-rata 20 tahunan kini berjejer di hadapanku disertai senyuman lembut mereka semua.

Yang menjadi masalah bukan usianya, melainkan busana yang mereka kenakan dihadapan ku kini.

Puluhan wanita muda ini hanya menutupi tubuh mulus mereka dengan selembar handuk putih. Tentu saja lekukan tubuh mereka terlihat jelas, bahkan buah yang menonjol itu.

Apa ini disurga? ’ Batinku yang tak percaya akan apa yang tersaji ini.

Salah satu mereka mulai mendekatkan tubuh miliknya ke pundak kecilku, yang membuat adik kecilku hampir terbangun.

Tahan- tahan.. ini ujian. ’

( Ket : Ehem.. ehem.. :) )

Walaupun aku mencoba berpikir tenang, tetapi respon tubuhku berkata sebaliknya. Seketika aku mimisan karna hampir terperdaya dengan godaan ini.

Jika jujur, aku memang belum pernah menikmati yang namanya **** dikehidupan lamaku.

( Ket : You know lah apa yang dimaksudkan dengan **** :v )

Sepertinya tubuhku mulai memanas saking panasnya suasana disekitar, disertai terlalu lama di kolam air panas ini.

Pikiranku juga ikut melayang entah kemana. Dan disaat itupun pandanganku mulai memudar seiring berjalannya waktu.

‘Ap- Apa ini? ’

Aku berakhir pingsan dengan tubuh lelah tak sanggup menahan kenikmatan duniawi ini.

_
_
_
_
_
_
_
_
_

_S_E_E__Y_O_U__N_E_X_T__C_H_P_

_S_E_E__Y_O_U__N_E_X_T__C_H_P_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.














Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Where stories live. Discover now