Ch. 42

1.6K 151 30
                                    

Chp. 42_____“Mengambil beberapa barang penting”_____

Pagi sudah berganti. Seluruh kebutuhan dan perlengkapan pokok yang kuperlukan diperjalanan nanti sudah beres.

Sebelum berangkat, aku harus menyelesaikan urusan ini terlebih dahulu. Yakni, apa yang harus kulakukan pada gadis kecil ini, seorang budak yang ku beli dirumah lelang beberapa waktu lalu. Dia kini duduk diam sembari menatapku, seakan menunggu perintahku.

Lagian aku tak membutuhkan seorang budak, karna akan menjadi  beban nantinya. Jadi kurasa tak ada alasan ku untuk mengikatnya(menahannya) lebih lama lagi.

“Hey. Bisakah kau ulurkan kedua tanganmu. ”

Tanpa pikir panjang, dia langsung mengulurkan tangannya kehadapan ku.

Dengan mengambil sekantong CE di cincin ruang ku, aku meletakkannya di atas tangannya.

“Disana terdapat 1k CE. Kuharap kau dapat hidup dengan damai disini. ”

Beberapa saat dia menatap sekantong CE yang baru saja kuberikan. Kemudian bertanya. “Maksud anda tuan? ”

Aku mengeluarkan selembar kertas yang merupakan kontrak kepemilikan budak dirinya, dan merobeknya seketika.

Sembari melemparkan sobekan kertas tersebut kelangit-langit, aku berkata. “Sekarang kau bebas. Jadi, kau tak perlu memanggilku dengan sebutan tuan mu lagi, karna kau bukan milik siapa-siapa. ”

Dia terkejut atas tindakan serta ucapanku tersebut. Bahkan dari raut wajahnya saja dapat terbaca yang seakan tak percaya atas apa yang baru saja dia saksikan.

Aku tersenyum dan menepuk kecil kepalanya. “Sekarang hiduplah seperti yang kau inginkan. Kuharap kau tak berakhir menjadi budak kembali.. ”

Entah kenapa aku merasa bahwa gadis kecil ini seakan tak senang dengan apa yang kulakukan ini. Dia hanya menundukkan kepalanya entah apa artinya.

‘Apa 1k CE masih kurang baginya? ’

Aku kembali mengambil satu kantong CE lagi yang berisikan setidaknya 2k CE, dan memberikan padanya.

“Apakah masih kurang? ” Tanyaku.

Dia masih menundukkan kepalanya beberapa saat, hingga dia bergumam kecil. “Bagaimana.. bagaimana mungkin.. ” Gumamnya yang terdengar jelas di gendang telingaku.

Aku tak mengerti akan apa arti gumaman nya tersebut, dan hanya mengabaikannya.

Seketika dia memegang ujung jubah Emperor ku seraya berkata. “Tu-Tunggu.. ”

“Apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan? Jika itu ucapan terima kasih, maka kau tak perlu mengatakannya. Aku tak memiliki banyak waktu lagi, jadi kuharap kau dapat mengerti. ”

Dia melepaskan pegangan di ujung jubahku, dan mulai berdiri. Namun aku dikejutkan dengan sorotan mata yang diperlihatkannya padaku kini. Sorotan mata kehampaan, seakan tak ada arti baginya untuk hidup lebih lama di dunia ini lagi.

“Aku tak memiliki siapapun didunia ini. Seluruh orang yang ku sayangi mati tepat dihadapanku. Aku tak mengerti akan apa arti aku mencoba bertahan hidup di dunia ini lagi. Jadi.. ” Ucapannya dengan nada berat, yang terhenti diakhir kalimat.

Entah kenapa aku merasakan apa yang dia katakan barusan. Ungkapannya tersebut seakan mengartikan bahwa tak ada arti dirinya hidup di dunia ini.

Ini bukanlah urusanku, jadi aku tak memperdulikan apa yang barusan diungkapkannya padaku.

Aku langsung berjalan pergi, mencoba mengabaikannya. Namun, dia mengikuti ku dari belakang entah apa maksudnya.

Ini membuatku  sedikit jengkel, dan langsung berkata. “Bisakah kau berhenti mengikuti ku? Aku tak memiliki waktu untuk meladeni mu oke! ”

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Where stories live. Discover now