Ch. 10

2.7K 270 6
                                    

Chp. 10_____Kekacauan di hari kedua______

Kini diriku sudah berada di sebuah penginapan. Sangat beruntung, karna hujan yang turun membuat tubuh yang tadinya berlumuran darah sudah hilang dengan sempurna, walaupun bau menyengat masih terasa dengan samar-samar.

Penginapan ini sangat sederhana. Seluruh perabotan dan furniture di sini terbuat dari kayu. Di depan meja besar, seorang pria tua duduk termenung.

“Semalam berapa tuan? ”

Pria tua itu memandang diriku beberapa saat, dan menjawab dengan santainya, “Ooh~ rupanya anak kecil kah. Disini satu malamnya seharga 1 keping koin emas saja. ”

‘Tatapan itu lagi’

Apa seluruh orang sangat lihai untuk memainkan lidah mereka apa? Jika dia berkata demikian, kenapa dia tak merampok saja sekalian?

Walaupun aku sangat kesal, tetapi kedudukan ku kini terlihat dipandanganya tak lebih dari seorang anak kecil.

Karna tak ingin membuat kekacauan lagi, aku menghempaskan 4 koin emas ke atas meja pria tua ini.

“Ini! Sesuai dengan apa yang anda tawarkan. ” Seraya menahan kesal.

Seperti yang kuduga, pria tua ini langsung terkejut seketika dan dengan cepat menyimpan 4 koin emas ini.

Seraya memberikan kunci kamar ke hadapanku, “Ini, Ini dia tuan muda. Silahkan~ ” Ucap senangnya dengan tergesa-gesa.

Aku langsung mengambil kunci tersebut dan mulai berjalan mengarah nomor kamar yang tertera di logo kunci ini.

Dengan tubuh yang sudah lelah akan seluruh kejadian hari ini, aku melompat ke atas kasur dengan riangnya.

Seraya merengangkan seluruh otot-otot ku, “Ugh..ah~ sungguh nyaman. ”

Disisi lain ketika aku ingin mengistirahatkan tubuh ini, aku masih penasaran apakah Lisa baik-baik saja. Wajahnya ketika itu sangat ketakutan sekali. Entah mengapa aku berpikir tentangnya terus.

“Aaagh!! Apa yang kupikirkan! Sudah-sudah, ini bukan nya untuk berpikir itu. Yang harus kulakukan kini tak lain tidur dan bangun untuk esok! ” Ungkap kesalku yang langsung mereda.

“Kuharap besok tak ada kejadian  merepotkan yang terjadi. ”

*****

Matahari mulai naik. Disaat itu pula mataku langsung terbangun dari tempat tidurku. Dengan tubuh yang masih mengantuk aku kembali tidur.

*Gruu~k! * Bunyi perutku yang sudah keroncongan.

“Ugh, Sial! ” Ungkap kesalku seketika yang mau tak mau harus bangun juga.

Hanya dengan membasuh mukaku, aku langsung pergi mencari makanan untuk mengikat perut keroncongan ini.

Beruntung di sebelah penginapan ini terdapat rumah makan yang lumayan banyak diminati.

“Permisi, aku ingin pesan! ” Sorak kecilku memangil pegawai tempat ini.

Seorang bibi mendatangiku, “Apa yang bisa saya bantu dek? ”

“Aku ingin ini, ini, dan ini. ” Tunjukku yang mengarah ke papan menu di atas meja.

“Baiklah-baiklah. Makanannya akan tiba sebentar lagi. ” Ucap ramah bibi itu.

Tak lama setelah menunggu, makanan yang kupesan tadi sudah tersedia di atas meja.

“Ini dia. Jika ada yang anda perlukan, silahkan katakan langsung dek! ” Senyuman ramah bibi itu yang kemudian langsung pergi.

Sekai no Hīrō to Yūmeina Akuyaku ni Naru Where stories live. Discover now