23 November : Percobaan Pertama

212 56 28
                                    

Pihak Rumah Sakit dikejutkan dengan kedatangan polisi. Mereka datang menangkap Bagas setelah sidik jarinya teridentifikasi di lokasi kejadian terbunuhnya Eli yang tewas diracun.


Bagas ditangkap bersama staf farmasi yang diduga membantu pengadaan racun sianida. Linda putri dari pemilik Rumah Sakit, memutuskan hubungan mereka.

Esoknya, seorang mahasiswi kedokteran yang sedang dalam penelitian di Rumah Sakit, menyatakan perasaan pada Dimas. 


Maya. Cantik dan cerdas. Dimas menerimanya. Rumor beredar, Dimas memakai guna-guna untuk menggaet Maya. Dia tak perduli. Yang penting sudah tidak jomlo lagi. Nasib baik seolah berpihak padanya semenjak cincin itu dikalungkan di balik jas putihnya.


Lusa adalah percobaan pertama bedah mayat di kampus.


"Malam kita baru dapat jadwal ruang Lab anatomi," kata Dokter Seto padanya. 


Malam bukanlah waktu idaman untuk praktek bedah mayat pertama. Tapi Dimas tak punya pilihan lain.


Mereka masuk ke Lab anatomi. Baru ada Dimas dan Dokter Seto. Lima mahasiswa lainnya belum tiba. Hawa dingin terasa kuat begitu memasuki ruangan itu. Terbaring di tengah ruangan, kadaver berupa jenazah laki-laki. Pucat pasi, dengan goresan mirip bekas silet di bagian muka dan leher. Dimas bergidik.


Ponsel Seto berbunyi. "Saya terima telepon dulu. Tunggu di sini sebentar ya."

Pintu ditutup. Dimas hanya berdua dengan mayat tak dikenal. Bulu kuduknya berdiri. Dia berbalik memeriksa alat bedah. Tak melihat kalau jenazah itu kini kelopak matanya terbuka, berpendar merah. 


Dimas masih memperhatikan pisau bedah. Mayat itu duduk. Dimas terbelalak menyadari adanya gerakan. Dia menoleh, tapi kurang cepat.

CRATT!! "AAARRRGGGHHH!!!!" Dadanya ditembus oleh cakar setajam pisau, meremas cincin dan menariknya keluar. Darah muncrat dari dada, Dimas muntah darah sebelum tumbang ke lantai.

Sesosok jin tanpa mulut dan hidung, keluar dari jasad mayat. Kadever kembali jatuh ke posisi sebelumnya. Jasad kosong itu hanya dipinjamnya untuk merebut secara fisik.

Cincin itu kini di tangan jin, berasap seolah tak sudi disentuh oleh ruh dari dunia hitam.


CINCIN MATA SEMBILAN - RAWS Festival 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang