30 November : Kebahagiaan Meluap

289 58 9
                                    





"Sepuluh preman di luar mengincar Ustad Zhafran! Polisi masih di perjalanan!


"Siapkan senjata!"

Di luar, gerbang berusaha dirobohkan. 


Ferris berdiri di belakang. "HABISI SEMUANYA KECUALI ZHAFRAN! Dia bagianku."



.

.


"Aku dirimu asli. Kamu palsu!" kata Zhafran berdasi.

"Kamu yang palsu!" 


"Terima tawarannya. Ke masa lalu, nikmati masa kecil bersama Ibu Bapakmu." 


.

.


"Aku dirimu asli. Kamu palsu!" kata Guntur berkaus.

Guntur memukul cermin. "INI JEBAKAN!! USTAAAD!!"


"Berhentilah berpura-pura!" 


"Apa maksudmu?"

"Kamu benci Bapakmu. Kakakmu diizinkan bermain semaunya. Sementara kamu harus mengaji, berlatih bela diri dan tenaga dalam. Tidak adil!"

Guntur terhenyak. 


"Kamu lebih hebat dari Zhafran. Lebih pantas memiliki cincin itu."

Guntur teringat saat menatap cincin, ia sempat tergoda.

"Terima penawarannya : Kembali ke masa lalu, kamu bebas bermain, dan cincin jadi milikmu." 


.

.

Bayangan keduanya di cermin berkata, 


"Lupakan Syeikh Badawi, Syeikh Adnan, Guntur!"


"Lupakan Syeikh Abdullah, Ustad Zhafran!" 


" ... MEREKA PECUNDANG!!"


.

.

"Zhafran? Mulai sekarang, aku Ayah angkatmu. Ayo kita pulang."

.

.


"Banyak orang memerlukanmu, Guntur! Jangan egois! Kalahkan dirimu sendiri!"

"Kamu terlahir dengan anugerah besar. Lalu kamu berharap hidupmu seperti orang kebanyakan?"


.

.


Do'a terlantun. Syeikh Abdullah beserta para Ustad, berdo'a untuk keselamatan mereka. Gaungnya mengisi ruang hampa, hangatkan dinginnya kegelapan.

.

.

Guntur memejamkan mata. Aura hijau bersinar dari tubuhnya. Ia berteriak lantang saat memuntahkan energi besar ke cermin, menghancurkannya berkeping-keping. 


Zhafran berhadapan dengan iblis. Leher iblis dililit tasbih. Zhafran melemparnya dengan pasir dari botol kaca peninggalan Syeikh Adnan. 


"KAMU YANG PECUNDANG!!!"

'AAAAAAARRGGHHHHH!!!' Leher dan seluruh tubuh iblis terbakar berasap.


Guntur menarik tangan Zhafran. "Ustad! Kita harus kembali!" Mereka melesat, menghilang.

.

.

Penjaga bertumbangan. Slamet bertahan dengan pedang. Seseorang menyusupi kamar. Slamet tak mampu menghalau.


Ferris bersiap menusuk Zharfan. Zhafran terbangun menangkap ayunan pedang dan menepisnya. Ferris terus menyerang. Guntur melawannya. 


Polisi datang mengancam Ferris namun diabaikan. Ferris ditembak mati.

Tragis, namun mereka berhasil.

Bahagia meluap.

Berharap tak ada pertumpahan darah setelah ini. 


Semoga ...





CINCIN MATA SEMBILAN - RAWS Festival 2019Where stories live. Discover now