intro

4.3K 450 6
                                    

"lia! kamu gak merhatiin saya?"

lia dibuat terlonjak dengan suara dari arah depan. sosok guru kimia yang tampan dengan tatapan tajamnya.

"merhatiin, pak"

lia menjawab sedikit ragu. pasalnya, dia sedari tadi melamunkan makanan yang akan dia makan nanti ketika istirahat.

"jawab no 1 kalo kamu merhatikan"

dia mencubit lengan yeji yang duduk di sebelahnya. membuat sang sahabat meringis sambil memberikan bukunya.

gadis itu tersenyum manis kearah sahabatnya yang masih kemusuhan gara-gara cubitan dia.

"udah, pak"

lia duduk kembali. akhirnya dia harus melalui mata pelajaran kimia yang begitu membosankan. kalimat-kalimat yang di lontarkan sosok lino terasa seperti alunan melodi yang menyuruhnya untuk tidur.

yeji mendecak melihat lia yang sudah setengah tertidur. namun, dia harus terbangun lagi gara-gara suara bel sekolah yang terdengar nyaring.

gadis itu langsung tegak ketika mendengar suara bel istirahat.

hal itu, juga membuat lino kembali ke mejanya dan menaruh kacamatanya. lantas hal itu tidak luput dari penglihatan murid cewe. bergumam mengagumi ketampanan guru mereka yang sedang serius mengisi absen guru.

setelah selesai, dia menutup buku dan membawanya bersamanya.

"saya cukupkan sampai disini pembelajaran kita, terima kasih dan sampai jumpa di pertemuan berikutnya"

"iya pak"

semua murid menyahut. sebelum beranjak lebih jauh, pria itu berhenti dan menatap seisi kelas.

"lia. setelah jajan, kamu ke ruangan saya"

lia menghela napas. dia benci pelajaran kimia. selain itu, guru kimianya juga sangat menyebalkan.

"tuh kan, gak merhatiin sih. pak lino gak bego buat tau itu buku gue"

"au ah, bodo amat"

sesuai yang dikatakan lino tadi, setelah membeli roti, lia segera ke ruangannya lino. dia harus menyelesaikan hukumannya sesegera mungkin agar bisa terbebas dari guru menyebalkan itu.

tok tok tok

setelah mendapatkan sahutan dari dalam, lia segera memasuki kantor lino dan melihat pria itu tengah membuka kotak bekalnya. sedikit lucu melihat pria itu membawa sekotak bekal.

"ada apa, pak?"

lia berdiri di depan meja lino. membuat pria yang tengah duduk itu mendongak.

"duduk dulu, abisin roti kamu"

lia menurut. dia tidak ingin berdebat dan memilih mengalah dan menuruti perkataan si guru.

"mau?"

lino menawarkan bekalnya. sedikit ragu, lia membuka mulutnya. belum sampai sendok lino ke mulut lia, sendoknya di bengkokkan arahnya menuju mulut lino.

lia mendecak kesal. lino hanya terkekeh melihat ekspresi kesal lia.

"beneran mau?"

"g"

"saya serius"

"ya saya juga serius"

lia membalas. membuat lino kembali terkekeh. lia merajuk dan itu terlihat menggemaskan dimatanya.

"kali ini beneran, gaakan saya kerjain"

lia membuka mulutnya karena bagaimana pun roti tidak bisa membuatnya kenyang.

"abis ini bantuin saya nyusun itu ke buku nilai"

lino menunjuk tumpukan buku yang ada di meja tengah.

"saya bukan babu"

lia memberikan protesnya.

"saya minta bantuan, bukan nyuruh"

lia mendecak sambil berdiri.

"ya tetep aja"

🖇KIMIAWhere stories live. Discover now