26

1.7K 271 30
                                    

gaes aku mau uninstall wp. nanti login lagi, tapi klo gabisa login, yaudah:)

aku kasih salam perpisahan dulu sama ff ini.

...

han terkekeh sambil tersenyum. senyuman menyeramkan yang penuh kelicikan.

"ya gimana ya, itu emang gue"

"han! lo itu adik gue!"

han tertawa keras. menatap lino dengan pandangan datarnya.

"iya gue adek lo. ADEK YANG GAK DI ANGGAP SAMA SEKALI! PAHAM GAK LO?!"

pandangan pria itu terlihat banyak dendam. menyiratkan amarah yang tertimbun. meledakkan semua amarah yang sengaja dia timbun.

"maksud lo?"

"gue adek lo, tapi bukan berarti gue gak punya amarah sama lo, bangsat!"

lino terdiam di tempatnya.

"penasaran? nih gue kasih tau alasan gue benci banget sama lo"

han membentuk jarinya membentuk angka satu.

"yang pertama, kenapa nyokap bokap bisa lebih sayang sama lo daripada gue?"

"han gue-"

"iya gue tau! lo pinter, gue enggak! lo sempurna, gue cacat! gue tau!"

lino terdiam.

"yang kedua, lo masih inget apa yang gue akuin pas orang tua gaada?"

lino membulatkan matanya.

" han lo adek gue! gue masih normal!"

"fine. masuk akal. gue juga rada gila pas itu"

han tersenyum manis.

"lo yang sekarang bahkan lebih gila daripada itu"

"yang ketiga, perusahaan ada di tangan lo. wah banget kan? tuan lino yang sempurna ini bisa memiliki segala. sementara adiknya yang cacat ini gabisa punya satu pun.

"yang keempat,"

han menoleh ke lia.

"dia"

han menunjuk lia.

"bahkan pas dia hilang ingatan pun dia gabisa nerima gue!"

lino terdiam. begitu juga dengan lia.

"gino..."

han menoleh. menatap sang bunda yang menatapnya penuh kesedihan. wajahnya memerah ingin menangis. tapi, itu tidak membuat han mundur.

"yang kelima, gue kehilangan nama panjang gue"

han bergumam lirih. melirik ke samping dengan ekor matanya ketika mendengar suara pintu di gebrak. dia tersenyum sinis.

"gue gabakal pernah biarin kalian bahagia"

setelahnya, tangannya di tarik kemudian di borgol. dia menuruti tanpa perlawanan. sementara yang ada di dalam ruangan terdiam. tidak banyak berkata.

apalagi lino.

dia sudah tersakiti dengan changbin yang mengkhianatinya dan sekarang adiknya juga.

"hahh..."

lino menutup matanya. merasa terlalu lelah dengan berbagai hal yang di laluinya. semuanya terasa berat hari ini.

.
.
.

han menatap jeruji besi di depannya dengan tatapan kosong. dia menoleh ke polisi ketika mereka membuka pintu besi itu.

"ada yang mau mengunjungi"

han mengangkat alisnya.

dia melihat lia sedang duduk menunggu di belakang kaca. mereka duduk berhadapan, di batasi sebuah kaca. pria itu hanya menatap lia dengan tersenyum.

"lo keliatan sehat"

"yeah, abis lo jenguk gue makin sehat"

lia menunduk. dia menghela napas.

"kenapa lo jadi gini? lo bisa cari cewe lain, han"

senyum pria itu menghilang.

"tapi, gue gamau"

lia menghela napas. berdiri kemudian menatap han dalam.

"semoga lo cepet sadar"

🖇KIMIAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz