32

1.6K 283 29
                                    

jangan lupa vote dan komen

...

lino melirik lia yang daritadi duduk di sampingnya. sepanjang perjalanan, lia hanya diam, tidak bersuara sedikit pun. jas yang lino pakai sudah berpindah tempat ke badan lia.

gadis itu terlihat pucat dengan pandangan mata yang kosong. lino sedih melihatnya.

bahkan setelah mereka sampai, lia tidak menunggu lino membukakan pintunya. gadis itu berjalan lebih dulu memasuki apartemen.

lino paham lia sedang shock.

yang lebih tua menghela napas. dia membuka pintu kamar sedikit. lia sedang menangis disana.

kesayangannya terluka. lino merasa gagal sebagai seorang pasangan.

dia berjalan masuk. lia yang menyadari pintu terbuka langsung berbaring dan masuk ke dalam selimut. gadis itu masih belum mengganti pakaiannya.

lino berjalan perlahan. lia merasakan pergerakan pada kasur. lino sedang berbaring. begitu juga dengan detik berikutnya. tangan kekar lino memeluknya erat. napas hangat lino terasa di leher lia.

"nangis aja"

setelahnya, tangis lia pecah. mendengar tangis lia membuat dadanya sesak. pria itu memeluk lia erat seolah melindungi gadis itu dari apapun.

"maaf, maaf aku gagal jagain kamu, maaf"

lia hanya diam. bahunya bergetar hebat.

"aku... aku takut. aku bukan cewe kaya hiks kaya gitu hiks"

"iya. kamu emang bukan cewe kaya gitu, lianya lino gak mungkin kaya gitu. sekarang berhenti nangis ya? aku sedih"

merasa lia mulai tenang, lino bangun kemudian menarik gadis itu untuk duduk di kasur. mata gadis itu sembab. hidungnya memerah karena menangis.

"gausah di pikirin ya? aku bakal mutusin hubungan kerja sama dia. jadi, jangan takut lagi"

"ja-jangan gitu hiks aku cuma kaget aja hiks"

lino tersenyum. mencubit hidung lia.

"manis banget calonnya kaka"

lia memerah.

"a-apasih?! aku mau ganti baju"

ketika lia mau beranjak, tangannya di tahan sama lino. pria itu bergerak mengambil sesuatu dari saku.

lia terdiam ketika melihat kotak merah di tangan lino. jantungnya serasa sudah berhenti bekerja dengan baik. detakannya terlalu cepat.

"lia, will you marry me? may I change your name to lia roseanna hendra?"

lia mengerjap kaget. dia menatap lino yang tengah tersenyum kearahnya.

"kalo kamu belum siap juga gapapa, aku bakal nunggu sampai kamu siap"

"a-aku mau kok. tapi, harus ya disini? di atas kasur, muka berantakan abis nangis gini?"

lino terkekeh.

"ya lagian. padahal aku udah nyiapin kejutan abis pulang, ternyata terjadi hal yang gak di senengin. makanya gak jadi"

"IH SERIUS?? AYO KESANA!!"

"telat. sasa udah aku suruh buat jadiin hiburan umum"

sasa itu asisten yang sempet di cemburuin lia waktu di kantor. lia cemberut.

"yaudah deh gajadi. nih pasangin"

lino tersenyum kemudian memasangkan cicin cantik itu ke tangan lia.

"indah"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"indah"

lia tersenyum. dia membiarkan lino mencium tangannya.

"jangan pernah dilepasin"

si gadis hanya mengangguk sambil menangis. dia memeluk lino penuh rasa bahagia. akhirnya malam mereka berakhir dengan membahas berbagai macam hal.

dimulai dari lia yang mau kuliah dimana sampai bagaimana rumah masa depan mereka nantinya.

...

🖇KIMIAWhere stories live. Discover now