05

2.6K 393 32
                                    

jangan lupa vote dan komen

suara nyanyian burung terdengar. menandakan kalau bulan sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan sekarang giliran matahari yang melaksanakan tugasnya.

lia terbangun. malam tadi dia sama lino maraton film sampai lupa tidur. tapi, sepertinya lia tidak bisa ikut bangun siang seperti lino.

matanya terbuka entah kenapa.

dia menoleh ke belakang dan mendapati lino yang masih nyenyak tertidur sambil menjadikannya guling.

"pak"

lino hanya bergumam. lia sama sekali tidak bisa bergerak karena tangan lino yang masih setia memeluknya erat.

"udah pagi"

"masih pagi, belum siang"

lia mendecak mendengar sahutan lino. dia diam memikirkan cara agar bisa bebas dari pelukan lino dan membuat pria itu bangun.

"pak, sekolah"

"minggu"

lia menghela napas. bingung membujuk lino seperti apa.

ide gila muncul di kepalanya. dia menoleh ke arah jam. mereka harus bersiap-siap dan belanja bulanan.

lia berbalik. balas memeluk lino dan mengecup hidung mancung si tunangan sekilas. lino tersenyum. dia memonyongkan bibirnya.

"bangun dulu"

lia mencoba bernegosiasi.

"cium dulu"

lia mendengus. dia mencium lino. hanya sebentar kemudian lino menepati janjinya. dia membiarkan lia bebas dari pelukannya.

"bapa juga. ayo belanja bulanan"

"ngantuk"

"abis belanja bisa tidur lagi, ayo"

dengan enggan lino duduk. matanya masih menutup. lia mendecak.

dia menarik lino agar berdiri. lelaki itu hanya mengikuti arahan lia tanpa membuka matanya.

si gadis menyalakan shower dan mendiamkan lino tepat di bawah shower. membuat pria itu segera membuka matanya karena air yang dingin. dia memeluk lia. akibatnya, lia juga terkena siraman shower.

"ayo mandi bareng"

pria itu berbisik. membuat lia menginjak kaki lino untuk melampiaskan kekesalannya.

"sembarangan. sana mandi!"

lia berjalan keluar. sedikit menggerutu karena bajunya basah. lino sendiri cuma terkekeh dan melanjutkan mandinya.

keduanya kini sudah mendorong trolli di super market

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

keduanya kini sudah mendorong trolli di super market. mereka akhirnya berangkat meski sedikit terlambat karena lino.

"aku kesana dulu"

lino ngangguk doang. dia berjalan sambil mendorong trolli. memilih cemilan.

"eh, pa lino?"

lino menoleh dan mendapati yeji bersama hyunjin disana.

dia tersenyum. bersyukur karena lia sedang tidak bersamanya. jadi dia tidak terlalu sulit berbohong.

"halo, pak"

"iya halo juga yeji, haje"

"bapa sendirian?"

"iya"

"tunangannya kemana, pak?"

"masih tidur. kasian"

yeji mengangguk paham. sedikit berbincang kemudian berpamitan dengan hyunjin agar segera pergi. keduanya berjalan keluar super market.

selepas kepergian keduanya, lia menghampiri lino.

"kok bisa ada mereka?"

"mungkin mereka abis jalan-jalan"

lino menjawab. kemudian lia mengangguk dan mengajaknya untuk berpindah ke bagian sayuran. lino hanya mendengus. bahkan untuk megang aja dia enggan, gimana mau makan sayuran.

"bapa harus makan sayuran, tuh liat, perutnya makin buncit"

lia menunjuk perut lino. mendengar perkataan lia, lino membulatkan matanya tidak percaya. lia hanya terkekeh melihatnya.

akhirnya, hari minggu mereka habiskan dengan berbelanja dan berbuat kekacauan di dapur.

bukan mereka sih, lino doang.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🖇KIMIAWhere stories live. Discover now