16

2.2K 342 23
                                    

jangan lupa vote dan komen
aku soal bacain komen kalian 😭😭

lino menatap ke arah icu dengan tatapan kosongnya. dia belum berganti pakaian sejak tadi. bahkan tangannya masih banyak noda darah disana.

orang tua lino dan lia beserta adik lino datang. lino bahkan tidak mendongak untuk menatap keduanya.

"bang, ada apa? kenapa lia bisa jadi gitu?"

lino tidak menjawab. dia hanya menunduk sambil merapalkan doa untuk keselamatan sang tunangan.

han menghela napas. memberika totebag ke lino.

"ganti baju lo dulu, baru kesini lagi"

lino mengambil totebag itu dengan tangan gemetar. jelas terlihat kalau lino benar-benar ketakutan.

han memperhatikan orang tuanya yang sedang menenangkan orang tuanya lia. dia menghela napas. mendudukkan dirinya sambil menunggu kabar dokter di dalam.

.
.
.

lino menatap wajahnya di depan cermin toilet. benar-benar pucat. seolah tidak punya semangat untuk hidup.

pria itu sudah mengganti pakaiannya.

dengan terburu-buru dia berjalan kearah ruang icu. disana ada dokter yang sedang berbicara dengan orang tua lia.

lino mendengarkan sambil berjalan pelan. detak jantungnya tidak teratur. berdetak terlalu cepat.

"pasien sudah melewati masa kritisnya. kami cukup kesulitan, tapi sepertinya pasien masih menginginkam kehidupan"

dokter tersenyum. menatap wajah lega sang orang tua pasien.

lino bersandar di dinding yang tidak jauh darisana. dia tersenyum. kelegaan merayapinya. menatap ruang icu dengan penuh harapan.

setetes air mata jatuh dari pria itu. menandakan dia benar-benar lega dengan degupan jantungnya yang tidak beraturan.

.
.
.

malam sudah larut. lino memasuki ruang inap lia. sedikit pedih ketika melihat alat-alat medis menempel di tubuh lia.

melihatnya membuat lino bersumpah agar lia tidak pernah kembali merasakan penderitaannya ini. lino akan bertaruh dengan nyawanya sendiri untuk itu.

dia duduk di kursi samping ranjang lia. mengusap lengan si gadis pelan. menatap wajah damai lia yang masih setia terlelap tanpa ada tanda-tanda ingin bangun.

"ayo bangun. saya nungguin kamu. saya kesepian gaada kamu"

"lia kamu tahu? tadi waktu kamu di tanganin dokter, saya rasanya udah gabisa napas lagi saking takutnya. tapi, saya bersyukur kamu juga punya keinginan buat hidup"

"maaf ya, saya baru sadar kalau kamu salah paham waktu di kantor. dia cuma asisten saya. saya cuma minta pijitin. dia udah punya suami loh, li. kamu kalo sadar pasti malu banget"

lino terkekeh.

"bangun ya li, saya kangen kamu. pengen kamu senyum lagi buat saya"

lino menunduk. menyadari dia kembali berada pada titik terlemah. dia kembali menangis melihat orang tercintanya berbaring di atas ranjang rumah sakit.

hati lino terluka. merasa gagal untuk menjaga sosok yang begitu dia cinta. begitu banyak penyesalan di dadanya yang tak terungkapkan.

ada banyak harapan yang dia berikan pada Tuhan agar lia bisa kembali bangun.

"saya rela kalo kamu lupa sama saya, lupa sama semuanya tentang saya, tapi kamu bangun ya?"

"saya rela kalo kamu lupa sama saya, lupa sama semuanya tentang saya, tapi kamu bangun ya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🖇KIMIAWhere stories live. Discover now