01

3.4K 444 58
                                    

jangan lupa vote dan komen

lia membuang tasnya di atas kasur. menghempaskan tubuhnya yang serasa remuk ke atas ranjang. rasanya nyaman banget kalo udah sampe rumah.

gadis itu mendengar suara kran air dimatikan. artinya ada seseorang di dalam kamar mandi. dia tidak perlu susah menebak karena dia sudah jelas tau jawabannya.

"kapan pulang?"

lino keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya. pria itu berjalan kearah lemari dan mencari baju rumah yang nyaman.

lia menutup matanya dengan tangan. lino sendiri terkekeh melihat tingkah lia.

"baru aja pulang"

meski agak lama, lia tetap menjawab pertanyaan dari sang tunangan. lino sudah berpakaian lengkap. dia mendatangi lia yang masih berbaring di ranjang. melemparkan handuk ke pahanya lia.

"apasih!"

lia bangun dan mendapati lino yang tepat berada di depannya. gadis itu mendongak.

"itu rok kamu kependekan. kalo jalan sama temen di jaga, atau kamu sengaja mau ngegoda saya?"

lino membungkuk. menyamakan tinggi kepalanya dengan lia. hal itu sontak sedikit mengagetkan buat lia. dia tidak bisa mengendalikan rona merah dipipinya.

"apasih! gajelas banget!"

lia berusaha mengalihkan pandangannya. terlalu malu untuk menatap lino secara langsung walaupun wajahnya tetap jutek.

"saya suka kamu malu-malu gini"

lia hanya diam. dia berdiri. otomatis membuat lino harus menegakkan badannya agar lia bisa berdiri tegak.

"saya laper, mandi dulu sana. baru masakin saya makanan"

gadis itu hanya mengangguk pelan. membawa handuk lino dan menggantungnya di kamar mandi.

saat lia membuka kancing seragamnya, kepala lino muncul di sela-sela pintu. sial, lia lupa menutup pintunya. gadis itu dengan lekas menutupi area dadanya.

"jangan lama ya, saya seriusan laper"

"IYA IYA"

lia langsung menutup pintunya setelah lino mengeluarkan kepalanya. suara tawa lino terdengar membuat lia kesal bukan main. pria itu sudah berkali-kali membuatnya malu hari ini.

.
.
.

"saya gatau kamu bisa masak. saya kira kamu bisanya masak nasi goreng doang"

lino memperhatikan lia yang membawa masakannya. keduanya nampak lebih segar setelah mandi.

hot pants dan baju kebesaran yang lia kenakan, membuatnya terlihat tenggelam di balik baju.

"mama punya gengsi yang besar, gamungkin dia biarin aku tinggal sama bapak kalo gabisa masak"

lino terkekeh pelan.

makan malam berjalan dengan keheningan. lino tidak beranjak bahkan setelah piring-piring sudah tak terlihat di atas meja makan.

entah kenapa, langkahnya membawa sosok pria itu untuk memeluk sang tunangan yang sedang sibuk mencuci piring.

"aku lagi sibuk"

lino tidak mendengarkan. dia malah ndusel ke ceruk leher lia. membuat gadis itu sedikit risih dengan kelakuan yang lebih tua.

"ish, lagi sibuk, pak!"

lino tersenyum. dia mengecup sekilas leher lia. membuat si gadis terkekeh geli.

"abis ini saya mau cuddle ya?"

"gabisa, guru kimia aku bilang besok ada ulangan. jadi aku harus belajar"

nada lia sedikit menyindir. lino mendengus pelan.

"mau saya kasih penawaran gak?"

"apa?"

"saya bantuin kamu belajar, tapi syaratnya satu soal 1 kali cium. gimana?"

"ogah! mending bapa ke kamar aja sana"

lia mendorong lino agar menjauh darinya segera. membuat yang lebih tua merengek tidak terima.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🖇KIMIAWhere stories live. Discover now