20

1.9K 298 20
                                    

double gapapa kali ya
aku lagi gabut di rumah, soalnya libur gara-gara kelas 12 nya ujian.
terus aku juga lagi galau gara-gara doi aku udah komitmen sama cewe lain.
sakit jingan !!! 😭😭

...

lia menatap rumah di depannya dengan tatapan rindu. berlama-lama di rumah sakit tidak membuatnya betah. dia lebih senang berada di rumah dan sembuh kembali di rumah itu.

"kenapa?"

mama datang kemudian berdiri di samping lia sambil membawa tas. lia merengut kemudian mengambil alih tas itu.

"gapapa, aku kangen rumah aja"

mama terkekeh.

"ayo masuk"

lia mengangguk.

dia membawa tasnya ke kamar. memasuki kamar yang tak tersentuh itu. bahkan tidak ada benda yang bergeser sedikit pun. bibi pasti rutin membersihkan kamarnya.

"halo neng lia! udah sembuh?"

lia menoleh. tersenyum kearah bibi kemudian berjalan menghampiri.

"udah dong, bi"

bibir cuma tersenyum senang melihat lia yang sama cerianya. lia memang dulu tidak terlalu banyak bicara, tapi bibi suka dengan perubahan lia yang menjadi lebih ceria.

"oh iya, makasih ya bi, udah ngejaga kamar aku"

bibi terkekeh pelan. mengusap bahu lia penuh sayang.

"iya. lagian kalo bibi gak ngejaga kamar kamu, yang ada bibi di omelin tuan lino"

lia mengernyit pelan.

"tuan lino?"

bibi mengangguk.

"iya, tunangan nona lia"

lia merenung di tempatnya. berusaha mengingat apakah dia memang punya seorang tunangan.

"bibi ke bawah dulu ya"

lia mengangguk. membiarkan bibi menutup pintu.

gadis itu masih terbengong. dia berbalik. seketika kilatan bayangan itu tampil di otaknya. lia mendongakkan kepalanya. meneliti seluruh ruangan kamarnya.

denyutan di kepala lia semakin menjadi. hingga akhirnya gadis itu jatuh terduduk dengan pandangan mengabur.

"lia, kamu pengen punya anak berapa?"

setelah kalimat itu, lia ambruk di lantai.

...

lia mendudukkan dirinya di atas kasur. membiarkan lino masuk dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. dia senang melihat lia sedang cemberut.

"apa sih? ada yang lucu?!"

"ada"

"mana?!"

"nih"

lino menunjuk lia yang sedang melipat tangan di depan dada. gadis itu tidak dapat menyembunyikan rona merah di pipinya. dia tetap bersikukuh untuk tetap ngambek.

"udah dong cemburunya. ngapain sih cemburu sama orang banyak?"

lia memalingkan wajahnya ketika lino menarik dagunya untuk menatap wajah tampan itu.

pria itu berjongkok. terkekeh melihat lia yang masih cemburu.

mereka abis jalan-jalan sebentar di dekat perumahan, kemudian ada banyak cewe yang berdatangan meminta berfoto dengan lino. lia tergeser dari posisinya yang memeluk lengan lino.

alhasil, lia cemburu kemudian berjalan pulang lebih dulu.

"maaf ya. saya juga gatau bakal banyak orang tadi"

lia hanya diam.

"kalo masih ngambek saya pulang nih?"

"apasih?! bukannya di bujuk!"

lino tidak bisa menahan tawanya. dia mengangkat bahu lia agar berdiri. memeluk pinggang itu erat.

"jangan kaya gini ke orang lain"

lia mendongak.

"kenapa?"

"soalnya semua hal yang ada di kamu itu punya saya"

"dih, mau banget"

lia memutar bola matanya. tapi, dia membalas pelukan sang tunangan.

iya, lia gatau sejak kapan dia mulai menerima sosok lino sebagai tunangannya ketika di luar sekolah.

...

🖇KIMIAWhere stories live. Discover now