03

2.9K 400 20
                                    

jangan lupa vote dan komen

"lo yakin gak kosongin kertas jawabannya, li?"

yeji bertanya tidak yakin. pasalnya, lia lah yang pertama kali memberikan kertas jawabannya ketika ulangan berlangsung.

lia mengangguk menanggapi pertanyaan yeji. usahanya belajar sampai tengah malam sama lino membuahkan hasil. dia bisa menjawab soal dan keluar lebih awal.

kini, keduanya sudah duduk di salah satu meja kantin. bersamaan dengan itu, lino dengan chan-guru bahasa, memasuki kantin.

semua murid cewe bersorak untuk mereka.

keduanya mencari kursi kosong dan hanya mendapati meja panjang yang tengah di duduki lia dan yeji. keduanya memesan makanan kemudian menghampiri kedua anak murid itu.

ketika chan ingin duduk di samping lia, lino lebih dahulu merebut tempatnya. membuat chan mendengus karena dia harus berkeliling untuk duduk di samping yeji.

"kalian udah pesen?"

chan mencoba mencairkan suasana awkward antara murid dan guru itu.

"udah pa, itu dateng"

yeji menjawab sopan.

"li-lia!"

yeji sedikit berbisik ketika ingin memanggil lia.

"gaperlu bisik-bisik. santai aja"

lino memberikan kalimatnya. setelah mendengar kalimat itu, yeji menjadi lebih bar-bar.

"lia! ini haje bakal pulang besok"

"oh, abis turnamen basket ya?"

"iya anjir. nasional lagi. makin banyak dah tuh fansnnya"

lia mah iya-iya doang.

"syukur deh"

yeji nyengir. sedikit mengerling nakal kearah lia.

"kenapa?"

"nyesel gak li, pernah nolak haje jadi pacar?"

lino yang sedang enak makan bakso langsung keselek denger kalimatnya yeji. lia dengan gercep memberikan botol minumnya.

"hati-hati, pak"

lino hanya diam. masih sedikit terbatuk.

yeji yang merasa meja mereka sedikit canggung, akhirnya memilih untuk berbicara.

"pak lino kok gak ngenotice bu sakura sih? kan bu sakura baik, pak"

lino terkekeh mendengarnya. chan juga menatap lino dengan penasaran.

"gimana ya, saya udah punya tunangan"

yeji terkena serangan jantung. chan juga sih. tapi, enggak terlalu kaget. dia udah bisa nebak dari tatapan mata lino yang terlihat biasa saja ketika melihat rekan kerjanya.

"ini sih kalo admin lambe turah sekolah tau mah mantap"

yeji dengan segera mengambil ponselnya dan memberikan informasi yang baru saja di dapatnya pada somi, si admin lambe turah.

lino cuma geleng-geleng melihat kelakuan salah satu muridnya. dia sedikit melihat kearah lia yang sedari tadi diam.

.
.
.

bel pulang sudah berbunyi, lino sedang membereskan tas dan sesegera mungkin untuk pulang.

"eh, pak lino"

suara sang guru senior, pak jaebum, menghentikan langkahnya. hal itu membuat hanpir satu ruang guru menatap kearah mereka.

"kenapa, pak?"

"saya denger-denger bapak udah punya tunangan ya?"

lino terkekeh pelan. yang lain menunggu jawaban lino. begitu juga bu sakura yang nampak menunggu. semua orang tahu kalau dia yang begitu gencar mendekati lino.

"iya"

"wah, sejak kapan?"

semua kantor guru bergumam tidak percaya. iya, lino emang seterkenal itu di sekolah.

"kenalnya udah agak lama, tapi kalau tunangan baru 2 minggu"

sakura terlihat murung. jelas dia lah yang lebih dulu bertemu dengan lino dan berusaha mendapatkannya. tapi, kenapa si tunangan lebih mudah dalam memiliki lino daripada dia?!

 tapi, kenapa si tunangan lebih mudah dalam memiliki lino daripada dia?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🖇KIMIAWhere stories live. Discover now