Timeless

649 54 0
                                    

Dear Park Jihoon...

Ini adalah sebuah mimpi, saat wajahmu ada dalam benakku, kau berdiri didepan mataku.

Aneh rasanya, bahkan setelah waktu berlalu begitu lama, hatiku terus mengulangi hari-hari itu.

Jika kamu menutup matamu, bagaimanapun kenangan akan membawa kita kembali ke sana.

Harus kukatakan hari ini, namun aku tak bisa mengucapkannya. Bahkan jika kuulurkan tanganku untuk meraihmu, tak ada yg bisa kulakukan.

Aku telah mencoba berkali-kali, aku masih mencintaimu. Aku tidak bisa melihat ini sampai akhir, aku tidak bisa melupakanmu.

Dalam mimpi yang seperti kenyataan ini aku harus melewati hari-hari seperti mimpi buruk.

Tapi mana yg nyata? Duniaku tanpamu, semua yang kuberikan hanyalah impian tentangmu.

Jika kamu menutup matamu, bagaimanapun kenangan, akan membawa kita kembali ke sana.

Aku harus berhenti hari ini. Aku tidak bisa mengabaikan matamu, mekipun aku mencoba untuk melarikan diri, aku tidak bisa melakukannya.

Tak terhitung sisanya, kita hentikan saja sekarang.

Aku tidak bisa menghentikannya sampai akhir. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi, mimpi buruk ini, tidak..

Kenangan ini, yang selalu menyiksaku. Berapa kalipun itu akan terulang, aku menemuimu lagi dengan kembali masuk ke dalam mimpi.

Sama seperti hari ini, aku tidak bisa melepaskan diri dan waktu terus berlalu.

Kenangan yang selalu terkenang, mimpi yang dulu tak terhitung jumlahnya, mari kita memulainya kembali.

Jika ini menuntunku menuju akhir, aku akan terus hidup dalam mimpi ini.

Ini bukanlah yang terakhir.

Kau tau semua yang aku lakukan itu nyata, dan bukan sebuah kepalsuan. Aku mencintaimu, sangat. Dan ku harap kau masih mau menemuiku untuk memperbaiki semua hal yang telah aku rusak.

Aku.Mencintaimu.Park.Jihoon...

Tertanda
—Lai Guanlin





Jihoon melipat kembali surat yang baru saja ia baca, dan menaruhnya di meja rias miliknya. Langkah kakinya membawa tubuhnya menuju jendela apartemen yang menyuguhkan pemandangan hiruk pikuk kota Italia malam ini.

“Ia terlihat seperti tidak memiliki gairah hidup, kau tahu?”

Jihoon hanya menghela nafas panjang sebagai tanggapan dari perkataan temannya yang sedari tadi memperhatikan dirinya di atas ranjang.

“Jangan terus membohongi dirimu Park. Aku tau bahwa ia masih memegang seluruh kendali hatimu.” lanjutnya bersamaan dengan setitik air yang mengalir dari pipi tembam milik Jihoon.

“Kau tau? Ini benar-benar sulit. Menerimanya kembali setelah semua yang terjadi itu benar-benar sulit—

Disaat dirimu terus mendapat kebahagiaan, rasa sayang, dan cinta yang ternyata itu semua adalah kepalsuan, dan hanya sebagai kedok agar menutupi semua kebohongan nya, itu benar-benar sakit.

Aku hanya tidak tahu harus seperti apa terhadap dirinya. Karena bahkan hanya untuk sekedar bertatap mata dengannya saja itu sudah seperti ia terus menyayat hatiku.

Kau boleh berkata bahwa aku berlebihan, namun apa yang harus aku katakan untuk mewakili rasa sakit yang aku rasakan? Itu semua memanglah kenyataan Soobin-ah.”

One Of Our Love [Panwink]✓Where stories live. Discover now