Love The Way You Lie V

337 55 71
                                    

°°°

   Jimin menarik koper miliknya kala perahu yang ia tumpangi telah sampai pada satu rumah bercat hitam dihadapannya, tangannya pun terulur untuk mengetuk pelan pintu bercat putih itu.

Wait!”

Tak berselang lama setelah sahutan tersebut pintu terbuka menampilkan Jihoon dengan piyama bermotif bangun datar tersebut. “Ah Ka Jimin. Masuk dulu ka, ngomong di dalam saja.”

°°°

   Jihoon dan Jimin duduk berhadapan didalam kamar yang Jihoon tempati. Setelah makan malam tadi, keduanya langsung memasuki kamar dan berbincang masalah apa yang membuat Jihoon menjadi sedikit aneh belakangan ini. Jimin hanya datang sendiri, karena Baekhyun dan Chanyeol yang sama-sama sibuk mengingat ia memiliki jabatan yang sangat penting di Korea. Lagipula, Jihoon tidak mempermasalahkan hal itu, toh yang penting salah satu keluarganya mau mendengarkan alasan dibalik sikapnya belakangan ini. Dan meskipun hanya sang kakak, ia yakin kedua orang tuanya akan menanyakan perihal dirinya pada Jimin.

“Jadi?”

Jihoon menatap jengah Jimin yang baru saja melontarkan pertanyaan tanpa jawaban yang jelas itu. “Jadi apa? Kalau bertanya itu yang spesifik dong ka.” jawab Jihoon disertai dengusan sebal.

“Ck! Kenapa kau bersikap aneh belakangan ini?! Kenapa kau seperti menghindari Guanlin?! Kenapa kau nekat pergi dari rumah?! Bahkan sampai mengancam tidak akan pulang jika tidak ada yang ingin mendengarkan alasanmu! Kau tau Jihoon bahkan persiapan pernikahanmu sudah setengah jadi.” Jimin berujar panjang sembari melempar sebuah kartu dengan balutan plastik itu kearah sang adik.

Jihoon mengambil kartu tersebut dengan kedua alisnya yang mengkerut. “Ini apa?”

“Kartu undanganmu bahkan sudah dicetak!”

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.


“Kartu undanganmu bahkan sudah dicetak!”

Mimik wajah Jihoon menyendu, tangannya memegang erat kartu undangan tersebut. Hatinya sakit? Oh tentu saja! Ia mati-matian menahan rasa sakit kala mengetahui bahwa Guanlin berselingkuh, meski dengan kedoknya yang berkata sahabat, berpura-pura tidak mengetahuinya, menjadi seorang yang nampak terlalu gampang dibodohi, dan saat ia sedang mencoba untuk menenangkan pikiran dan hatinya dengan cara sedikit menjauh, kedua orang tuanya juga orang tua Guanlin sudah menyiapkan semua acara pernikahannya. Apa ia benar-benar terlihat bodoh, sehingga takdir sesuka hati bermain-main kepadanya?

Jihoon melempar pelan undangan tersebut sebelum bersandar pada headboard ranjang dengan raut wajahnya yang kusut. “Ka, kenal Elkie Chong?”

Jimin menaikkan satu alisnya. “Kau ini kakak tanya tentang ada apa dengan dirimu belakangan ini, Kenapa kau malah bertanya—”

“Jawab saja ka.”

“Kenal. Lalu—”

“Guanlin dan Elkie menjalin hubungan. Mereka adalah sepasang kekasih. Guanlin— berselingkuh.”

Jimin yang tadinya ingin protes karena perkataannya selalu dipotong begitu saja, mendadak terdiam. Ia menatap Jihoon yang juga sedang menatapnya. Kini ia melihat bagaimana raut wajah yang kerap tersenyum cerah itu menyendu, bahkan kedua matanya berbinar siap menumpahkan cairan bening itu.

“Awalnya aku percaya saja saat Guanlin berkata bahwa mereka adalah sepasang sahabat kecil. Namun semakin lama, aku berpikir dan teringat dengan fakta bahwa Guanlin bahkan tidak memiliki sahabat perempuan sejak kecil. Sampai Shuhua berkata bahwa Elkie pernah merebut kekasihnya, aku mulai mencari tahu tentang keduanya dan aku mengetahui satu fakta, jika Guanlin dan Elkie memang menjalin suatu hubungan.

Aku hanya diam berpura-pura tidak tahu agar Guanlin tidak benar-benar pergi meninggalkanku. Aku sangat mencintainya kak. Jadi aku membiarkan ia bersama Elkie, bahkan kau tau kebiasaan kami setelah berpergian benar? Yeah, malam harinya ia akan pergi meninggalkanku hanya untuk makan malam bersama kekasihnya.

Aku tidak mempermasalahkan itu meski statusku adalah tunangannya. Sampai kalian berkata bahwa akan membicarakan perihal pernikahan pada kami berdua. Tentu saja aku tidak bisa, karena statusnya yang berselingkuh. Itu mengapa aku menolak!

Lagipula jika memang ia sudah tidak mencintaiku buat apa ia masih mempertahankan status kami? Kenapa juga ia tidak menolak menuju jenjang pernikahan? Aku— aku benar-benar tidak bisa.

Pergi dari rumahpun aku harus mempertimbangkan banyak hal kak. Juga agar kalian mau mendengarkan alasanku dibalik penolakanku tempo hari.”

Jihoon menunduk menyembunyikan air matanya yang mengalir perlahan, kedua tangannya pun ikut menutupi wajahnya. Ia benar-benar kacau.

Kalian tahu? Hatinya lega. Lega sekali! Setelah sekian lama ia memendam segala rasa sakit yang ia alami, akhirnya ia bisa menumpahkannya pada sang kakak, yang ia yakin merupakan orang yang tepat. Seperti kau yang kembali menghirup oksigen setelah sekian lama berada dalam air.

Jimin bungkam, mengapa kisah cinta sang adik begitu rumit? Mengapa ia baru mengetahui kisah sang adik sekarang? Mengapa? Mengapa? Mengapa?

Terlalu banyak kalimat pertanyaan ‘mengapa’ berada dalam benaknya yang membuatnya hanya bisa menarik sang adik dalam pelukannya.

“Jihoon ingin berhenti kak. Jihoon ingin lepas dari segala permainan tak berujung ini, bantu Jihoon untuk berhenti, hiks.”

“Kakak ada pada pihakmu, biar kakak yang akan berbicara pada mami dan papi. Kau jangan khawatir oke?”

°°°

   Pagi itu suasana dalam mansion mewah keluarga Lai nampak tegang, dengan Tuan Lai yang menatap tajam putra tunggalnya.

“Keluarga Park pagi tadi menelpon Papa, mereka bilang ingin membatalkan acara pernikahan. Juga mereka berkata bahwa Jihoon ingin memutuskan hubungan denganmu.”

Guanlin terkejut? Tentu saja! Tunangannya hilang kabar selama beberapa minggu terakhir, lalu tiba-tiba keluarganya memberi kabar tentang pemutusan hubungan keduanya. Ia merasa— entahlah mungkin lega, sedih, marah, dan—















Kosong?

Ia tak tahu pasti. Oh! Tapi lihatlah raut wajah menyesal itu. Apakah ia baru saja menyadari segala perbuatannya?

Apakah kalimat yang menyatakan bahwa ‘Kau harus kehilangan seseorang untuk menyadari bahwa kau juga mencintainya’, itu benar adanya?

Ia akan memperbaiki segalanya, jika ia memiliki sebuah kesempatan. Tetapi, akankah ada kesempatan itu?

Dan apakah jika bisa ia mengulang waktu, itu akan terjadi?




























Sepertinya kau benar-benar merasa kehilangan ya tuan muda Lai?




















To be continued...




E N D













Semoga bener end:') ahehehe, gajelas banget serius deh. I'm not satisfied with this part, tbh. Jadi sorry kalau emang gak nge-feel.

Tapi emang kayaknya gajelas part nya, ahaha, banyak ku skip skip biar cepet kelar.

Ragu dah ini pengen tbc atau end wkwk... Next liat aja ya bakal jadi epilog apa gmna wkwk

Makasih support dari kalian di part² sebelumnya, aku gak bisa berenti bilang makasih ke kalian, luv ya all♡♡♡

One Of Our Love [Panwink]✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora