2 Years Passed

567 51 0
                                    

«h a r e a d♡»

   Jihoon memasuki Jangraeshikjang dengan sebuket bunga baby breath dengan campuran lily putih yang ia beli sebelumnya di toko bunga langganannya. Ia menaruh buket itu disamping bingkai foto diiringi senyum sendu.

Ia melakukan salam dan juga berdoa sebentar sebelum akhirnya duduk dan membuka percakapan. “Hai. Aku kembali.” sapanya dengan suara bergetar.

Air matanya menggenang begitu saja meski ia baru sekedar mengucapkan kata sapaan. “Hari ini tanggal 11 November. Dan hari ini tepat 2 tahun kepergianmu, 2 tahun akhir kebersamaan kita, hiks.” air matanya meluruh, isak tangis itu menggema di ruangan yang memang sepi karena hanya ada dirinya.

“Dua tahun lalu, kamu berjuang mati matian demi menyelamatkanku, hingga akhirnya kau pergi meninggalkanku, aku merindukanmu, hiks. Aku merindukanmu Guan.”

Jihoon menutup mulutnya menggunakan punggung tangan kanannya guna meredam isak tangisnya yang semakin lama semakin tak terkontrol.

“Dua tahun berlalu dan rasa ini masih sama untukmu hiks. Masih sama dengan terakhir kalinya aku bersamamu.”

“Terimakasih sudah menyelamatkanku, terimaksih sudah mau berjuang hiks, terimakasih sudah mau mengorbankan hidupmu untukku, terimakasih hiks, aku sangat merindukanmu, sangat. Dan aku mencintaimu, hiks. Semoga kau bahagia di atas sana.”

Jihoon melakukan Jeol sebanyak dua kali sebelum bergerak untuk mencium foto di dalam bingkai itu dengan penuh perasa, kemudian ia beranjak meninggalkan Jangraeshikjang.

▪▪ ▪ ▪▪


   Sang surya perlahan menenggelamkan dirinya di ufuk barat, memberikan kesan senja yang damai dengan warna yang memanjakan hati membuat para makhluk Tuhan yang melihatnya terkagum-kagum dengan keindahannya.

Ya kau akan mengaguminya jika saja kau dalam suasana hati yang baik. Tetapi tidak bagi seorang Park Jihoon, itu tidak berlaku padanya untuk saat ini. Terlebih ia memiliki kenangan buruk di laut ini.

Meski kini ia sedang berdiri mengarah matahari yang sedang tenggelam secara perlahan, air matanya tak berhenti mengalir.

Kenangan menyakitkan itu kembali terulang.

Dimana kala itu ia sedang menaiki perahu di laut ini dengan sang kekasih, Lai Guanlin, juga sang pemilik perahu.

Tiba-tiba sebuah ombak besar menghantam perahu mereka hingga terbalik dan membuat keduanya pun jatuh kelaut.

Jihoon dan Guanlin sama-sama tidak bisa berenang.

Saat itu dengan sekuat tenaga, Guanlin menahan tubuh Jihoon agar tidak tenggelam.

Gelombang ombak terus menghempas tubuh Guanlin, namun ia tak ingin melepas tubuh Jihoon.

Guanlin sudah tidak sadarkan diri saat mereka diselamatkan. Sempat dilarikan kerumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Dan kini dua tahun berlalu, namun rasa cinta Jihoon pada Guanlin tidak pernah berkurang barang 1% pun.

Meskipun sudah tak sesering dulu, tetapi Jihoon tak pernah absen untuk mengunjungi rumah peristirahatan terakhir Guanlin setiap kali peringatan kematiannya, peringatan anniversary mereka, dan saat saat tertentu.

“Aku berharap dikehidupan selanjutnya kita dipertemukan kembali dalam keadaan saling mencintai satu sama lain sama seperti terakhir kalinya. I hope for your happiness, I love you.”

Dan tenggelamnya sang surya dengan sisa warna jingga yang dipadukan dengan hitam dan biru langit menjadi saksi bahwa cinta seorang Park Jihoon pada Lai Guanlin begitu besar.

E N D

Lagi pengen sedih²an ah wkwk...

Mo'on maap juga nih klo kebanyakan narasi dibanding percakapan;v

Ada yang kenal Jenica Nam? Iya ini kisah nya dia sama pacarnya Franco.

Lagi pengen ngetik, sambil nyari² inspirasi, eh kedapet kisah mereka and yeah...

Btw gua gak tau pasti sih cowoknya meninggal Januari apa November, eh tapi kayaknya November deh, eh tapi gak tau deh. Soalnya jenica nya baru bikin sg kemaren. Tapi ini kejadiannya bulan november.

Jangan heran klo misalnya mungkin cerita gue emng melow² jijay, gue tipikal orang melankolis soalnya wkwk.

*Jangraeshikjang : Rumah duka
**Jeol : Penghormatan

One Of Our Love [Panwink]✓Where stories live. Discover now